Kupang, Vox NTT-Direktoral Jenderal Hortikultura menggelar pelatihan untuk puluhan kelompok tani yang berasal dari Kabupaten Kupang, Kamis (31/03/2022).
Pelatihan yang digelar di Hotel Neo Aston Kupang itu bertema ‘Bimbingan Teknis Hortikultura Peningkatan Kapabilitas Pelaku Usaha Hortikultura Wilayah NTT’.
Koordinator Tanaman Jeruk Direktoral Jenderal Hortikultura Indonesia, Farida Nurarini, menjelaskan kegiatan tersebut dilakukan dengan bekerja sama dengan Anggota DPR RI Komisi IV Dapil NTT II, Edward Tannur.
“Saya mewakili Dirjen Hortikultura mau menjelaskan bahwa kita punya program untuk mengembangkan kampung hortikultura dengan komoditas. Kebetulan masing-masing daerah punya komoditas masing-masing seperti jenis sayuran, buah dan tanaman obat, maupun produk hortikultura lain seperti cabe dan bawang,” jelasnya.
Farida mengatakan, kegiatan itu dilakukan untuk menyediakan kebutuhan pangan bagi masyarakat Indonesia.
“Selain mengembangkan kampung-kampung hortikultura tentu kita sangat ingin petani yang menjadi pelaku di masing-masing daerah ditingkatkan kompetensinya. Dalam berbudidaya maupun melakukan usaha tani baik dari hulu maupun ke hilirnya,” ujarnya.
Menurutnya, pendampingan teknis dilakukan sampai kepada bagaimana mengembangkan olahan dari produk produk para petani.
“Hari ini kita melaksanakan bimbingan teknis untuk meningkatkan kapabilitas petani di Kabupaten Kupang, kebetulan ini kita bekerja sama dengan salah satu anggota DPR RI Komisi IV Edward Tannur, jadi ini kita pakai dua jalur yah ada yang reguler langsung ke petani ada yang jalur nonreguler melalui komisi IV. Yang kita lakukan dari dapilnya Pa Edward,” ujarnya.
Dia menjelaskan, proses bimbingan teknis dan pelatihan menghadirkan peneliti dari BTPT Provinsi NTT.
Pelatihan tersebut mengundang narasumber dari BTPT NTT untuk materi peningkatan produktivitas cabe.
“Kita tahu bahwa Kupang ini memiliki peluang pasar yang sangat tinggi. Akses ke pasarnya dekat. Kabupaten penyanggah ibu kota provinsi, itu artinya memiliki potensi besar maka kita ingin petaninya memiliki kompetensi yang lebih baik lagi,” imbuhnya.
Ia menjelaskan, mulai tahun 2021 Dirjen Hortikultura mempunyai program pengembangan kampung hortikultura minimal 10 hektare dari setiap desa atau kampung.
Program itu akan sangat tergantung potensi komoditas masing-masing.
“Secara nasional target kita tahun ini 760 kampung. Sementara di NTT mendapat alokasi 30 hektare pengembangan cabe dan 20 hektare pengembangan bawang, itu artinya akan ada 5 kampung atau desa karena alokasi masing-masing kampung atau desa itu sebanyak 10 hektare tergantung dengan potensi komoditas masing-masing,” tutupnya.
Penulis: Ronis Natom
Editor: Ardy Abba