Labuan Bajo, Vox NTT- Forum Komunikasi Alumni Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia Nusa Tenggara Timur (Forkoma PMKRI NTT) menggelar kegiatan Rapat Koordinasi Daerah (Rakorda) di Rumah SVD Ketentang Labuan Bajo, Manggarai Barat pada 11-12 Desember 2021.
Kegiatan yang mengangkat tema “Konsolidasi Organisasi Berbasis Pengembangan Ekonomi Kreatif demi Terwujudnya Kemandirian Ekonomi Anggota Forkoma PMKRI” itu dihadiri oleh beberapa pemantik diskusi. Salah satunya adalah Stefanus Gandi, Direktur Indojet Aviasi dan Nasional.
Di hadapan peserta kegiatan, Stefan mengangkat realitas yang kerap dihadapi oleh sebagian pengusaha pemula khususnya orang NTT.
Realitas itu terletak pada internal pribadi itu sendiri yakni pada mindset yang cenderung merasa tidak mampu dan tidak berani tampil percaya diri.
“Sebenarnya kita ini pintar-pintar hanya gugup ketika kemahiran itu kita tidak pertontonkan ke orang banyak, tidak berani tampil, merasa sungkan, merasa tidak mampu bersaing dengan orang lain. Tetapi sebenarnya ketika kita bangkit dan bersaing bersama, saya yakin kita mampu. Dan saya sudah membuktikan untuk level nasional. Ini perlu dikembangkan di NTT tentang karakter mindset bisnis,” jelasnya.
Setelah mindset berhasil tertanam, hal yang tidak kalah penting menurut Stefan, yakni kemampuan melihat gambaran situasi dan kondisi terkini.
Situasi tersebut mesti dimanfaatkan sebaik mungkin agar bisa berdampak positif terhadap keberlangsungan usaha yang ditekuni.
Ia mengungkapkan, potensi pengguna internet di Indonesia cukup besar. Berdasarkan data yang ia peroleh per Januari 2021, total pengguna internet di Indonesia mencapai 96% dari total populasi atau sekitar 195 juta.
Mereka adalah pengguna internet aktif dan semua menggunakan handphone. Dengan situasi itu, maka seharusnya mampu memasarkan produk secara langsung kepada masyarakat umum. Memanfaatkan platform internet tentu saja tidak rumit asal saja mau dijalankan.
“Kalau di kota-kota, itu orang biasa berkecimpung dengan Google AdSense. Jadi, Google AdSense itu menampilkan iklan-iklan yang berbayar tetapi itu bisa dilihat oleh seluruh dunia. Kita mau di mana saja bisa memasarkan produk kita secara online. Kita tidak harus membuka toko, tidak harus mengeluarkan modal yang besar. Cukup memasarkannya lewat online dengan sistem berbayar akal sekurang-kurangnya bisa memanfaatkan platform e-commerce seperti Bukalapak, Tokopedia dan seterusnya. Tetapi kembali lagi star kita adalah mindset dalam melihat peluang usaha,” jelas Stefan.
BACA JUGA: Gelar Rakorda di Labuan Bajo, Forkoma PMKRI NTT Bahan tentang Ekonomi Kreatif
Ia menjelaskan, modal penting dalam sebuah usaha bukanlah pada kekuatan finansial melainkan pada mental dan karakter dari pelaku usaha tersebut.
“Saya pikir modal itu bukan soal uang tetapi soal mental. Kalau sudah berhasil mensugesti pikiran, apapun yang kita inginkan akan bisa terwujud dengan baik,” tuturnya.
Potensi yang Jarang Diperhatikan
Stefan dalam kesempatan tersebut juga memaparkan tentang potensi NTT yang luput dari perhatian pemerintah. Potensi tersebut yakni pada sektor pertanian.
Menurutnya, pemerintah jarang sekali memberikan perhatian lebih terhadap sektor pertanian ini. Padahal, persentase masyarakat yang menekuni profesi pertanian menurut Stefan, mencapai 80 persen.
“Bulan ini saya me-launching media cetak pertanian. Saya fokus ke bidang pertanian. Awal bulan kemarin saya meminta beberapa jurnalis ke beberapa kabupaten di Flores. Yang kita gali adalah sektor pertanian yang mana saya melihat bahwa pemerintah kita kurang memberikan perhatian lebih terhadap sektor pertanian. Ini agak ironis karena masyarakat kita yang berprofesi sebagai petani itu mencapai 80%,” tuturnya.
“Lalu kaitannya dengan bisnis kreatif saya melihat di sektor pertanian itu banyak yang bisa dikembangkan. Kita jangan terlalu berpikir untuk menjadi PNS. Kalau kita menyekolahkan anak-anak kita dan berpikir untuk menjadi PNS itu keliru. Bukan mau mengecilkan PNS itu memang digaji seumur hidup tapi dibandingkan dengan pengusaha jauh berbeda sekali. Waktunya berbeda penghasilan juga limited,” tambahnya.
Ia kemudian mengajak seluruh anggota Forkoma PMKRI NTT untuk bekerja sama dalam hal konsultasi seputar agenda-agenda yang mesti digarap bersama ke depannya.
“Saya membuka diri untuk konsultasi lebih jauh artinya bisa merekomendasikan untuk seperti apa ke depannya karena saya juga akan menggandeng Kampus Unika Ruteng untuk kajian ilmiah berbasis pertanian. Jadi nanti kita bisa lihat potensi apa yang bisa kita kembangkan ke depan. Jadi saya hadir di sini juga membuka diri untuk konsultasi seperti apa yang kita bisa garap bersama ke depan,” tutupnya.
Penulis: Igen Padur
Editor: Ardy Abba