Atambua, Vox NTT-Kelangkaan pupuk subsidi bagi petani di Kabupaten Belu, Provinsi NTT, merupakan masalah serius yang selalu saja dihadapi petani setiap tahun saat memasuki musim tanam.
Kelangkaan pupuk tidak hanya dialami petani tertentu saja tetapi hampir semua petani di daerah itu.
Alih-alih diinstruksikan untuk membentuk kelompok tani agar memudahkan pembelian pupuk melalui penggunaan RDKK serta penyediaan Kartu Tani juga ternyata hanya isapan jempol semata yang tidak memberikan solsusi atas kelangkaan pupuk.
Terkait kelangkaan pupuk di kabupaten Belu, Bupati Belu dr. Agustinus Taolin angkat bicara.
Dalam jumpa pers akhir tahun di Aula Lantai I Kantor Bupati Belu pada 29 Desember 2021 lalu, Bupati Agustinus mengecam adanya informasi yang ia peroleh terkait kelangkaan pupuk di Belu.
Ia memberikan atensi khusus terkait persoalan pupuk karena memang salah satu dari lima program unggulannya adalah di bidang pertanian termasuk penyediaan pupuk gratis.
Namun demikian, kata Bupati Belu, saat ini, jangankan pupuk subsidi, untuk mendapatkan pupuk non-subsidi juga sangat sulit.
Hal tersebut dialaminya sendiri. Sebab Bupati Belu juga saat ini mengolah sawah yang luasnya hampir mencapai 1 hektare.
“Terkait distribusi dan ketersediaan pupuk memang harus kita beri perhatian serius karena dari pusat hingga daerah ada persoalan. Saya sendiri mengalami kesulitan pupuk,” kata Bupati Agustinus.
Karena itu, ia meminta semua pihak untuk sama-sama melakukan pengawasan distribusi pupuk subsidi agar tidak dimanfaatkan oknum tertentu untuk meraup keuntungan.
“Kita beri perhatian serius. distributor atau kelompok tani yang bermain pupuk subsidi, akan ditindak tegas kalau ketahuan,” tegas Bupati Agustinus.
Ia menginstruksikan agar Dinas Pertanian terutama para penyuluh pertanian untuk serius melakukan pengawasan terkait dengan proses distribusi pupuk subsidi di Kabupaten Belu.
Penulis: Marcel Manek
Editor: Ardy Abba