Vox NTT- Seorang tentara Israel, yang bertugas sebagai petugas Polisi Perbatasan, ditembak di bagian kepalanya di perbatasan Jalur Gaza, Palestina , Sabtu pekan lalu. Korban ditembak dari jarak dekat selama kerusuhan berlangsung.
Perdana Menteri (PM) Naftali Bennett meluapkan kemarahannya pada hari Minggu dengan mengatakan Israel akan membalas siapa pun yang menyerang orang-orang negara Yahudi.
Tentara bernama Barel Hadaria Shmueli, 21, asal Be’er Yaakov di Israel tengah,sempatkritis akibat ditembak kepalanya.
“Kami akan menyelesaikan masalah dengan siapa pun yang membahayakan pejuang dan warga sipil kami,” kata Bennett pada awal rapat kabinet mingguan.
“Saya ingin mengirimkan harapan terbaik saya untuk pemulihan yang cepat dan berdoa untuk kesembuhan Barel Hadaria Shmueli, yang terluka oleh seorang teroris di pagar [perbatasan] Jalur Gaza,” kata Bennett, seperti dikutip Times of Israel, Senin (23/8/2021).
Perdana menteri juga mengatakan bahwa setelah konsultasi pekan lalu, lembaga pertahanan siap menghadapi “skenario apa pun.”
“Pada malam hari, IDF [Pasukan Pertahanan Israel] merespons dengan serangan luas di Jalur Gaza. Minggu lalu, saya melakukan penilaian situasi di Divisi Gaza dengan Menteri Pertahanan Benny Gantz dan Kepala Staf [IDF] Aviv Kohavi, dan saya dapat memberi tahu Anda bahwa IDF, Komando Selatan, dan Divisi Gaza siap dan siap untuk skenario apa pun,” imbuh PM Bennett.
Pada hari Minggu, faksi-faksi perlawanan Palestina di Gaza mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka tidak akan menghentikan kerusuhan di perbatasan untuk melawan Israel.
“Kami akan melanjutkan kegiatan tanpa ragu-ragu atau mundur sampai Israel berhenti menyakiti Yerusalem dan rakyat kami di Tepi Barat, dan sampai pengepungan di Jalur Gaza dicabut,” kata mereka dalam sebuah pernyataan pada konferensi pers.
“Israel harus mengambil tanggung jawab hukum dan kemanusiaan.”
Kelompok-kelompok itu juga mengutuk serangan Israel terhadap sasaran Hamas Sabtu malam, menyebutnya “serangan terhadap warga sipil yang tidak berdaya”.
Ayah Shmueli mengatakan hari Minggu bahwa semua yang dia inginkan adalah agar putranya hidup, tetapi mengkritik militer atas “kesalahan” yang memungkinkan para perusuh begitu dekat dengan pagar dan melepaskan tembakan ke arahnya.
“Saya hanya meminta dia hidup, tidak lebih dari itu,” kata ayahnya, Yossi, kepada Channel 12. “Biarkan semua orang Israel berdoa untuk kesembuhannya.”
Video yang disiarkan oleh wartawan Palestina di tempat kejadian sepanjang hari Sabtu menunjukkan ratusan warga Gaza mendekati perbatasan. Beberapa orang Palestina tampaknya berusaha memanjat pagar, sementara yang lain meringkuk di samping penghalang beton.
Kemudian pada hari Sabtu, IDF melakukan serangan udara di empat lokasi penyimpanan senjata Hamas di Gaza sebagai tanggapan atas kerusuhan dan serangan terhadap Shmueli.
Rumah Sakit Sorkoa di Beersheba mengatakan hari Minggu bahwa setelah penembakan itu, Shmueli dikirim ke pusat trauma untuk perawatan dan segera menjalani operasi darurat.
Sumber: Sindonews.com