Ruteng, Vox NTT- Setelah mengapresiasi tenun songket buatan orang Cibal, Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Viktor Bungtilu Laiskodat terus mendorong orang Manggarai untuk membuat dan menghasilkan produk sendiri yang nantinya bisa dibeli oleh Pemerintah Daerah (Pemda) setempat untuk kepentingan bersama ke depan.
Menurut Gubernur Viktor, salah satu output pemberdayaan masyarakat adalah mampu menghasilkan produk sendiri, sehingga produk-produk tersebut dapat dihargai oleh orang luar.
“Jadi output-nya produk. Maksudnya buat produk sendiri, jangan beli orang punya, sehingga tugas seorang pemimpin mulai sekarang buka peluang itu, jangan hanya datang dampingi rakyat lalu makan minum pulang. Celaka kalau kita hanya mampu dampingi rakyat, tapi tak mampu berbuat apa-apa,” kata Gubernur Viktor di hadapan Bupati, Wakil Bupati, Ketua DPRD, Camat dan para Kades saat melakukan kunjungan kerja di Desa Beamese, Kecamatan Cibal, Senin (18/04/2022).
Ia mengaku, saat ini pihaknya sedang menyiapkan akademi bambu dan akademi daging. Dua hal tersebut sudah menunjukan hasil positif untuk NTT, terutama di Kabupaten Ngada yang salah satu kampusnya dibuat pakai bambu.
Demikian pun akademi daging, sehingga sarjana peternakan bisa memanfaatkan peluang itu.
“Jangan kita hanya mampu menghasilkan sarjana peternakan tapi usaha peternakannya tidak ada. Itu sama artinya kita beternak sarjana, bukan menciptakan sarjana peternakan,” tandasnya.
Politisi NasDem itu juga memberi contoh tentang akademi daging yang ia maksud untuk setiap sarjana peternakan di Provinsi NTT
“Jadi untuk sarjana peternakan contohnya begini, sapi boleh sama tetapi daging belum tentu sama. Sapi hitamnya Australia pernah diambil oleh Jepang dengan harga mahal. Nah, itu karena riset pakan ternaknya bagus sehingga produktivitas sapinya dibeli dengan harga mahal. Mulai sekarang sarjana peternakan kita juga harus menuju kesana, artinya mampu membuat itu karena tidak ada pilihan lagi bagi kita kalau tidak buat riset,” ungkap Gubernur Viktor seraya mencontohkan negara luar.
“Saya berharap Bupati, Wakil Bupati dan Ketua DPRD Manggarai siap tahap demi tahap untuk mendorong masyarakat menghasilkan produk sendiri, sebab tidak mungkin mimpi besar itu langsung kita terbang kesana, tetapi tahapannya yang harus kita siapkan,” ungkapnya lagi.
Lebih lanjut mantan anggota DPR RI ini meminta Pemkab Manggarai agar menganggarkan sedikit APBD untuk membeli produk-produk yang dihasilkan oleh masyarakat.
“Kalau orang lain tidak mau beli ada APBD untuk dianggarkan. Nah itu kita sendiri bisa beli. Habis kita beli kita bikin pasar murah, toh ini juga untuk masyarakat, sebab kalau tidak masyarakat akan buat dan mereka stop. Jangan pernah kita stop, yang diproduksi harus dibeli, entah itu tenunan, entah itu minyak kelapa, entah itu cokelat ataupun bahan baku lain. Pokoknya jangan pernah stop, Pemkab harus siap anggaran dan beli produk masyarakat,” tegasnya.
“Jadi umpama siapkan 2 miliar untuk per tahun. Pa Bupati dan Pa Wakil masuk ke pelosok-pelosok kampung beli produk itu lalu bikin pasar murah dan jual dengan murah, terus dapat uang lagi masuk lagi. Nah di mana-mana tugas pemerintah memang seperti itu menjaga agar produktivitas masyarakat tetap berjalan, sambil kita pasarkan keluar tentunya,” tambah dia.
Gubernur Viktor mengatakan, program pembelian produk lokal sendiri menjadi desain yang akan dibuat oleh pemerintah provinsi dan pemerintah daerah ke depan. Jadi di sini, pemerintah yang harus aktif.
“Artinya, kita tidak boleh membiarkan rakyat itu membuat produk lalu dia menunggu orang datang beli. Tidak, sekali lagi saya tegaskan tidak. Pokoknya pemerintah yang harus beli,” pungkasnya.
Gubernur Viktor juga berjanji akan mengintervensi seluruh proses tahapan yang akan berjalan terkait rencana pembuatan dan pembelian produk lokal itu dengan menyiapkan APBD 1 agar dapat membantu memperlancar eksekusi di lapangan.
Ia juga berharap Pemda Manggarai segera meninggalkan gaya kebiasaan lama yang hanya menunggu di tempat. Pemda diminta untuk kerja cepat dan respons cepat.
“Bupati kalau turun ke desa harus kerja cepat. Tidak usah lagi bawa sambutan yang ikut gaya kebiasaan lama, Bapa ibu saudara/i yang saya kasihi, kita akan berbuat hal-hal baik. Itu omong tidak ada guna. Manusia begitu cocok potong buang kita bakar ramai-ramai,” kata Gubernur Viktor diikuti gelak tawa.
“Intinya saya siap membantu untuk intervensi supaya kerja Pemda cepat, responsnya juga cepat. Contoh Kepala desa produkmu apa? Camat produkmu apa? Terus apa yang tidak laku di situ, bilang Gubernur kalau barang itu tidak laku supaya kita sama-sama lapor Presiden, Bapa produk itu tidak laku di sana. Jadi tidak ada zamannya untuk respons lambat lagi,” ungkap suami anggota DPR RI, Julie Laiskodat itu.
KR: Berto Davids
Editor: Ardy Abba