Betun, VoxNtt.com-Banjir bandang akibat badai Seroja yang menghantam daerah pesisir kabupaten Malaka menyisakan cerita pilu.
Harta benda, rumah dan kebun milik masyarakat ludes terbawa banjir yang terjadi pada Minggu dini hari 4 April 2021.
Terdata, ada 11 orang meninggal, ratusan hewan ternak hanyut terbawa arus banjir dan ribuan rumah rusak berat.
Di balik badai itu, ada kesaksian rohani yang dialami oleh Rosalinda Luruk. Janda usia senja itu selamat dari terjangan banjir. Rosalinda mengaku dirinya selamat oleh pertolongan Tuhan Yesus.
“Moromak Mak tulun Hau, sehingga hau bele selamat (Tuhan yang tolong saya, sehingga bisa selamat),” kata nenek Rosalinda.
Rumah Rosalinda persis di bantaran kali Wedik, Desa Bereliku, Dusun Kotafoun B, Kecamatan Malaka Tengah. Rumah darurat sempit miliknya itu dihuni bersama seorang anak dan cucunya.
Rumah Nenek Rosalinda beratapkan alang-alang dan berdinding pelepah lontar. Saat ditemui oleh Voxntt.com, rumah itu terlihat miring dan hampir roboh.
“Saat banjir kemarin, empat tiang rumah ini tagoyang kuat. Hampir terbawa arus banjir,” kisah Sius, anak laki laki dari nenek Rosalinda Luruk.
“Saya dan nenek Lotu pegang di tiang rumah saja. Pasrah saja sambil berdoa kepada Tuhan Yesus dan bunda Maria,” kata Nenek Rosalinda Luruk, sambil mengusap air matanya.
Peluk Patung Keluarga Kudus
Saat banjir datang, Nenek Rosalinda mengaku shok, namun ia tidak kehilangan harapan. Nenek yang diperkirakan berusia 90 tahun itumemeluk patung keluarga Kudus Nazareth: Yesus, Maria dan Yosep.
Nenek Rosalinda Luruk bercerita, tangan kanannya memegang erat pada tiang rumah yang diterjang banjir sementara tangan kirinya memeluk erat patung tersebut.
“Saya bersama Tuhan Yesus dan bunda Maria, saat itu Nai Maromak no Hau (Tuhan bersama saya),” ungkap nenek Rosalinda Luruk, sambil memeluk erat patung keluarga Kudus Nazareth yang diyakini olehnya adalah penolong.
Menurut pengakuan Sius anaknya, saat banjir menerjang, dia tidak berada di rumah. Katanya, saat itu ada keluarga yang berduka, sehingga dirinya berada di rumah duka untuk melayat.
“Saya datang mama berdua sudah lemah bertahan memegang tiang rumah. Sedangkan ponakan saya di pundak mama. Air hampir dua meter tingginya,” cerita Sius.
Spontan Sius langsung berusaha menyelamatkan nenek Rosalinda Luruk bersama kakak Rosalinda Luruk, nenek Lotu dan ponakannya.
Dengan sekuat tenaga, Sius berusaha meraih tangan ibunya untuk menaikkan ibunya ke atas loteng rumah. Menurut Sius, proses penyelamatan sangat susah, karena arus banjir yang begitu deras.
Pilihan yang sulit terjadi saat itu. Sius harus berusaha menyelamatkan tiga orang yang sudah lemah dan bertahan dua jam lamanya di dalam rumah yang diterjang banjir.
“Mama sudah pasrah saat itu. Mama bilang tolong selamatkan saja cucu saya, biarkan mama berdua hanyut terbawa banjir. Kami sudah tua. Cukup sudah menikmati pahit manisnya hidup ini,” kisah Sius sambil menetaskan air matanya.
Sius rupanya ada kekuatan baru setelah mendengar pesan dari sang ibu. Tangan ponakannya dia raih, lalu dengan kekuatan penuh, menaikkannya ke atas loteng rumah.
Setelah itu, ibunya yang masih bertahan dengan tangan kirinya erat memegang patung keluarga Kudus Nazareth itu diselamatkan juga. Terakhir adalah nenek Lotu, Kakak ibunya, Rosalinda Luruk.
Mereka bertiga akhirnya dapat diselamatkan, namun harta benda dan stok makanan yang baru saja dipanen (jagung) hanyut terbawa arus banjir.
“Tuhan Yesus dan bunda Maria Terima kasih atas pertolongan-Nya. Saya diselamatkan, karena iman akan Yesus Kristus dan terus memohon saat banjir itu datang.
Bunda Maria, bunda Allah, terima kasih saya dan keluarga selamat,” ungkap nenek Rosalinda Luruk.
Penulis: Frido Umrisu Raebesi
Editor: Irvan K