Ruteng, Vox NTT – Terpilih menjadi Kepala Desa Beamese periode 2021-2027, Siprianus Tari berkomitmen akan mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Hal itu disampaikannya dalam konferensi pers di posko pemenangannya, Kamis (11/11/2021).
“Sebagai Kades terpilih, saya berkomitmen akan mewujudkan kesejahteraan masyarakat Desa Beamese selama enam tahun yang akan datang. Ini sesuai dengan visi dan misi saya saat mencalonkan diri menjadi kepala desa,” ujar Sipri.
Lebih lanjut, Sipri yang unggul atas keempat calon lainnya itu menegaskan bahwa ia akan berjuang mewujudkan janji-janji kampanyenya bukan hanya untuk mereka yang sudah mendukungnya, melainkan untuk seluruh masyarakat Desa Beamese.
“Pilkades sudah berakhir. Perpecahan akibat Pilkades mestinya berakhir juga. Sebagai Kades terpilih, saya bukan hanya menjadi pemimpin untuk mereka yang sudah mendukung saya, melainkan untuk seluruh masyarakat. Oleh karena itu, perjuangan saya selanjutnya ialah mewujudkan kesejahteraan seluruh masyarakat Beamese. Itulah yang harus diutamakan, bukan kepentingan golongan tertentu saja atau pendukung saya saja,” tegas Sipri.
Untuk mendukung perwujudan visi dan misinya, Sipri mengharapkan dukungan dari semua eleman masyarakat Desa Beamese. Ia mengaku terbuka terhadap berbagai macam kritik dan masukan yang sifatnya membangun. Kritikan dan masukan itu menurutnya sangat penting agar roda pemerintahan bisa berjalan dengan baik. Demokrasi, demikian Sipri, hidup dari kritik. Masyarakat sebagai jantung demokrasi menurutnya harus berani menyampaikan pendapat berupa kritikan dan saran demi pembangunan yang berkualitas.
Dihubungi secara terpisah, Penjabat Sementara (Pjs) Kepala Desa Beamese, Angelus Mon, mengapresiasi kerja sama seluruh masyarakat dan juga penyelenggara Pilkades Beamese atas suksesnya perhelatan Pilkades yang baru saja digelar. Apresiasi secara khusus juga dia berikan untuk Siprianus Tari sebagai kepala desa terpilih. Tugas kepala desa terpilih selanjutnya menurut dia ialah merangkul semua masyarakat demi pembangunan di Desa Beamese. Sedangkan untuk keempat calon lainnya yang tidak terpilih, beliau juga mengharapkan agar tetap mendukung program kepala desa terpilih dengan caranya masing-masing.
Lebih lanjut, Pjs Kepala Desa Beamese itu menghimbau masyarakat untuk tetap menjaga keamanan dan ketertiban usai penyelenggaraan Pilkades. “Apa pun hasilnya, kita harus terima dengan lapang dada. Keamanan dan ketertiban harus tetap dijaga. Itulah yang sejak awal kita ingatkan terus-menerus kepada masyarakat,” kata Angelus.
Seorang warga Beamese, Guido Edwardus Aman (Edward), menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada panitia penyelenggara Pilkades Beamese yang selama ini sudah bekerja keras untuk menyukseskan pemilihan kepala Desa Beamese sehingga dapat berjalan lancar, aman, dan damai. Ia juga memberikan ucapan selamat dan profisiat kepada calon kepala desa terpilih. Selain itu, Edward juga mengharapkan agar kepala desa terpilih bisa membawa desa Beamese menjadi desa yang maju dan mandiri.
Sedangkan untuk para calon yang belum berhasil, Edward mengharapkan agar mereka bisa menerima hasil itu dengan lapang dada sembari tetap menjunjung tinggi rasa perdamaian dan persaudaraan. Lebih dari itu, demikian Edward, para calon yang belum berhasil diharapkan tetap menjalankan fungsi kontrol selama enam tahun yang akan datang demi kemajuan Desa Beamese.
Sebagai informasi, Siprianus Tari adalah Cakades Beamese nomor empat (4). Ia unggul dari keempat calon lainnya dengan perolehan suara 224. Selanjutnya berturut-turut Vinsensius Uba (nomor 2) dan Aloysius Harum (nomor 3) dengan perolehan suara 207, Simon Yansen, calon petahana (nomor 5) dengan perolehan suara 85, dan Klemens Husen (nomor 1) dengan perolehan suara 26.
Media ini sudah mencoba menghubungi keempat calon lainnya yang tidak terpilih untuk dimintai tanggapannya terkait hasil Pilkades yang baru saja digelar, tetapi sampai saat berita ini diturunkan belum ada satu pun yang berhasil dikonfirmasi. Melalui sambungan “telephone”, Vinsensius Uba sempat memberikan tanggapan, tetapi karena kendala jaringan suara yang didengar tidak jelas.
Penulis: Ferdinandus Jehalut