Selamat Datang Nusantara
Selamat datang Nusantara
Tempat harap baru rindu anganku berpijak
Selamat datang Nusantara
Sapaan baru ibukota negaraku
Selamat datang Nusantara
Semoga lahirmu bukan memperpuruk nasib anak keturunan
Selamat datang Nusantara
Doaku, semoga rahimmu jadi gudang harap anak pertiwi Indonesia
21 Januari 2022
Biduk Kertas Nusantara
Di atas kubang genang air rintihan hujan
Biduk kertasku berlayar
Perahu Layar Nusantara, namanya
Menari-tari di permukaan tak berdatar
Berlayar bernahkodakan Sang Rabi
Dari lautan air mata tak berkeadilan ke tepi samudera sejahtera.
Biduk kecil tak kunjung henti mengayuh
Dari tepi ke pusat hati lautan, lalu pusat samudera
Berlayar penuh kendali
Bukan tuk mencari sensasi pun reputasi
Biduk kertas Nusantara
Teruslah berlayar
Pecahkan gelora amukan dunia tak berkeadilan pun tak berkemanusiaan
Hingga kau menenun senyum bahagia anak-cucu, ayah-bunda
Dan keadilan tertanam di setiap jiwa putra-putri Garuda
21 Januari 2022
Bukan sebuah mimpi, hai sobat
Hai sobat, sang musafir muda
Ada embun di bibirmu
Tak pernah lenyap meski terik kian menyengat
Ada bara membara di bola mata
Kian berkobar meski era tak lagi bersahabat
Ada seikat ide gemilang di keningmu
Nyatakanlah itu.
Janganlah ragu-bimbang
Aku selalu bersamamu
Kunyalah buku saku kumpulan wejangan-Ku setiap waktu.
Buku yang tak henti berkumandang
:sahabat, marilah berbagi dan menyeruput segelas kopi perdamaian abadi
21 Januari 2022
*Penulis: Aris Nggawi, alumni mahasiswa STFK Ledalero, Maumwre, NTT, Calon Missionaries of God’s Love (MGL), peminat sastra moderen Nusantara