Ruteng, Vox NTT- Dalam rangka merayakan Hari Kebersihan Menstruasi se-Dunia tahun 2022, Yayasan Plan International Indonesia menggelar Cerdas Cermat di panggung Lapangan Motang Rua Ruteng, Jumat pagi (10/06/2022).
Hari Menstruasi se-Dunia yang jatuh pada 28 Mei setiap tahun ini mengusung tema “Menstruasi Bukan Tabu”. Acara ini kemudian dibuka secara resmi oleh Bupati Manggarai Herybertus G.L. Nabit.
Bupati Nabit pada kesempatan itu mengucapkan terima kasih kepada semua pihak terutama kepada Plan Indonesia karena ikut membantu pemerintah dalam memajukan pembangunan daerah.
Menurut Bupati Nabit, kalangan birokrasi perlu juga mendapat edukasi tentang kebersihan menstruasi, sehingga bisa merumuskan kebijakan-kebijakan strategis ke depan agar bisa menjawab persoalan seputar isu tersebut.
Dia mengungkapkan menstruasi bukan lagi hal yang tabu untuk dibicarakan. Politisi PDIP Manggarai itu menjelaskan keluarga orangtua maupun lembaga pendidikan, perlu memberikan edukasi yang baik kepada anak-anak tentang kebersihan menstruasi.
“Dari data survei, 62 persen orangtua tidak membicarakan hal ini. Pertanyaan kita kemudian adalah, kalau orangtua tidak bicara, guru tidak bicara, pemerintah tidak bicara, lalu yang bicara dan melakukan edukasi siapa,” ujarnya.
Dia meminta Dinas PPO Manggarai untuk memastikan ketersediaan fasilitas kebersihan di lingkungan SD maupun SMP di daerah itu, seperti toilet yang terpisah antara siswa dan siswi serta menjamin ketersediaan air bersih di setiap sekolah.
Sementara itu, Provincial Coordinator Project Water for Woman Plan Indonesia, Juliani F. Talan mengatakan lomba cerdas cermat ini bertujuan mendorong dan mempromosikan program sanitasi total berbasis masyarakat (STBM) dan manajemen kebersihan menstruasi (MKM) di sekolah.
“Kenapa jatuh pada 28 Mei, karena selama 28 hari itu merupakan siklus menstruasi dan bulan Mei karena perempuan menstruasi atau haid itu satu sampai lima hari,” ujarnya.
Juliani mengungkapkan, berdasarkan hasil studi MKM dan data Dapodik Kemdikbud RI menyebutkan, sebanyak 50% SD tidak memiliki toilet terpisah laki-laki dan perempuan dan 63% orangtua tidak pernah menjelaskan tentang menstruasi kepada anak perempuannya.
Sementara itu, sebanyak 79% anak perempuan tidak pernah mengganti pembalut di sekolah karena merasa tidak nyaman (toilet tidak ada air, tidak dipisah, dan tidak bisa dikunci). Bahkan 39% anak perempuan pernah di-bully atau diejek ketika mengalami menstruasi. Selain itu, 62% anak laki-laki merasa menstruasi adalah urusan pribadi perempuan.
Untuk menjawab deretan persoalan tersebut, selama ini Plan Indonesia telah memberi pelatihan MKM terhadap dua siswa dan dua siswi dari setiap sekolah pilot project. Selain itu, pihaknya juga memberi pelatihan MKM kepada guru UKS setiap sekolah tersebut.
“Setelah itu, para guru dan siswa yang sudah dilatih memberi edukasi dan pemicuan kepada masyarakat dan di lingkungan sekolah mereka masing-masing,” ungkap dia.
Juliani juga mengakui, pihaknya telah membangun sejumlah fasilitas jamban yang inklusi di beberapa sekolah pilot project, sehingga bisa diakses oleh semua orang, baik non disabilitas maupun disabilitas.
“Di dalam jamban, kita juga menyediakan fasilitas P3K seperti pembalut, rok ganti dan celana dalam. Kita berharap ini terus berjalan, dan bila fasilitas ini habis, selanjutnya itu bisa disiapkan oleh pihak sekolah masing-masing,” beber dia.
Hingga kini, terang Juliani, advokasi yang dilakukan Plan Indonesia membuahkan hasil positif, karena di dalam RAKS di 12 sekolah pilot project telah mengalokasikan anggaran khusus untuk mengadakan fasilitas seperti pembalut, rok ganti dan celana dalam.
Untuk diketahui, Plan Indonesia adalah NGO pertama (pioneer) yang melakukan mengimplementasikan MKM di Indonesia, sejak tahun 2015 silam. Hingga kini, Plan Indonesia sudah memiliki lebih dari 156 sekolah pilot MKM di SD, SMP, Mi/MTs, dan SLB di DKI Jakarta, NTT, NTB, dan Sulawesi Tengah.
MKM dilakukan dengan mendukung pembangunan toilet ramah MKM dan inklusif, juga dengan promosi pentingnya MKM kepada siswa maupun siswi pendidik sebaya, guru, dan komunitas.
Sebagai informasi, peserta lomba berasal dari 12 sekolah pilot project Plan Indonesia yang terdiri dari tujuh SD dan lima SMP. Sedangkan tim juri berasal dari Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan dan Badan Perlindungan Anak Kabupaten Manggarai. Dalam lomba cerdas cermat ini, SDI Lenda berhasil meraih juara satu. Juara dua diraih SDI Iteng 1 dan juara tiga diraih SDK Wae Peca Ting.
Semenetara juara satu tingkat SMP diraih oleh SMP Satap Lemarang. Sementara SMP Ndiwar meraih juara dua dan juara tiga diraih SMPN 1 Cancar. Masing-masing sekolah tersebut mendapatkan piala, piagam penghargaan dan uang tunai.
Selain cerdas cermat, sejumlah siswa maupun siswi juga melakukan kampanye tentang sanitasi total berbasis masyarakat melalui pidato bertajuk kebersihan menstruasi. Peserta kegiatan tersebut juga memperagakan cara memasang pembalut bila siswi mengalami menstruasi.
Hadir dalam kegiatan ini, Wabup Manggarai Heribertus Ngabut, Sekda Manggarai Jahang Fansi Aldus, Ketua Tim Penggerak PKK Manggarai Meldyanti Hagur dan sejumlah kepala OPD serta para guru pendamping peserta cerdas cermat. [*]