Kupang, Vox NTT- Wakil Ketua Komisi IX DPR RI, Emanuel Melkiades menyebut tingkat stunting di Kota Kupang masih rendah, dibandingkan dengan beberapa daerah di NTT.
“Yang kita bersyukur sekali adalah karena Kota Kupang ini termasuk tingkat stuntingnya itu termasuk angkanya rendah,” kata Melki Laka Lena saat Kampanye Percepatan Penurunan Stunting di Kelurahan Boipoi, Kota Kupang, Jumat (09/12/2022).
Politisi Golkar itu merasa bersyukur karena Kota Kupang, ibu kota Provinsi NTT, sehingga akses untuk berbagai hal sangat mudah. Termasuk soal penanganan stunting.
“Kita bersyukur sekali karena di sini ibu kota provinsi. Jadi, akses-akses berbagai hal lebih mudah,” ujarnya.
Ia menegaskan, sesuai data nasional, NTT peringkat tertinggi stunting di Indonesia.
“Jadi, seluruh Indonesia Bapa, Mama sekalian, NTT ini paling tinggi angkanya,” katanya.
Sementara di NTT sendiri, kata Melki, angka stunting paling adalah Kabupaten Timor Tengah Selatan. Menurutnya, kalau ada dua orang anak di TTS salah satunya stunting.
“Paling tinggi itu di TTS. Angkanya paling jelek. Ini menjadi perhatian kita. Di Timor Tengah Selatan itu kita tangani lebih serius,” tegasnya.
Melki menambahkan, orang kaya, orang punya jabatan, orang yang dianggap hebat saja belum tentu anaknya tidak kena stunting.
“Pangkat apapun modelnya, mau dia punya orangtuanya kaya sejauh dia punya anak di rumah itu tidak diurus dengan baik, anaknya pasti stunting,” katanya.
Salah satu Kader Posyandu Kelurahan Bonipoi, Aida mengatakan jumlah anak-anak stunting di kelurahan tersebut berjumlah sekitar 10 orang.
“Kalau di datanya itu jumlah stunting di Kelurahan Bonipoi sekitar 23 orang. Setelah kita cek di lapangan jumlahnya tidak seperti itu,” kata Aida menjawab pertanyaan Melki Laka Lena soal jumlah stunting di kelurahan Bonipoi.
Penulis: Tarsi Salmon
Editor: Ardy Abba