Oleh: Hendra Uran
Sosok Tak Bernama
Aku merasa harus mengangkat namanya
Sebab, setiap detik yang berdentang telah menghanyutkan sempat yang pernah ia ukir di
keningku
Setiap kali jantung yang berdetak selalu ada keringat yang menetes dari tubuhnya untuk
duniaku
Dia adalah perangkai mawar hutan di rumahku
Dia sosok tak bernama
Namun viral dalam setiap langkah dan cerita biografiku…
Surga yang Nyata
Ibu yang ada di rumahku1 sering dan terus-terus mencintaiku.
Ia mencintaiku seperti ia mencintai ayahku dan Tuhannya
Padanya ada kedamaian, lain dari yang lain
1Sosok yang adalah cerita diri
Padanya awal dan mungkin saja akhir hidupku
Mengakses begitu banyak sesak pada kening keriputnya dan tanpa henti bak portal dalam setiap tahap ceritaku
Memantun dan menari setiap kali ada urat yang unjuk gigi di depannya dan menangis
saat lemas mengkhawatirkan
Nakal manja tapi gemas dan tegang tapi asyik, katanya dalam ceritanya
Begitulah kalbunya jika mengolekku sebagai bagian dari koleksi dirinya
Ibu adalah Surga yang nyata buatku dan mungkin yang baca puisi ini
“Surga ada di telapak kaki ibu”