Wetebula, Vox NTT- Gugus 3 Kecamatan Kota Tambolaka, Kabupaten Sumba Barat Daya (SBD) menggelar kegiatan kelompok kerja guru (KKG) numerasi.
Kegiatan ini dilaksanakan selama 2 hari, 24-25 Maret 2023 di SD Masehi Puu Uppo.
KKG ini adalah KKG pertama perluasan dengan dana BOS pertama yang fokus pada materi numerasi setelah dikeluarkannya Instruksi Bupati Nomor 3/IB/HK/2022 tentang pemulihan pembelajaran melalui pemetaan kemampuan literasi dan numerasi peserta didik jenjang SD/MI pada pertengahan 2022.
Hingga kini, 37 dari 76 gugus yang tersebar di 6 kecamatan di SBD telah melakukan KKG mandiri dengan dana BOS.
Mengangkat tema “Penguatan Kapasitas Guru dalam Materi Numerasi”, KKG ini diikuti oleh 21 peserta yang terdiri dari guru kelas awal dan kepala sekolah dari SD Katolik Wee Pangali, SD Inpres Lokolamata, dan SD Masehi Puu Uppo.
Menurut Theresia Abul, Pengawas SD pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan SBD sekaligus fasilitator daerah (Fasda) untuk literasi dan numerasi, selama ini KKG gugus di kabupaten SBD masih fokus pada materi literasi, padahal kemampuan guru terkait numerasi juga harus ditingkatkan.
Pada hari pertama KKG, fasilitator menggunakan materi dari modul LSM INSPIRASI (Inisiatif Kepemimpinan Pendidikan Untuk Raih Prestasi) yaitu materi pendidik yang menginspirasi, strategi mengenal bilangan serta strategi mengajar penjumlahan dan pengurangan.
Di hari kedua, peserta disajikan materi dari modul numerasi Program INOVASI (Inovasi untuk Anak Sekolah Indonesia) yaitu pola dan pola bilangan, nilai tempat, serta penjumlahan dan pengurangan.
Menurut para Fasda yang memfasilitasi kegiatan ini, materi tersebut dipilih karena saling berkaitan dan sesuai dengan kebutuhan guru kelas awal.
Guru-guru belajar menggunakan media ajar konkrit seperti biji jagung dan tutup botol serta media belajar semi konkret untuk belajar konsep dan mengajar numerasi.
Guru-guru peserta KKG senang dengan KKG numerasi ini karena bisa menjawab kebutuhan mereka tentang materi-materi numerasi, metode, serta media belajar yang akan digunakan di kelas awal.
Salah satu Fasda, Ester Pandaka yang merupakan Kepala SD Masehi Puu Uppo mengatakan, KKG numerasi ini memberi kesempatan bagi guru-guru kelas awal untuk membahas materi-materi numerasi yang masih sulit diajarkan.
Selain itu, materi-materi yang disampaikan akan membantu guru kelas awal untuk mengajarkan materi numerasi yang ada di buku siswa.
“Jika mengalami kesulitan, guru jangan takut untuk bertanya kepada kepala sekolah atau guru sejawat. Itulah gunanya kita berkumpul dalam KKG,“ kata Ester.
Dari penuturan para guru diketahui bahwa selama ini materi-materi yang mereka anggap sulit dilewatkan begitu saja. Tidak diajarkan kepada siswa.
“Kami hanya fokus pada ketuntasan materi tetapi ketika menemukan materi yang sulit, kami lewati saja,” ungkap salah satu guru peserta KKG.
Setelah KKG ini, para guru akan melakukan pemetaan kemampuan numerasi dan mendampingi siswa seperti yang dilakukan untuk kemampuan literasi membaca mereka.
Di SD Masehi Puu Uppo, kegiatan pendampingan numerasi ini dilakukan di setiap kelas selama 30 menit sebelum kegiatan belajar mengajar dimulai.
Guru-guru dari ketiga sekolah peserta KKG juga sepakat untuk membuat media ajar seperti bingkai 10 dan menggunakan media konkret dan semi konkret untuk mengajar materi numerasi di kelas. [VoN]