Borong, Vox NTT- Abubakar Nasidin, anggota DPRD Manggarai Timur mendesak Dinas PUPR segera menuntaskan proyek air minum senilai 2,7 Miliar di Desa Rana Masak, Kecamatan Borong.
Pasalnya, proyek air minum bersih tampak mubazir karena airnya tidak jalan.
Politisi PKS itu mengaku sudah ada Pansus LKPJ Bupati Tahun Anggaran (TA) 2020 lalu. Tim Pansus DPRD pun sempat meninjau lokasi air bersih di Desa Rana Masak.
“Saya coba konfirmasi dengan Kades Rana Masak tadi beliau mengatakan iya ada Tim Pansus DPRD untuk LKPJ Bupati Tahun Anggaran 2020 ke Desa Rana Masak dan Pak Kades sempat ajak mereka mampir di rumahnya dan memang pada saat itu air minum tersebut tidak jalan,” kata Abubakar melalui pesan WhatsApp, Kamis (20/05/2021) malam.
BACA JUGA: Proyek Air Minum Bersih Senilai 2,7 Miliar di Matim Mubazir
Menurut Anggota Komisi A itu, Dinas PUPR mestinya lebih peka. Semua bentuk pembangunan kalau sudah selesai masa pengerjaannya, wajib dilihat asas manfaatnya.
“Kalau waktu pengerjaannya sudah selesai tetapi tidak dimanfaatkan, itu yang menjadi persoalan,” imbuhnya.
Sementara Kepala Desa Rana Masak Fransiskus Hada mengaku dirinya mendapatkan informasi dari Kades Golo Tolang bahwa air tidak mengalir karena pipa sudah putus di tengah sawah di Golo Tolang.
Kades Frans mengatakan, sampai saat ini warga Desa Rana Masak masih krisis air minum bersih.
Sebab itu, ia meminta agar dinas terkait sesegara mungkin untuk memperbaiki pipa air tersebut.
“Ini proses pengerjaan, paling kurang namanya proyek itu kan ada pemeliharaan to. Sekalipun masa pemeliharaan itu paling kurang kan bertanggungjawablah,” kata Kades Frans.
Terpisah, Kepala Dinas PUPR Matim Yos Marto mengatakan, pada Senin, 24 Mei 2021, proyek tersebut mulai dilanjutkan termasuk di Wae Purung, Wae Niki, dan Wae Wikul.
Ketiga titik mata air itu dioptimalkan untuk bisa disatukan sebagai sumber air bersih.
“Hari Senin ini mulai kerja sudah,” ujar Kadis Marto kepada VoxNtt.com di ruang kerjanya, Jumat (21/05/2021).
Termasuk, lanjut dia, pembenahan beberapa pipa yang tekanan airnya tidak bagus.
Perlu diketahui, proyek pengembangan jaringan perpipaan itu dikerjakan oleh PT Arison Karya Pratama, dengan konsultan perencanaan CV Bayu Pratama.
Proyek itu bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK) tahun 2020, dengan kontrak awal kerja 9 September 2020 dan berakhir pada 18 Desember 2020. Nomor kontraknya, yakni 82.02.06/PPK.CK-DPUPR/IX/2020.
Penulis: Filmon Hasrin
Editor: Ardy Abba