Reo, Vox NTT – Hasil menyenangkan diraih skuad SMAK St. Gregorius (Smager) Reo kala menjamu raksasa Lomest FC di babak 8 besar Turnamen Torong Besi Cup, Kamis (03/11/2022) sore.
Anak asuh Gregorius Ambot itu di luar dugaan mampu menang 1-0 atas tim bertabur bintang Lomest FC.
Kemenangan yang diraih Bastian Degu dan kawan-kawan menguburkan mimpi Lomest FC lolos ke babak semifinal.
Lomest FC tersingkir begitu dini di babak 8 besar. Padahal, Dandi Banggur dan kawan-kawan menjadi salah satu skuad yang diunggulkan di setiap turnamen yang digelar di pantai utara itu.
Di laga perdana penyisian grup sampai babak 16 besar Lomest FC memang melaju dengan mudah. Mereka nyaris menghadapi lawan enteng sebelum akhirnya bertemu Smager FC di babak 8 besar.
Sedangkan Smager FC memang sempat menyerah dari The Kambar FC di babak penyisian grup, tapi mereka mampu mencukur Golo Wara FC di babak 32 besar dengan gelontoran 4 gol tanpa balas dan kemenangan tipis 3-2 atas Laskar Muda sebelum bertemu raksasa Lomest.
Gagalnya Lomest melaju ke babak 4 besar ini tentu membuka sejarah baru, sebab anak asuh Maksi Makhur itu baru sekali merasakan hal tersebut.
Berbicara tentang Smager FC dan Lomest, kedua tim hebat tersebut memang tidak memiliki sejarah pertemuan yang panjang. Rivalitas keduanya pun tidak tercatat sebagai pertandingan El Clasico.
Hanya saja pemain yang membela kedua tim itu nyaris punya kualitas sama.
Publik Lomest tak kuasa meredam tangis melihat timnya tersingkir secara super dramatis dari tim runner up liga pelajar itu.
Lapangan sepak bola SDK Reo III yang diharapkan menjadi tempat bersejarah bagi Lomest malah seketika gelap diselimuti rasa tangis. Sungguh menjadi sebuah pemandangan maha dahsyat di sore itu.
Laga kedua tim memang semakin sarat aroma emosional lantaran berjalan sepanjang 2×40 menit waktu normal.
Lomest FC yang punya banyak skuad Persim Manggarai di sore itu ternyata redam di tangan Aditya dan kawan-kawan.
Mereka seakan ingin memberi perlawanan kepada Smager FC yang selalu mengandalkan kekuatan dari pemain yang punya napas-napas muda dan energi kuat, seperti Yoyan dan Dandi di lini depan. Sedangkan di sektor tengah berdiri sang kapten Bastian Degu dan Alber yang mengisi posisi libero.
Di atas kertas laga sudah diprediksi bakal berjalan tegang. Selama 2×40 menit Alber pemain bertahan Smager FC sukses mengomandoi rekan-rekannya untuk membentuk tembok yang sulit ditembus.
Jual beli serangan terus dilancarkan kedua tim. Namun Smager sudah lebih dulu membobol gawang Lomest FC di paruh pertama.
Lomest terbilang sulit menjinakan penjaga gawang dan memborbardir pertahanan Smager. Terhitung penyelamatan hebat dilakukannya kala meredam serbuan Yanto Tugal dan kawan-kawan disusul Jefri di gelandang bertahan.
Memasuki babak kedua, Lomest FC dan Smager tetap menunjukan permainan solid. Tekel-tekel keras terus mewarnai pertandingan yang dipimpin wasit Kornelis.
Sesaat setelah pemain depan Lomest FC gagal menuntaskan peluang menjadi gol, gemuruh lapangan sekejap berubah menjadi teriakan sorak sorai penggemar Smager kala sepakan salto Yoyan dari dalam kotak penalti menembus gawang Lomest hingga mengubah skor 1-0 untuk Smager.
Melihat momen mengerikan itu publik Lomest jelas dihantui rasa cemas berkepanjangan hingga pada akhirnya perasaan penggemar semakin campur aduk setelah di masa krusial wasit meniup pluit akhir.
Lomest FC tertunduk lesu, sementara Smager FC menangis bahagia.
Ini menjadi kisah pilu yang amat mendalam bagi pemain Lomest, tangisan tak tertahankan, amarah tak terhindarkan dan ledakan emosi tentu tak bisa teralihkan.
Tinggal selangkah lagi menuju babak 4 besar, Lomest harus hancur lebur di tangan Smager.
Kapten Lomest FC, Ibo terlihat tertunduk lesu di pinggir lapangan usai pertandingan.
Di tangan kanannya terlihat segelas air mineral.
Wartawan yang mencoba mendekatinya pun bertanya “kenapa sampai begitu hasilnya?”
Ibo menjawab, Smager bermain bagus sepanjang 2×40 menit.
“Harus akui lawan, mereka main bagus. Kami nyaris tak bisa berkembang di semua lini karena mereka juga selalu mengisi posisi itu” kata pemain yang pernah merumput di Lembata bersama Persim Manggarai ini.
Ia juga menyesal ketika peluangnya di menit akhir tak mampu dikonversi menjadi gol penyama.
Selain itu ia berharap wasit garis juga mengangkat bendera dan menunjukan titik putih saat ia tak sengaja berbenturan dengan pemain belakang Smager yang membuatnya jatuh.
Namun sayangnya wasit tidak menilai itu pelanggaran.
“Saya pikir wasit garis lihat insiden itu. Saya coba berlari kesana dan bilang ke dia jangan terpengaruh dengan penonton. Tapi dia tak menggubris,” kata Ibo.
Menurutnya insiden itu hanya hal biasa yang tak perlu diperbesar. Akui saja bahwa Smager beruntung di laga ini.
Sementara itu Bastian Degu dalam cuitan status facebooknya mengatakan bahwa kemenangan ini merupakan trend positif yang selalu dijaga.
Ia berkata, penyelenggaraan Torong Besi Cup adalah turnamen sepak bola yang ke-3 yang diikuti tim sepak Bola SMAK St. Gregorius Reo selama tahun 2022.
Selama diselenggrakan beberapa turnamen sepak bola ini, tim sepak bola SMAK St. Gregorius selalu berhasil mendapat tiket semi final (4 Besar).
Trend positif ini selalu dijaga dengan baik.
Hari ini, dalam turnamen torong besi Cup, Tim ini berhasil mendapat tiket semi final usai mengalahkan Lomes Fc dengan skor tipis 1-0.
Kemenangan ini sekaligus mematahkan ambisi Lomes Fc dan para suporter yang selalu unggulkan Lomes Fc untuk terus melaju ke babak semi final.
“Bagi kami, kemenangan hari ini adalah pembuktian yang luar biasa kepada semua pencinta sepak bola di Kecamatan Reok. Tidak lupa kami ucapkan terima kasih untuk segenap dukungan kepada tim sepak bola SMAK St. Gregorius Reo,” katanya.
KR: Berto Davids