Vox NTT- Kelompok Taliban menghukum mati seorang warga Afghanistan yang dituduh melindungi saudaranya yang menjadi penerjemah tentara Amerika Serikat (AS).
Di Afghanistan, hukuman mati yang dijatuhkan kelompok Taliban terhadap saudara penerjemah tentara AS dinilai bertentangan dengan jaminan keamanan yang diberikan juru bicara Taliban, Zabiullah Mujahid, dalam konferensi pers pekan lalu, saat kelompok ini berupaya menunjukkan citra yang lebih moderat kepada dunia.
Sementara militer Israel melancarkan serangan udara terhadap posisi Hamas di wilayah Gaza untuk membalas serangan balon api yang memicu kebakaran.
Dalam pernyataannya, militer Israel mengonfirmasi jet-jet tempur mereka melancarkan serangan udara yang menargetkan ‘lokasi pabrik senjata Hamas di Khan Yunis dan pintu masuk terowongan (bawah tanah) teror di Jabalia’.
Balas Serangan Balon Api, Israel Gempur Gaza
Israel melancarkan serangan udara terhadap posisi kelompok militan Hamas di wilayah Gaza pada awal pekan ini.
Serangan udara ini membalas serangan balon api yang diluncurkan dari wilayah Gaza dan memicu kebakaran di dalam wilayah Israel.
Seperti dilansir AFP, Selasa (24/8/2021), eskalasi konflik terbaru antara Israel dan Hamas ini menyusul bentrokan yang pecah di perbatasan pada akhir pekan, yang menewaskan puluhan orang.
Tidak ada laporan korban jiwa maupun korban luka akibat serangan udara Israel pada Senin (23/8) waktu setempat.
Sumber keamanan Palestina menyebut serangan udara Israel ditargetkan di sejumlah area, termasuk Khan Yunis di selatan dan Jabalia di utara.
Menurut sumber tersebut, serangan udara itu memicu kerusakan material di dalam wilayah Gaza.
Kelompok Taliban dilaporkan menjatuhkan hukuman mati terhadap saudara laki-laki dari seorang warga Afghanistan yang pernah menjadi penerjemah untuk tentara Amerika Serikat (AS).
Sang saudara laki-laki itu dituduh membantu AS dan memberikan perlindungan terhadap si penerjemah tentara AS itu.
Seperti dilansir CNN, Selasa (24/8/2021), informasi ini didapatkan CNN dari sedikitnya tiga surat yang memiliki cap Taliban.
Seorang mantan tentara yang pernah bekerja dengan si penerjemah Afghanistan itu mengonfirmasi dinasnya untuk tentara AS dan situasi yang dihadapi saudara laki-lakinya.
Surat-surat bercap Taliban yang didapatkan CNN itu menjadi salah satu contoh yang menunjukkan bagaimana Taliban secara langsung mengancam warga-warga Afghanistan yang pernah bekerja dengan militer AS, atau anggota keluarga mereka.
Taliban Tak Mau Bentuk Pemerintahan Baru hingga Semua Tentara AS Ditarik
Kelompok Taliban tidak akan mengumumkan susunan pemerintahan baru hingga Amerika Serikat (AS) menuntaskan penarikan seluruh tentaranya dari wilayah Afghanistan.
Seperti dilansir AFP, Selasa (24/8/2021), hal tersebut disampaikan oleh dua sumber Taliban kepada AFP pada Senin (23/8) waktu setempat.
“Telah diputuskan bahwa pembentukan pemerintahan dan kabinet tidak akan diumumkan selama masih ada satupun tentara AS di Afghanistan,” ungkap seorang sumber Taliban.
Sumber: Detikcom