Betun, Vox NTT– Dalam beberapa kesempatan Simon Nahak selalu menegaskan bahwa bupati di Malaka hanya dirinya dan wakil bupati adalah Kim Taolin.
Hal ini ditegaskannya untuk menekan para pejabat agar tidak boleh bertindak sebagai bupati atau merasa diri dekat dengan bupati Malaka.
“Bupati Malaka hanya satu orang yakni Simon Nahak. Tidak ada bupati kosong tiga atau lainnya,” tegas Bupati Simon.
Ahli hukum perpajakan itu menegaskan juga bahwa dirinya profesional dalam menjalankan tugasnya sebagai Bupati Malaka.
Dia juga mengatakan, politik sudah berlalu dan sekarang saatnya membangun Malaka dengan program SAKTI.
“Saya pakai orang yang mampu, berkualitas dan loyal,” ucap Simon.
Sebelumnya dikabarkan, Pelaksana tugas (Plt.) Kadis Pertanian Malaka Vinsensius Kapu diduga mencatut nama Bupati Simon Nahak dalam memberhentikan dua operator traktor balik tanah atas nama Edmundus Bria Seran dan Ferdinandus Leki Banu.
Dua operator traktor balik tanah milik Dinas Pertanian Malaka itu diduga diberhentikan sepihak oleh Vinsensius. Mirisnya, dua operator tersebut sudah diangkat sah sebagai tenaga kontrak daerah oleh Bupati Malaka, Simon Nahak. Surat Keputusan pengangkatan tersebut diterbitkan pada tanggal 28 September 2021.
BACA JUGA: Pecat Operator Traktor, Plt. Kadis Pertanian Diduga Catut Nama Bupati Malaka
“Kami berdua diberhentikan oleh Plt. Kadis Pertanian Malaka. Alasannya ada perintah dari Bupati Malaka,” kata Edmundus Bria Seran kepada VoxNtt.com, Senin (15/11/2021).
Menurut Edmundus, dirinya bersama rekannya sudah sangat loyal terhadap pimpinan dan dinas terkait.
“Kami mulai bekerja dari bulan Juli tanpa digaji dan belum ada SK. Saya dipanggil oleh dinas untuk mengoperasikan traktor bantu balik lahan masyarakat. Itu kita kerja full tanpa digaji,” cerita Edmundus.
“SK teko baru keluar bulan November. Keluar di awal bulan ini, dan seminggu berikutnya kami berdua dipanggil dan diberhentikan tanpa alasan yang jelas,” lanjut Edmundus diamini oleh Ferdinandus Leki Banu.
Rogerio Nahak, petani asal Dusun Matai, Desa Umakatahan, Kecamatan Malaka Tengah, ikut mengecam kebijakan Plt. Kadis Pertanian ini.
“Kita petani butuh operator berpengalaman untuk menunjang petani dalam proses olah lahan. Om Mundus itu sangat profesional. Mengapa harus dipecat tanpa alasan? Sedangkan beberapa bulan lalu dia menjadi relawan tanpa digaji,” kata Rogerio.
“Tindakan pak Plt. Kadis Pertanian ini seolah mau menghambat program Swasembada pangan dari SNKT. Petani sangat butuh operator untuk balik tanah, menjelang musim hujan ini,” imbuhnya.
Sementara itu, Edmundus Bria Seran hingga kini masih berdiam diri di rumahnya, pasca-dipecat lisan oleh Plt. Kadis Pertanian Malaka.
Penulis: Frido Umrisu Raebesi
Editor: Ardy Abba