Ruteng, Vox NTT- Anggota Komisi Advokasi Badan Perlindungan Konsumen Nasional (BPKN) Adrianus Garu mendorong mahasiswa Universitas Katolik Indonesia (Unika) St. Paulus Ruteng untuk terus mengasah kreativitas.
Hal itu disampaikannya di sela-sela kegiatan kuliah umum di Kampus Unika Ruteng yang dihadiri oleh ratusan mahasiswa Unika Ruteng, Sabtu (13/05/2023).
Kuliah umum yang diprakarsai oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Unika Ruteng itu mengangkat tema tentang “Kesiapan Pendidikan Manggarai dalam Menghadapi Bonus Demografi” dengan dua narasumber utama yakni Adrianus Garu dan Kadis Pendidikan Manggarai, Fransiskus Gero.
Adrianus mengisahkan bahwa di era yang serba sulit seperti sekarang ini, banyak tuntutan yang mesti menjadi perhatian para mahasiswa sebagai generasi masa depan bangsa Indonesia. Salah satu di antara tuntutan itu adalah terkait kreativitas.
“Karena walaupun numpuk ijazah tapi kalau nggak punya keterampilan juga pasti gagal,” tutur anggota DPD RI periode 2014-2019 itu.
Andreas juga menyampaikan bahwa bonus demografi yang terjadi di Indonesia akan membuahkan hasil yang baik manakala para generasi muda siap berkompetisi melalui kreativitas atau keterampilan yang dimilikinya.
Untuk itu, ia mengapresiasi terobosan anak-anak mahasiswa Unika Ruteng yang mengaplikasikan praktik wirausaha lewat kegiatan bazar yang berlangsung di lapangan Basket Unika Ruteng. Ia mengharapkan agar event tersebut mesti menjadi event rutin kedepannya.
“Situasi ekonomi Indonesia dan global hari ini mendorong kita untuk kreatif. Apalagi perbankan sekarang sudah mempermudah pencairan pinjaman. Tetapi kalau pinjaman tanpa usaha, tanpa pasar juga ini kan susah. Lalu yang berikut juga adalah dengan kemandirian dan keterampilan. Jangan dilihat berapa hasilnya tetapi kita mulai dulu. Memulai sesuatu itu harus dengan rasa optimistis dan tanpa gengsi,” tegasnya.
Sejalan dengan Adrianus, Kadis Pendidikan Manggarai Fransiskus Gero menyampaikan, bonus demografi adalah sebuah rasio kependudukan yang menggambarkan keuntungan karena perbandingan jumlah penduduk usia produktif 15 sampai 64 tahun lebih banyak dibandingkan dengan penduduk usia nonproduktif.
“Jangan hanya kejar ijazah, miliki kompetensi agar bisa memiliki keunggulan kompetitif dan keunggulan komparatif, bisa bertransformasi, bersaing di pasaran kerja. Generasi emas 2045 terwujud tidak bisa lahir dari manusia makan, tidur, bangun, mete, tidur lagi, selalu bergerak dalam siklus buruk,” ujarnya.
Dalam konteks Manggarai, lanjut Fransiskus, persentase masyarakat yang berada di usia produktif lebih banyak dibandingkan dengan usia non produktif. Keadaan ini bisa membawa manfaat positif manakala didukung dengan sumber daya manusia yang mumpuni.
“Jika kita bandingkan dengan data penduduk di Kabupaten Manggarai tahun 2022 yang berjumlah 315.041 juta jiwa, dengan rincian penduduk usia produktif 15 -64 tahun sebanyak 235.619 atau setara dengan 74,79% sedangkan penduduk non produktif kurang dari 15 dan 64 tahun ke atas sebanyak 79.422 atau 25,21 persen,”
“Untuk mendapatkan bonus demografi kita perlu mempersiapkan pendidikan kita dengan baik. Dari aspek siswa kita terus hidupkan budaya mutu baik akademik maupun non akademik, generasi yang berintelek tetapi tetap berbudaya,” tambahnya.
Ia juga mengisahkan bahwa hingga sejauh ini, Pemda Manggarai telah melakukan berbagai upaya dalam rangka perbaikan kualitas pendidikan menuju generasi emas 2045.
Salah satu diantara berbagai upaya itu yakni dengan mengalokasikan dana tamsil Rp17.007.780.000 untuk 3.370 tenaga pendidik dan kependidikan dan pemerintah juga memberikan beasiswa, diklat mutu dan perbaikan infrastruktur pendidikan, pengadaan peralatan TIK untuk mendukung literasi dan numerasi.
“Jadi kita terus bertranformasi. Generasi Emas 2045 merupakan masa depan harapan bangsa terutama di bidang pendidikan. Pendidikan tidak hanya mentransfer ilmu tetapi juga nilai-nilai terutama karakter atau akhlak,” tutupnya.
Terpisah, Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan RD Inosensius Sutam menyampaikan ucapan terima kasih dan apresiasi kepada Adrianus Garu dan Fransiskus Gero yang telah bersedia menelurkan gagasan kepada mahasiswa Unika Ruteng.
Ia pun berharap agar gagasan yang dikemukakan dalam forum diskusi ilmiah tersebut bisa menambah wawasan para mahasiswa untuk berpikir dan bertindak sesuai dengan tuntutan perkembangan zaman hari ini.
Penulis: Igen Padur