Kupang, VoxNtt.com-Secara mengejutkan PDIP memberikan dukungan kepada Kandidat Takem Raja Pono dan Herman Hegi Radja Haba (TRP-Hegi) di Pemungutan Suara Ulang, awal Juli mendatang.
Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) yang sejak awal memilih diam, akhirnya mengalihkan dukungan politik kepada pasangan Nomor urut 3, Takem Radja Pono–Herman Hegi Radja Haba (TRP–Hegi).
Dukungan PDIP ini tertuang dalam Surat Keputusan perihal Instruksi Pemenangan Pilkada Kabupaten Sabu Raijua dalam Pemungutan Suara Ulang (PSU), hari ini, Selasa 29 Juni 2021. Surat Keputusan tersebut, ditandatangani Ketua DPP PDIP, Bambang Wuryanto dan Sekjen Hasto Kristiyanto.
Ada lima poin yang ditekankan dalam surat tersebut, intinya memerintahkan seluruh pengurus dan kader baik di legislatif maupun eksekutif untuk memenangkan pasangan Takem Radja Pono–Herman Hegi Radja Haba.
Pengamat Sosial Politik asal Undana, Lasarus Jehamat, (29/06) malam mengatakan, meski bagian dari keputusan itu dinilai telat, PDIP memiliki pertimbangan berbasis survei. Dukungan itu, kalkulasi dan pertimbangan yang matang.
“Bagi saya, pilihan mendukung Takem oleh PDIP lebih ke soal kalkulasi pragmatis dan bukan ideologis. Karena bersifat pragmatis, maka sulit bagi Takem untuk mendapat dukungan penuh dari kader dan simpatisan PDIP Sabu,” ujar Lasarus.
Meski, demikian Lasarus, kegagalan Orient juga merupakan kegagalan PDIP. Jadi, agak sulit pemilih menerima PDIP di sana. Namun hal demikian bisa diatasi dengan gerakan turun gunung seluruh kader PDIP.
“Itu bisa disiasati kalau ada semacam gerakan turun ke Sabu elite PDIP NTT. Saya dengar, pengurus PDIP NTT mau turun,”
“Menurut saya, fokus mereka bukan bertemu Takem tapi meyakinkan pemilih, bahwa Takem adalah pilihan pas dan tepat untuk Sabu lima tahun ke depan,” tandasnya.
Terpisah, Yohanes Jimy Namy, Dosen Ilmu Politik Undana menyebut, arah dukungan parpol pada pilkada tentunya punya kalkulasi politik tersendiri.
“Entah itu kemapanan tokoh, sokongan dana, arah dukungan grassroot yang diperkuat hasil survei. Resources ini potensial untuk dikapitalisasi sebagai sebuah kemenangan. Hemat saya, khusus PSU Kabupaten Sabu Raijua secara politis, kekuatan politik yang ada tidak lagi merujuk pada periodesasi kepemimpinan sebelumnya,” ujar Jimy, Senin malam.
Menurutnya, hal itu merujuk pada hasil Pilkada Desember 2020 lalu yang kemudian hasilnya dianulir MK karena persoalan kewarganegaraan.
“Jadi secara politis status incumbent tidak ada lagi dan ini bagian dari realita politik. Jadi kalau PDIP mengarahkan dukungan kepada TRP-Hegi bagi saya sudah punya kalkulasi sendiri, bisa saja karena kekuatan politik yang ada cukup cair sehingga masing-masing pasangan yang tersisa mempunyai peluang yang sama sebagai pemenang pada PSU Kabupaten Sabu,” tandasnya.
Penulis: Ronis Natom
Editor: Boni J