Vox NTT – Presiden Iran Ebrahim Raisi mengatakan bahwa pemerintahnya siap untuk bekerja sama dengan China dan Rusia untuk membangun “stabilitas dan perdamaian” di Afghanistan.
Kelompok Taliban telah berhasil merebut kota-kota besar Afghanistan hanya dalam 10 hari, dicapai dengan pertumpahan darah yang relatif sedikit, menyusul penarikan pasukan Amerika Serikat dari negara tersebut.
“Iran siap bekerja sama dengan China untuk membangun keamanan, stabilitas, dan perdamaian di Afghanistan dan berjuang untuk pembangunan, kemajuan, dan kemakmuran rakyatnya,” kata Raisi kepada Presiden China Xi Jinping dalam panggilan telepon yang diprakarsai dari Beijing. Demikian dirilis situs berita detik.com, seperti diberitakan kantor berita AFP, Kamis (19/8/2021).
Sementara itu dalam panggilan telepon dengan Presiden Rusia Vladimir Putin, Raisi juga menyatakan kesiapan Iran untuk “kerja sama apa pun guna membangun perdamaian dan ketenangan di Afghanistan”.
“Kami percaya semua kelompok Afghanistan harus bekerja sama … dan mengubah penarikan AS menjadi titik balik bagi perdamaian dan stabilitas abadi di Afghanistan,” kata Raisi.
Iran memiliki hubungan tegang dengan Taliban antara tahun 1996 ketika mereka mengambil alih kekuasaan dan 2001 ketika mereka digulingkan dalam invasi yang dipimpin Amerika Serikat terkait hubungan mereka dengan Al-Qaeda dan serangan (9/11).
Dalam beberapa bulan terakhir, Iran telah menekankan bahwa Taliban harus menjadi “bagian dari solusi masa depan” di Afghanistan.
Sebelumnya pada hari Senin (16/8), Raisi mengatakan “kekalahan” dan penarikan pasukan AS harus “menawarkan kesempatan untuk memulihkan kehidupan, keamanan, dan perdamaian abadi” di Afghanistan.
Kementerian Luar Negeri Iran mengatakan telah mengurangi personel diplomatiknya di Afghanistan, tetapi tetap membuka kedutaannya di Kabul, ibu kota Afghanistan.
Dalam percakapan via telepon dengan Xi dan Putin tersebut, Raisi juga meminta China dan Rusia untuk meningkatkan pengiriman vaksin COVID-19 ke Iran.
Raisi berharap Beijing akan “mempercepat pengadaan jutaan dosis yang dibeli” dan mengatakan kepada Putin bahwa Teheran meminta “lebih banyak pengiriman” atas “keadaan khusus” saat ini.
Secara resmi Iran telah mencatat hampir 4,6 juta kasus infeksi virus Corona termasuk lebih dari 99.000 kematian.
Penulis: Long
Sumber: detik.com