Oleh: Yohanes Mau
Warga Belu Utara- NTT.
Kini tinggal di Zimbabwe-Afrika.
Tanggal 2 Mei adalah hari bersejarah di dalam buku hidup bangsa Indonesia. Setiap tahun pada tanggal itu diperingati Hari Pendidikan Nasional.
Semua warga negara Indonesia dari Sambang sampai Merauke tidak luput membiarkan hari penuh makna ini berlalu begitu saja.
Para tenaga pendidikan, tenaga kependidikan, peserta didik dan seluruh warga Indonesia berhenti sejenak dari aktivitas hariannya, dan mengenang akan tokoh penting yang menjadi pioner dalam dunia pendidikan untuk Indonesia.
Pendidikan di Indonesia bisa berselancar di tengah derasnya arus globalisasi hingga saat ini oleh karena jasanya.
Tokoh populer itu bernama Ki Hadjar Dewantara. Ia sangat terkenal dengan falsafahnya “ing ngarso sung tulodho, ing madyo mangunkarso, tut wuri handayani” yang artinya “Di depan memberi teladan, di tengah memberi bimbingan dan di belakang memberi dorongan.”
Secuil tentang 2 Mei sebagai Hardiknas
Hardiknas pertama kali ditetapkan pada tahun 1959 oleh Presiden Sukarno melalui keputusan Presiden (Keppres RI Nomor 316 tahun 1959 tentang Hari-Hari Nasional Yang Bukan Hari Libur.
Pemilihan tanggal 2 Mei mengacuh pada tanggal lahir dari Ki Hadjar Dewantara yang mana merupakan tokoh pendidikan nasional. Beliau lahir pada tanggal 2 Mei 1889.
Ia mendirikan Taman Siswa. Ia juga sebagai jurnalis dan aktivis yang dihormati. Sebagai jurnalis kerap melontarkan kritik terhadap kondisi pendidikan Hindia Belanda yang saat itu sangat eksklusif.
Ia mengenyam pendidikannya di Belanda. Ia sangat berperan atas bertumbuh kembangnya pendidikan di Indonesia.
Atas perannya yang brilliant dalam pendidikan dari era kebangkitan nasional, Presiden Sukarno pun menunjuk Ki Hadjar Dewantara menjadi menteri pendidikan yang saat itu dikenal dengan sebutan menteri pengajaran.
Dari goresan sejarah singkat tentang 2 Mei sebagai Hardiknas ini segenap warga Indonesia dan generasi selanjutnya dibuka mata untuk melihat sejarah dan realitas terkini dan disadarkan hati untuk tidak lupa sejarah.
Dari sejarah kita belajar bahwa kita kuat bisa berlangkah hingga detik ini karena ada figur luar biasa yang telah memulainya dengan cinta yang besar.
Spirit yang telah dijejakkan oleh Ki Hadjar Dewantara adalah tentang pemberdayaan dan pelestarian kehidupan bangsa yang bermartabat.
Bangsa besar adalah bangsa yang menjadikan pendidikan sebagai kunci dari segala aspek kehidupan seluruh warganya. Tanpa pendidikan maka hampalah suatu bangsa. Indikator dari kemajuan suatu bangsa adalah pendidikan.
Maka kita mesti memberi apresiasi yang luar biasa kepada Ki Hadjar Dewantara yang telah membumikan pendidikan untuk Indonesia dengan gagasan-gagasannya yang luar biasa.
Indonesia dan pendidikan di negara ini bisa bertumbuh besar seperti sekarang ini oleh karena jasa terbaik dari beliau.
Ki Hadjar Dewantara adalah anutan bangsa dan para tenaga pendidik, tenaga kependidikan, peserta didik serta seluruh warga Indonesia.
Semangat juangnya itu menjadi inspirasi untuk setia berkanjang di tengah derasnya arus globalisasi yang terus berubah dari waktu ke waktu. Dunia dan kemajuannya begitu dinamis dan tak terbendungkan.
Berhadapan dengan situasi demikian kita tidak boleh hanyut di dalamnya dan tetap tinggal diam. Hal yang mesti dilakonkan adalah membaca realitas pendidikan secara hari ini dan meresponsnya dengan tepat sasar.
Artinya para pelakon dan pelaku pendidikan mesti mengupdate diri secara terus-menerus agar tetap berkualitas dalam mendidik memanusiakan generasi bangsa yang bermartabat luhur demi esok yang baru.
Kebaruan esok secara holistik hanya bisa terjadi bila ada kesediaan untuk tinggalkan keegoismean yang memenjarahkan hati, pikiran dan cara pandang.
Pada tataran ini para pelaku pendidikan selalu berotasi dalam memantapkan kinerja untuk menghasilkan generasi-generasi bangsa yang berkualitas.
Generasi bangsa berkualitas akan mampu memajukan bangsa ini ke arah yang lebih baik dan bersaing ketat dengan bangsa-bangsa lain di dalam pelbagai macam bidang kehidupan.
Sedikit menoleh tentang pendidikan morat-marit yang sedang terjadi di NTT terkini.
NTT sekarang adalah NTT yang masih berada di belakang garis persaingan kemajuan di bidang pendidikan.
