Vox NTT- Amerika Serikat sebagai sekutu utama Israel dilaporkan memblokir rapat darurat Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB).
Padahal, seharusnya rapat untuk membahas solusi kisruh antara Negara Israel-Palestina yang kian memanas tersebut dijadwalkan Jumat, 14 Mei 2021 lalu.
China pun menyesali langkah Amerika Serikat memblokir pernyataan Dewan Keamanan PBB tentang perseteruan Israel-Palestina.
Padahal, organisasi itu sudah mendesak upaya internasional yang lebih besar untuk menghentikan pertumpahan darah.
BACA JUGA: China Penjarakan 630 Imam Muslim dalam Operasi di Xinjiang
China juga bersedia menjadi tuan rumah pembicaraan antara perwakilan Israel dan Palestina.
Menteri Luar Negeri China Wang Yi, Minggu (16/05/2021), menyebut, China saat ini menjabat sebagai ketua bergilir DK PBB.
“Sayangnya, hanya karena halangan satu negara, Dewan Keamanan belum dapat berbicara dengan satu suara,” kata Wang Yi seperti dikutip CNN Indonesia dari AFP.
BACA JUGA: Perempuan Uighur Diduga Diperkosa, Amerika dan Inggris Kecam Negara China
China juga meminta Amerika Serikat untuk memikul tanggung jawab yang semestinya.
Wang mendesak segera dilakukan gencatan senjata dan menyerukan Dewan Keamanan untuk mengambil tindakan tegas, termasuk mengulangi dukungan untuk solusi dua negara.
Dia mengatakan bahwa China, yang telah memperluas perannya di dunia, akan menyambut baik menjadi tuan rumah pembicaraan antara perwakilan Israel dan Palestina.
Sebagai informasi, DK PBB sendiri sudah menggelar dua pertemuan tertutup untuk membahas peningkatan ketegangan antara Israel dan Palestina dalam sepekan belakangan.
Dalam pertemuan itu, Amerika Serikat sebagai sekutu kuat Israel mencegah upaya DK PBB untuk mengeluarkan pernyataan berisi desakan mengakhiri kekerasan.
BACA JUGA: China dan Tiga Negara Terlibat Bentrok dalam Pertemuan PBB terkait Muslim Uighur
Perwakilan Amerika Serikat menyatakan bahwa tim negaranya sedang melakukan diplomasi di balik layar.
Menurut Amerika, pernyataan DK PBB itu akan kontraproduktif dengan upaya negaranya.
Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, juga telah berbincang dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk menyampaikan harapan agar pergolakan di kawasan cepat berakhir.
Namun, ia menekankan bahwa Israel berhak mempertahankan diri dari serangan roket Hamas. (Ardy Abba)