Labuan Bajo, Vox NTT – Kunjungan wisatawan ke Loh Liang Taman Nasional Komodo (TNK) beberapa bulan terakhir sangat meningkat.
Peningkatan kunjungan itu tentunya dilihat bukan saja berkah bagi masyarakat yang bekerja di Loh Liang tapi juga harus berdampak positif bagi masyarakat di Kampung Komodo.
Direktur Operasional PT Flobamor Abner Runpah Ataupah mengatakan, perlunya diatur jumlah kunjungan wisatawan di Loh Liang.
Karena itu kata dia, PT Flobamor mendorong untuk melakukan pembatasan kunjungan di Loh Liang.
“Makanya kita dorong utk pembatasan kunjungan,” ujar Abner kepada awak media Selasa (27/06/2023).
Abner mengatakan, dengan pembatasan kunjungan diharapkan akan memecah kunjungan ke desa yang akan berdampak positif masyarakat Kampung Komodo.
“Hal itu kita lakukan agar tidak ada penumpukan wisatawan di Loh Liang. Dan masyarakat kampung Komodo bisa mendapatkan dampak positif,” jelasnya
Karena itu, Abner mendorong pengunaaan aplikasi INISA yang merupakan salah satu contoh program digitalisasi management yang diaplikasikan dalam mengontrol kualitas standar pelayanan jasa wisata serta terwujudnya tujuan konservasi di Kawasan Taman Nasional Komodo, khususnya Pulau Padar dan Pulau Komodo.
“Sedari awal kita sudah siapkan sistem Wildlife Komodo dalam aplikasi INISA. Sistem ini berfungsi untuk mengatur berapa jumlah maksimal kunjungan wisatawan di Pulau Komodo maupun Padar, sehingga tidak akan ada over kunjungan yang bisa menyebabkan habitat Komodo terganggu, atau bahkan ada yang menyebut wisatawan terlantar,” ujar Abner Ataupah
Abner menjelaskan, setelah berkomitmen dalam mewujudkan tujuan Konservasi di dalam Kawasan Taman Nasional Komodo, PT Flobamor sebelumnya telah menyiapkan aplikasi INISA dimana didalam aplikasi ini terdapat sistem Wildlife Komodo yang secara otomatis akan mengontrol jumlah kunjungan di Pulau Komodo dan Pulau Padar.
Penggunaan sistem Wildlife Komodo dalam aplikasi INISA kata dia, selain bertujuan untuk membatasi jumlah kunjungan wisatawan demi tujuan konservasi juga berfungsi untuk mendata jumlah calon wisatawan yang akan berkunjung ke Taman Nasional Komodo sehingga kualitas pelayanan jasa wisata bisa secara maksimal diberikan bagi para wisatawan.
“Kalau setiap bookingan itu bisa terdata di sistem Wildlife Komodo maka kita akan tau apakah jumlah calon pengunjung sudah memenuhi kuota atau belum dan juga positifnya, jika kuota sudah penuh maka sistem bookingan akan otomatis tertutup dan mekanisme selanjutnya adalah menyiapkan SDM – SDM yang nantinya akan bertugas melayani para wisatawan sesuai dengan jadwal yang memang telah dipilih saat mendaftar,” katanya
“Jadi lebih terkontrol, kunjungan wisatawan diatur waktunya, tidak bertumpuk pada waktu tertentu tapi tidak mengurangi kualitas pelayanan kepada wisatawan. Kalau tidak terkontrol kan yah agak susah, Naturalist Guide yang disediakan hanya puluhan tapi wisatawan yang datang ribuan tentu pasti akan kewalahan dan tentu berdampak buruk pada ekosistem komodonya,” lanjutnya.
Penulis: Sello Jome