Hal ini bisa dilihat dari prestasi yang diraih beberapa tahun terakhir di tingkat nasional.
Dari segi prestasi dan kemajuan hidup ekonomi NTT selalu menjadi provinsi terbuntut dari semua provinsi yang ada di indonesia. Maka yang menjadi pertanyaan, “ada apa dengan pendidikan di NTT?”
Mungkin saja kurangnya tenaga pendidikan yang memiliki skill mantap dalam memanusiakan generasi muda.
Skill mantap artinya tenaga pendidik yang mantap dalam menyiapkan materi, menyajikan dan membumikan, serta selalu mengutamakan aspek kognitif, psiko-motorik, dan aspek afektif. Pendidik mesti mampu menciptakan situasi pembelajaran yang menyenangkan (Enjoyble learning).
Jika tenaga pendidik mampu menciptakan enjoyable learning dan merealisasikan ketiga aspek kognitif, psikomotorik,dan afektif dengan baik maka saya yakin NTT akan menjadi lumbung generasi berprestasi.
Prestasi brilliant akan digapai bila para tenaga pendidiknya memiliki skill mantap.
Pendidik juga harus setia mencairkan segala kemampuannya untuk memberdaya peserta didik kelak menjadi orang yang baik di hari-hari mendatang.
Berikut beberapa tawaran untuk mengatasi kelemahan yang menyebabkan menurunnya pendidikan di NTT.
Pertama, tenaga pendidikan dan tenaga kependidikan mesti pribadi-pribadi yang berkualitas.
Berkualitas di sini artinya mampu membaca realitas dan menjawabinya secara tepat sasar serta memberi solusi terhadap problem-problem pendidikan yang ada di sekolah.
Kedua, Belajar terus-menerus dan selalu berdiskusi dengan pihak sekolah-sekolah lain yang memiliki prestasi bagus.
Cara ini dilakukan agar para pendidik mampu mendiagnosa segela kelemahan dan mengatur strategi yang tepat untuk menemukan jalan keluar demi peningkatan pendidikan yang berkualitas dan memiliki daya saing dengan sekolah-sekolah lain.
Ketiga, Tenaga pendidikan tidak boleh hanya diam seribu bahasa ketika melihat adanya kepincangan yang sedang dilakonkan oleh pemerintah daerah.
Misalkan saja kalau pemerintah belum mendukung adanya fasilitas pendidikan yang memadai maka tenaga pendidikan mesti bersuara agar pemerintah bisa memulihkan dan melengkapi kekurangan-kekuragan yang ada.
Kalau hanya diam akan situasi yang memprihatinkan sama dengan mengkebirikan potensi diri dan juga masa depan peserta didik.
Semboyan Tut wuri handayani, membakar semangat para tenaga pendidik, tenaga kependidikan, peserta didik serta para pelakon pendidikan lainnya untuk terus membumikan pendidikan secara holistic di seluruh negeri.
Hardiknas tahun 2022 ini jangan hanya menjadi seremoni tahunan semata yang tidak membekas tetapi bekaskanlah jejakmu di setiap langkah ziarah pendidikan bangsa ini selanjutnya.
Bangsa yang bermartabat adalah bangsa yang menjunjung tinggi pendidikan dan menghasilkan generasi-generasi berkualitas untuk kemajuan bangsa itu sendiri.
Semoga semangat Ki Hadjar Dewantara selaku fundator pendidikan bangsa ini membakar semangat warga NKRI untuk lebih berkualitas dan berguna bagi negeri ini.
Pendidik yang baik adalah pendidik yang mencair dan meleburkan segala totalitas dirinya demi kemajuan pendidikan anak-anak negeri.
Salah satu professor di perguruan tinggi menulis sebuah pesan untuk para mahasiswa tingkat kedokteran, magister, dan sarjana, dan meletakkan pesan tersebut di gerbang kampus di wilayah Selatan Afrika.
Yang isinya,
“Menghancurkan sebuah bangsa tidak perlu dengan bom atom atau dengan roket jarak jauh. Tetapi dengan merendahkan kualitas pendidikan dan membiarkan pelajar berbuat curang, sehingga pasien meninggal di tangan dokter yang lulus dengan curang. Rumah-rumah roboh di tangan insiyur yang lulus dengan curang. Kerugian di tangan akuntan yang lulus dengan curang. Agama mati di tangan tokoh agama yang lulus dengan curang. Keadilan hilang di tangan hakim yang lulus dengan curang. Dan menyebarkan kebodohan diantara pelajar di tangan guru yang lulus dengan curang. Diakses dari https://www.femine.co.id/profile/eenah-gurib-fakim-dari sains-ke-kursi-presiden
Suatu negara bisa berdiri kokoh kuat di tengah derasnya badai globalisasi zaman oleh karena adanya pendidikan.
Maka berpendidikanlah secara baik dan benar agar cahaya kebajikan terus bersinar hingga keabadian.
Kebaikan yang berguna bagi orang banyak akan dikenang dari generasi ke generasi dan tak lekang oleh ruang dan waktu. Selamat Hardiknas 02 Mei 2022 untukmu semua.