Labuan Bajo, Vox NTT- Stefanus Gandi tampak bersahaja dalam balutan kain songket Manggarai saat bertemu umat Stasi Bungku, Desa Mbakung, Kecamatan Macang Pacar, Kabupaten Manggarai Barat, Rabu (18/01/2023).
Tak hanya kain songket, nuansa adat lain yang dikenakan Stafanus Gandi saat itu ialah topi bermotif songket Manggarai dibalut dengan baju putih yang sederhana.
Bakal calon Anggota DPR RI Dapil NTT 1 itu tiba sekitar pukul 18.30 Wita. Ia ke sana tidak sendirian. Stefanus Gandi turut didampingi Pastor Paroki Pateng Rego RD. Frans Adi.
Setiba di depan kapela setempat, politisi Partai Amanat Nasional (PAN) itu langsung disambut antusias umat Stasi Bungku.
Sebagaimana lazimnya, sesaat setelah duduk, Stefanus Gandi dan rombongan disambut secara adat Manggarai kepok tiba. Ritus adat penerimaan tamu tersebut diwakili oleh Nobertus Andu, salah satu tokoh adat setempat.
Antusias masyarakat berdiskusi tampak tak surut meski sempat ada suara hujan gemericik di wilayah itu. Hal tersebut dibuktikan dengan gemuruh tepuk tangan meriah dalam ruangan kapela saat pembicaraan Stefanus Gandi jedah sejenak.
Misi kemanusiaan Stefanus Gandi memang sudah melebar hingga ke Kapela Stasi Bungku. Di sana, ia akan menyumbangkan pintu dan jendela kapela, serta sudah membantu beberapa fasilitas gereja lainnya.
Ketua Stasi Bungku Benyamin Gani mengaku merasa bersyukur sekali dengan Stefanus Gandi.
Menurut dia, meski belum duduk kursi DPR-RI, tetapi Stefanus Gandi sudah membantu umat Stasi Bungku.
“Jadi bagi kami bantuan buat pintu kapela, jendela dan salib yang besar, itu sangat luar biasa bagi kami di Stasi Bungku,” kata Benyamin.
“Saya secara pribadi dan seluruh masyarakat yang hadir ini merasa bangga sekali dengan Pa Stefan ini, karena jujur saja baru kali ada calon Anggota DPR-RI yang pertama kali datang ke stasi kami apalagi tujuannya untuk membantu umat di sini,” tambah dia.
Jauh dari Pikiran Transaksional Politik
Sementara itu, dalam sambutannya selain memperkenalkan niat baiknya menuju Senayan, Stefanus Gandi meminta umat agar menghindari pandangan transaksional politik di balik sumbangannya.
Namun ia memberikan bantuan sembari mengajak kerja kolaboratif dengan masyarakat.
“Bantuan ini bukan transaksional politik jadi jauh-jauh dari pikiran itu. Jadi kembali lagi saya tegaskan ini bukan transaksional politik tapi ini bagian dari kolaborasi masyarakat,” ujar Stefanus.
Di berbagai tempat memang Stefanus menawarkan konsep kerja kolaborasi dalam membangun usaha demi meningkatkan ekonomi.
Stefanus mengaku melalui lembaganya Stefanus Gandi Institut (SGI), sudah mengelilingi Pulau Flores dalam beragam kegiatan seperti literasi dan penguatan kapasitas bagi kelompok usaha mikro kecil menengah (UMKM).
Di setiap kesempatan bertemu kelompok UMKM, ia selalu menawarkan kerja kolaboratif dan hindari kerja individu.
“Kalau kita kerja solo cenderung gagal. Tapi kalau kita kerja kolaborasi, maka besar kemungkinan usaha kita bisa berhasil,” ujar Stefanus.
Menurut dia, salah satu alasan mengapa kemampuan kolaborasi sangat penting dalam dunia saat ini adalah agar dapat belajar bersama dengan rekan kerja. Setiap kali berkolaborasi, maka akan mendapatkan pelajaran yang berharga dari masing-masing orang. [VoN]