Borong, Vox NTT- Manggarai Timur (Matim) masuk dalam daftar lima (5) kabupaten yang mengalami kemiskinan ekstrem di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
Hal ini menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) yang bersumber pada survei sosial ekonomi nasional (SUSENAS) tahun 2020.
Data yang dihimpun, Matim berada pada persentase 15,43 persen kemiskinan ekstrem. Jumlah penduduk miskin ekstrem di kabupaten itu sebanyak 44.630 orang. Sedangkan jumlah penduduk pada tahun 2021 sebanyak 276.155 jiwa.
Pengamat kebijakan publik dari Politician Academy, Stefan Gandi, pun angkat bicara sekaligus mengkritisi posisi Bupati Matim Agas Andreas di balik penetapan kabupaten dengan kemiskinan ekstrem tersebut.
“Sekarang pertanyaannya, bupati yang sekarang ini Pa Ande Agas, bagaimana dia menyikapi itu. Apakah dia benar-benar bekerja ataukah dia hanya numpang lewat saja. Buat apa saja bupatinya?” tukas Stefan kepada VoxNtt.com, Minggu (14/11/2021).
Bupati Agas, kata Stefan, seharusnya sejak awal memastikan kebijakan bisa bermuara pada perlindungan sosial dan pemberdayaan masyarakat.
Bupati seharusnya berupaya untuk memastikan agar seluruh program penanggulangan kemiskinan mulai dari tahap perencanaan, penentuan alokasi anggaran, penetapan sasaran dan pelaksanaan program tertuju masyarakat miskin.
“Masalah kemiskinan di Matim sudah terjadi dari tahun ke tahun. Ganti bupati sama saja,” tandasnya.
Stefan mencontohkan Elar dan Elar Selatan, daerah yang ia pernah datangi, akses transportasi masih sangat sulit. Ketika musim hujan sering dijumpai ada kubangan di jalan.
“Kondisi ini tentu prihatin, padahal sebentar lagi tahun politik, tahun depan,” imbuhnya.
BACA JUGA: Bupati di Manggarai Raya Diajak untuk Belajar dari Banyuwangi
Tidak hanya posisi bupati, Stefan juga menyoroti keberadaan anggota dewan di Matim. Menurut dia, anggota dewan belum peka terhadap kondisi kemiskinan yang boleh dialami masyarakat Matim.
“Kalau dibilang kemiskinan ekstrem berarti kembali ke masa dulu, lalu yang mereka buat selama ini apa? Harus punya kepekaan tinggi,” tegasnya.
Harusnya, lanjut dia, tidak ada daerah yang mengalami kemiskinan ekstrem di Indonesia, apalagi di Matim setelah melihat beragam potensi yang ada.
Karena itu, Stefan berharap agar ada pemimpin yang mampu berinovasi dan punya pemikiran out of the box. Bupati harus berani keluar dari pola lama yang kaku.
Penulis: Ardy Abba