(Anggota Kelompok Tulis Seminari St. Yohanes Paulus II Labuan Bajo)
1/
Doa
Doaku yang paling agung
Saat ini telah menyakinkan
Tuhan bahwa kamu milikku
Supaya kita merasa aman dan
Seiman sampai Tuhan mengatakan
Amin.
2/
Matamu
Akhir pekan, nampaknya matamu masih letih
Masih menyimpan iba yang
Susah dibakar menjadi abu.
Masih menyimpan tangisan-tangisan.
Kehidupan yang sangat rapuh dan penuh disesali dosa-dosa yang fana
Masih menyimpan tangisan air mata
Yang menjadi mata air di matamu
Setiap kali aku menatap matamu,
Seringkali aku melihat ada bintang Kecil
Yang selalu memancarkan kecantikkan
Ketika matamu terbuka.
Tetapi, kali ini nampaknya di matamu
Bukan lagi bintang melainkan binatang Yang Sedang berdoa agar matamu Tidak lagi menjatuhkan air mata yang cukup nyeri untuk negeri ini.
Itu bukan doa dari bintang!
Itu doa dari aku yang mencintaimu secara diam di alam demokrasi yang fana ini.
3/
Air Mata
Dua bola mata yang syahdu
Menghantarkan air mataku ke pelukkanMu
Semakin di dekap air mata makin erat memeluk derita dalam tangisan.
Tuan, jika Engkau berkenan
Jadikanlah tubuhku ini sebagai
Salib untuk tubuhMu.
4/
Pertemuan
Pertemuan itu semacam kayu dan api
Kau api dan aku kayu
Kau yang membakar dan aku yang terbakar
Setelah semuanya reda
Api tentu padam
Dan menyisakan abu-abu
Rindu yang menggebu.
5/
Canon Tuhan
Ketika masih berada di dalam rumah Tuannya
Dia memotret beberapa bingkisan-bingkisan
Mengenai rupa rindu
Setelah itu, dia memotret rupanya
Sendiri dan rupa Tuhan
Dan selajutnya, dia memotret
Aminnya dengan penuh iman yang
Membuat dia nyaman untuk Minggu malam.
6/
Siang Panjang
Siang panjang itu
Mengisyaratkan kisah-kisah kita
Yang masih panjang dan
Tak kunjung padam.