Ruteng, Vox NTT- Hujan lebat mengguyur wilayah Kabupaten Manggarai sejak Rabu (27/01/2021) sore hingga Kamis (28/01/2021) pagi.
Hujan sepanjang malam itu menyebabkan longsor dan satu rumah warga di Dusun Laru, Desa Manong, Kecamatan Rahong Utara nyaris roboh. Rumah tersebut milik Petrus Wagut (70).
Sejak bencana yang terjadi akhir Januari lalu itu, salah satu tiang rumah Petrus masih menggantung di atas tebing bekas longsoran.
Hingga kini, tanda-tanda perbaikan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Manggarai pun belum muncul.
Bencana ini kemudian ramai dibahas dalam rapat paripurna ke II DPRD Manggarai, Kamis (27/05/2021).
BACA JUGA: DPRD Didesak Pantau Kinerja BPBD Manggarai
Aanggota DPRD Manggarai Silvester Nado, dalam kesempatan tersebut, angkat bicara terkait bencana longsor yang menimpa rumah Petrus Wagut.
Silvester pun mendorong agar BPBD Manggarai segera berkoordinasi dengan Dinas PUPR untuk secepatnya menangani kondisi tersebut. Koordinasi penting dilakukan jika anggaran BPBD terbatas untuk penanganan bencana longsor.
“Seharusnya penanganan kondisi ini menjadi skala prioritas karena mengancam keselamatan manusia,” tegas Silvester.
“Sebagai salah satu wakil masyarakat kita siap menjalankan peran kontrol dalam menjalankan agenda pembangunan untuk kemaslahatan masyarakat Nucalale yang kita cintai,” imbuhnya.
Kemudian, Anggota DPRD Manggarai lain, Paulus Jemarus, juga turut angkat bicara.
Paulus mengatakan, longsor di Kampung Laru, Desa Manong, Kecamatan Rahong Utara ada di jalan utama kecamatan, tepatnya di samping rumah milik Petrus Wagut.
“Mestinya memang pada saat pengerjaan proyek di awal itu harus dibuat tembok penahan tanah,” tandas politisi Hanura itu.
Menurut dia, kekuarangannya ada di BPBD Manggarai, di mana identifikasi masalahnya yang tidak cukup.
Dalam proses identifikasi masalah, kata dia, mestinya BPBD harus tahu apakah tempat bencana itu ada pada milik masyarakat atau pemerintah.
“Mungkin pemerintah segera ambil alih untuk dibuatkan TPT,” tegas Anggota DPRD dari Dapil Rahong Utara-Wae Ri’i itu.
Senada dengan Silvester dan Paulus, Anggota DPRD Manggarai, Eber Ganggut ketika dikonfirmasi mengatakan, kebijakan bantuan bencana oleh BPBD memang tidak selalu utuh. Terkadang hanya semen. Sedangkan pasir dan lain-lain dilakukan secara swadaya.
Sebab itu, Eber mendorong agar penanganan bencana longsor tersebut segera ditangani Dinas PUPR, untuk kemudian dibahas pada APBD Perubahan.
“Saya pikir semua bencana alam yang berdampak baik umum maupun pribadi seyogianya harus mendapat perhatian pemerintah,” tegas politis PAN itu.
Eber kembali mengingatkan agar bencana longsor yang menimpa rumah milik Petrus Wagut di Dusun Laru segera ditanggapi serius oleh Pemkab Manggarai.
Sebab, ia menilai longsor ini terjadi akibat dari perluasan dan penggusuran pelebaran jalan.
Jika tidak segera ditangani, maka Eber khawatir bakal terjadi bencana lanjutan.
“Solusinya dibuat bronjong atau tembok penahan. Memang ada bantuan pemerintah dari BPBD berupa semen. Dinas Sosial berupa beras. Terkait material yang lain tentu tidak dapat kita bebankan kepada masyarakat yang berdampak karena kondisi ekonomi mereka juga memprihatinkan,” tegas Anggota DPRD dari Dapil Rahong Utara-Wae Ri’i itu.
Sementara itu, kepada Ebert, Kepala BPBD Manggarai Libert Habut menjelaskan, bantuan kepada Petrus Wagut hanya secara tanggap darurat.
Sesuai kewenangan BPBD, kata dia, bantuan hanya berupa material non lokal yakni semen.
“Tidak bisa bantu secara permanen,” jelas Libert.
Ia pun sependapat, jika ingin dibuatkan permanen maka harus didorong ke Dinas PUPR.
BPBD hanya membuat surat pernyataan bencana untuk menjadi dasar dari Dinas PUPR merencanakan pembuatan TPT.
Terpisah, Bupati Manggarai Herybertus G.L Nabit mengatakan, BPBD dan Dinas PUPR akan turun melihat secara langsung kondisi bencana yang menimpa rumah milik Petrus Wagut tersebut.
“Tadikan disampaikan bahwa nanti Dinas PU dan Bencana Alam akan turun dulu toh untuk lihat lokasi,” ujar Bupati Nabit kepada wartawan usai rapat paripurna.
Penulis: Leo Jehatu
Editor: Ardy Abba
BACA JUGA: