Kefamenanu, Vox NTT- Bidang Pertanian hingga saat ini masih menjadi salah satu lokomotif utama dalam mendorong peningkatan ekonomi masyarakat di Kabupaten TTU pada khususnya dan Provinsi NTT pada umumnya.
Namun sayangnya, saat ini banyak kalangan terutama kaum muda sudah enggan untuk menggeluti dunia pertanian.
Selain karena profesi tersebut harus menguras energi, waktu dan tenaga, kondisi pasar komoditi pertanian yang sering berubah-ubah dan cenderung tidak menguntungkan petani menjadi salah satu penyebab berkurangnya minat kaum muda untuk bertani.
Hal itu pun disadari oleh anggota DPRD TTU Hilarius Ato. Namun ia memahami sekadar berkata-kata, tidak akan mampu mengajak kaum muda untuk bertani.
Ia pun memilih untuk ikut langsung terjun menjadi petani jagung demi bisa mendorong kaum muda dan masyarakat banyak ikut bertani.
Hal itu disaksikan sendiri oleh wartawan media ini saat hendak menemui Hilarius di kediamannya yang terletak di KM 4, Kelurahan Maubeli, Kecamatan Kota Kefamenanu, Kamis (19/05/2022).
Saat media ini menyambangi kediaman Hilarius Kamis sore, oleh salah satu penghuni rumah diarahkan untuk menemuinya langsung di kebun.
Berbekal petunjuk arah yang diberikan, media ini pun mencoba langsung menemui Hilarius di kebunnya.
Setelah beberapa saat mencari, lokasi kebun milik Hilarius pun bisa ditemukan.
Saat tiba, terlihat Hilarius yang saat itu mengenakan kaos oblong dan celana pendek sedang asyik membersihkan gulma di antara tanaman jagung miliknya. Hilarius tampak ditemani 3 rekannya.
Menyadari kehadiran awak media, Hilarius pun langsung menghentikan aktivitasnya.
Hilarius mengaku aktivitas bertani ini sudah ditekuni bersama 3 rekannya sejak tahun 2021 lalu.
Aktivitas itu mulai dilakukan untuk mengisi waktu luang yang cukup banyak lantaran aktivitas keluar daerah dan provinsi dilarang.
Selain itu, keinginan untuk bertani juga didorong oleh rasa ingin bernostalgia dengan masa kecilnya yang berasal dari keluarga petani.
“Apalagi saya sebagai ketua RT di sini jadi saya berpikir untuk memberi contoh agar warga bisa manfaatkan lahan kosong di bantaran kali ini,” tutur Sekretaris DPC Partai Hanura Kabupaten TTU itu.
Hilarius mengaku sejak awal, dirinya dan 3 rekan mencoba mengembangkan tanaman jagung manis dan beberapa jenis tanaman hortikultura. Di antaranya kacang panjang dan kangkung.
Menurutnya, dari jagung manis, sekali panen bisa mencapai belasan juta rupiah.
“Kalau panen pas kompetisi kurang bisa dapat sampai Rp19 juta sekali panen dari lahan jagung setengah hektare ini,” tutur Ketua Komisi I DPRD TTU itu.
Hilarius menambahkan, dari hasil pertanian yang digelutinya ini dirinya mendapatkan nilai ekonomi yang cukup untuk memenuhi kebutuhan ekonomi rumah tangga.
Sehingga ia sangat berharap langkah kecil dari usaha pertanian yang digelutinya ini dapat menjadi contoh bagi masyarakat lain terutama kaum muda untuk bisa ikut bertani.
“Salah satu anggota kerja kami ini juga sudah dilayani kredit oleh bank dengan jaminan lahan pertanian yang kami olah ini dan saya pastikan pembayaran angsuran nanti menggunakan hasil pertanian dari kebun ini,” ujarnya.
Penulis: Eman Tabean
Editor: Ardy Abba