Oleh: Advelia Secundini Arlyn
Sampah di Labuan Bajo, ibu kota Kabupaten Manggarai Barat, NTT, bukanlah hal yang asing lagi di telinga masyarakat. Harus diakui sampah di sana masih menjadi momok menakutkan.
Hampir di setiap sudut di kota kecil ujung barat Pulau Flores ini pasti ditemukan berbagai jenis sampah, mulai dari organik hingga anorganik.
Padahal, pemerintah telah menyediakan fasilitas umum berupa tempat sampah di sepanjang jalan Labuan Bajo. Namun karena kurangnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga kebersihan membuat kota cantik nan indah ini dipenuhi sampah.
Sampah paling banyak ditemukan di sekitar area pasar, pantai, spot wisata dan tempat umum lainnya (Floresku.com, edisi 15 Januari 2022).
Dilansir media online ini, ditemukan banyak sampah yang menumpuk di sepanjang jalan pasar tradisional Wae Kesambi, Labuan Bajo. Mirisnya para pedagang dan pembeli sekitar hanya memandang sebelah mata saja sampah-sampah itu, tanpa ada inisiatif membersihkannya.
Padahal, sampah yang berserakan itu tentu saja akan menimbulkan lingkungan yang jorok, tidak bersih, tidak aman dan nyaman, tidak menyenangkan, serta terkesan tidak kondusif.
Dampak lain akibat sampah berserakan yakni sebagai sumber dan sarang berbagai penyakit yang kapan saja bisa menyerang tubuh manusia.
Misalnya; penyakit tiposa salmonela, penyakit malaria, media bakteri dan jenis penyakit lainnya.
Miris memang kondisinya. Padahal di sisi lain, Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah menetapkan Labuan Bajo sebagai destinasi wisata super premium pada 2 Agustus 2019 lalu.
Jika menjadi kota pariwisata super prioritas, maka tentu saja banyak wisatawan lokal maupun mancanegara berkunjung di Labuan Bajo. Berbagai tempat di kota ini pun pasti banyak dikunjungi.
Daya tarik suatu daerah bukan hanya dilihat dari keindahan alamnya saja. Aspek kebersihan pun menjadi perhatian wisatawan.
Keindahan dan kebersihan menjadi satu paket komplit yang bisa menarik wisatawan untuk berkunjung ke Labuan Bajo.
Tidak hanya itu, ada beragam kegiatan besar yang dilaksanakan di Labuan Bajo. Sebut saja misalnya, tempat dilaksanakannya pertemuan besar yang dihadiri oleh utusan dari berbagai negara di dunia, yakni G20 pada 17-19 November 2022.
Pertemuan G20 itu dihadiri oleh perwakilan dari 19 negara besar. Hal itu tentu saja merupakan suatu kebanggaan tersendiri bagi masyarakat Labuan Bajo karena semakin dikenal di kancah internasional.
Meski Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat terus mengimbau agar masyarakat tidak membuang sampah di sembarang tempat, namun sayangnya upaya itu tampaknya tidak direspons. Buktinya sampah masih seliweran, sebagaimana telah dipublikasikan oleh sejumlah media.
Tidak berhenti hanya pada imbauan saja, ada banyak kegiatan yang digerakan oleh pemerintah untuk menanggulangi masalah sampah di Labuan Bajo.
Misalnya, bersama InJourney-HIN, Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat menggelar kegiatan ‘Gerakan Peduli Sampah’ di Labuan Bajo.
Melalui kegiatan ini diharapkan bisa menumbuhkan kesadaran dan kepedulian masyarakat untuk terus menjaga kelestarian dan keindahan alam Labuan Bajo.
Acara ini juga dilakukan sebagai bentuk dukungan terhadap kelancaran dan kesuksesan Konferensi Tingkat Tinggi Asia Tenggara (ASEAN) yang akan dilaksanakan pada Mei 2023 mendatang.
Peserta yang mengikuti acara tersebut meliputi Bupati Manggarai Barat Edistasius Endi dan jajarannya, pihak Balai Taman Nasional Komodo (BTNK), Komunitas Peduli Sampah (Trash Hero), serta masyarakat sekitar.
Selain membersihkan sampah di kawasan pesisir, acara tersebut juga diisi dengan mengadakan pengangkatan kapal karam dan pembersihan kapal nelayan.
Dari kegiatan tersebut ternyata banyak masyarakat Labuan Bajo ikut berpartisipasi aktif.
Bupati Manggarai Barat Edistasius Endi merasa bangga karena banyak masyarakat Labuan Bajo terlibat serta bergotong-royong membersihkan bongkahan kapal dan sampah di sekitar obyek wisata.
Sampah memang masih menjadi momok di Labuan Bajo. Dalam menangani masalah sampah di Labuan Bajo ini tentu saja dibutuhkan kerja sama dari berbagai pihak.
Upaya bersama untuk mengatasi sampah tentu bertujuan agar Labuan Bajo menjadi bersih dan indah.
Dengan adanya kegiatan ‘Peduli Sampah’ yang digelae oleh InJourney-HIN harus menjadi ajang untuk membangkitkan lagi semangat yang pernah hilang dari masyarakat Labuan Bajo untuk bahu membahu membersihkan bumi Komodo ini.
Harapannya kegiatan ini terus berlanjut dan tidak berhenti di sini saja agar bisa mewujudkan Labuan Bajo sebagai kota super prioritas yang bersih dan bebas dari sampah. Bersama kita bisa, pulihkan Labuan Bajo dari sampah!.
Penulis adalah siswi Kelas XII IPA SMAK Seminari St. Yohanes Paulus II Labuan Bajo