Mbay, Vox NTT- Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) menggelar Pertunjukan Rakyat Virtual di Kabupaten Nagekeo, Nusa Tenggara Timur (NTT), Selasa (05/04/2022).
Kegiatan yang bertajuk “Peningkatan Sumber daya Manusia menuju UMKM Go Digital” itu dibuka secara langsung oleh Bupati Nagekeo Johanes Don Bosco Do.
Dalam kesempatan penyampaian sambutan, Bupati Johanes mengucapkan terima kasih dan apresiasi kepada Menkominfo Johnny G. Plate atas terselenggaranya kegiatan penularan pengetahuan dan keterampilan khusus terkait penggunaan teknologi komunikasi dan informasi.
Ia mengisahkan bahwa Pemda Nagekeo sudah menjalani tugas berupa pelatihan dan pendampingan pada usaha mikro kecil menengah (UMKM) masyarakat di sana.
Namun, upaya itu kerap berhadapan dengan persoalan riil lapangan berupa keterbatasan akses pada konsumen.
“Kita menyadari selama ini bahwa pemda sudah melakukan pelatihan pendampingan pada UMKM. Mentoknya kita di pasar. Akses kita kepada end user. Informasi mengenai selera, mutu produk, kemasan yang menjadi tuntutan end user (konsumen) sangat terbatas,” tuturnya.
Tidak hanya itu, ia juga menyoroti tentang pola pemasaran yang digunakan oleh pelaku UMKM di wilayah Kabupaten Ngada selama ini. Pola pemasaran masih menggunakan teknik klasik dengan mendatangi kantor-kantor.
Pola demikian menurut Johanes merupakan konsekuensi dari penguasaan teknologi yang jauh dari harapan. Dengan demikian, ia berharap agar kehadiran Bakti Kominfo bisa memecahkan persoalan pemasaran yang dihadapi.
“Oleh karena itu, kehadiran Bakti Kominfo kali ini dengan pelatihan bagaimana pelaku UMKM kita diberikan kemampuan untuk menggunakan teknologi informasi komunikasi ini. Membangun jejaring, menjangkau pasar, mengenal betul selera dan tuntutan konsumen,” harap Johanes.
Ia juga berharap agar seminar tersebut bisa menjadi kesempatan untuk berdiskusi dan saling memberi dan menerima gagasan baik dari sisi teknis pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi maupun hal-hal lain.
Terpisah, Ketua Dekranasda Kabupaten Nagekeo Eduarda Yayik Pawitra Gati memaparkan beberapa poin penting terkait Dekranasda disana.
Menurut istri bupati itu, Dekranasda sebagai sebuah organisasi sangat menginginkan untuk meningkatkan kemandirian ekonomi baik itu individu, keluarga maupun masyarakat di wilayah Nagekeo.
“Beberapa upaya yang kami lakukan antara lain regenerasi, kemudian meningkatkan daya saing, membangun jejaring. Lalu, meningkatkan akses pemasaran dan membangun ekosistim serta memastikan bahwa produk industri kecil dan menengah ini bisa masuk dalam rantai pasok global,” jelasnya.
Lebih jauh, ia menjabarkan terobosan Dekranasda yang dibagi dalam enam poin pokok yaitu, regerasi, daya saing, jejaring, akses, ekosistem dan rantai pasok global.
Pada poin Regenarasi, Dekranasda hadir untuk melatih anak muda berkarya dan berwirausaha. Mendorong munculnya UMKM kaum muda, dan mengembangkan tenunan warisan budaya.
Kemudian agar memilik daya saing, berupa
meningkatkan daya saing produk kerajinan berbasis kearifan lokal dengan selera global melalui pengembangan inovasi, desain kreatifitas dan efisiensi. Seperti pada anyaman lontar, inovasi tenun Raghi Mbay juga kerajinan tempurung.
Sementara pada poin jejaring berupa meningkatkan hubungan kemitraan dan kerjasama dengan lembaga Nasional dan International di bidang industri kerajinan, Dekranasda bekerjasama dengan Dekranasda Provinsi, bekerjasama dengan penyedia modal bank NTT.
Lalu dengan pengusaha Du’anyam untuk kerajinan lontar. Dengan New Eden Flores sedang berproses untuk kerjasama produk kelor yang standar international. Berhubungan dengan desainer yang mengelaborasi tenunan telepoi menjadi baju-baju yang sangat bagus. Kemudian berjejaring dengan pelaku pariwisata dan UMKM itu sendiri.
Lebih jauh, ia menjabarkan upaya mendorong perluasan akses pasar bagi produk-produk kerajinan, pameran produk dalam dan luar daerah, mengikuti Fashion Show serta mendorong pelaku UMKM memanfaatkan teknologi informasi.
Selain itu juga aktif melakukan pendampingan kelompok UMKM agar bisa menjadikan produk UMKM menjadi produk layak jual dan memenuhi tuntutan pasar mulai dari skala lokal hingga global.
Pada kesempatan yang sama, Kadis Koprindag Nagekeo Djawaria Kristidis Maria Simporosa menyampaikan bahwa UMKM harus tangguh di tengah Pandemi Covid-19 agar memberikan dampak yang baik terhadap kehidupan masyarakat.
“Permasalahan dan tantangan UMKM yaitu aksebilitas, manajemen, permodalan, teknologi, bahan baku, informasi dan pemasaran. Infrastruktur, birokrasi dan pungutan, kemitraan. Dari persoalan tersebut, yang paling berdampak adalah modal usaha dari investasi maupun modal kerja,” ujarnya.
Sementara itu, lanjut Kristidis, Pandemi Covid-19 menyebabkan sektor ekonomi termasuk UMKM mulai resah dan lesu. Kondisi demikian mengharuskan pelaku usaha mencari strategi yang tepat untuk keberlangsungan usaha serta tetap mampu memenuhi kebutuhan harian.
Ia pun meminta kepada para pelaku UMKM untuk tidak berputus asa mempromosikan produk lewat berbagai platform medsos dan bekerjasama dengan e-commers seperti gofood dan grabfood serta terus mencari tahu apa yang diinginkan pelanggan.
Terpisah, Pemimpin Bank NTT cabang Mbay Mathias Narab Tifaona menekankan pada peningkatan SDM menuju UMKM Go Digital.
Menurut Mathias, Bank NTT melakukan dua grand strategis yaitu menurunkan angka kemiskinan dan pengangguran melalui pembiayaan UMKM berbasis potensi lokal dan berorientasi industri dan percepatan pertumbuhan ekonomi daerah melalui pembiayaan infrastruktur dan industrialisasi komoditi unggulan.
“Salah satu yang dimiliki Bank NTT sekarang adalah layanan mobile banking, SMS banking dan sebagainya yang menggunakan jaringan internet. Ini membuktikan Bank NTT juga sudah Digital,” jelasnya.
Penulis: Igen Padur
Editor: Ardy Abba