Borong, Vox NTT- Pemerintah Kabupaten Manggarai Timur mulai memberikan sinyal angin segar untuk warga sebelah Wae Laing, jalur Benteng Jawa-Heret-Bawe di Kecamatan Lamba Leda.
Penantian panjang untuk merasakan jalan bagus perlahan mulai terjawab. Pemerintah Kabupaten Manggarai Timur segera memperbaiki ruas jalan tersebut pada tahun 2023 ini.
“Tahun 2023 ini ada peningkatan jalan Benteng Jawa – Heret -Bawe dialokasikan dari Dana Insentif Fiskal Daerah. Sudah mulai dikerjakan. Saat ini sedang tahapan pematokan,” kata Sekretaris Daerah (Sekda) Manggarai Timur, Boni Hasudungan Siregar, ketika dihubungi VoxNtt.com, Rabu (13/09/2023).
Pantauan VoxNtt.com, Rabu siang, material kelikir memang sudah mulai tumpuk di badan jalan tersebut, terutama dari Kampung Laci hingga Jembatan Wae Laing.
“Harapannya kepada rekanan agar mengerjakannya dengan baik dan bisa selesai tepat waktu di tahun 2023 ini,” ucap Sekda Boni.
Dikabarkan sebelumnya, Natanael Nanja meringis. Mukanya masam karena kecewa dengan Pemerintah Kabupaten Manggarai Timur (Matim).
Kekecewaan Nael, begitu akrab disapanya, bukan tanpa sebab. Saban hari aktivitasnya menjual ikan terus ditemani kisah miris oleh karena infrastruktur jalan yang buruk.
Jalur yang kerap ia lalui saat berjualan ikan basah yakni, Benteng Jawa-Bawe di Kecamatan Lamba Leda, Kabupaten Manggarai Timur.
Titik terberat yang membuat Nael geram adalah sebelum memasuki jembatan Wae Laing, Desa Compang Mekar, Kecamatan Lamba Leda. Ruas ini memang beberapa tahun silam sudah diaspal, namun kini tinggal kenangan.
Sebab, aspal jalan tak kelihatan lagi, hanya sisa- sisa batu telfor. Itu pun menumpuk di mana-mana dan tidak beraturan lagi. Laju ban sepeda motor pun terhambat.
Dan, jika tidak hati-hati, maka nyawa menjadi taruhannya. Sebab, di sebelah jalan ada jurang yang panjang.
Demi bertahan hidup, meski kecewa, Nael tetap menerobos titik terberat tersebut menjual ikan basah demi bertahan hidup.
“Jujur saya kecewa lihat jalan rusak ini pak, soalnya sudah lama rusak tapi tidak diperbaiki,” ujar Nael saat ditemui di sebelah jembatan Wae Laing, Senin (06/02/2023).
Kehidupan warga di sebelah timur jembatan Wae Laing memang semakin terimpit, karena jalan yang rusak parah. Mereka juga kerap merintih, namun tampaknya hingga kini tak digubris Pemerintah Kabupaten Manggarai Timur.
Kerap Siapkan Sekam Padi
Kondisi jalan rusak parah pada beberapa titik di ruas Benteng Jawa- Bawe memang memprihatinkan. Kondisi ini tentu saja sangat mengganggu kenyamanan dan mengancam keselamatan pengendara yang melintas.
Bahkan sopir, misalnya, harus berjuang keras untuk sekadar melewati jalan yang rusak terutama di seputar Wae Laing.
Eufronis Weljon, seorang sopir mobil travel mengaku bertahun-tahun pengguna jalan yang rutin melewati jalan poros Benteng Jawa- Bawe mengeluh dengan kondisi jalan yang rusak parah.
Dari jalan berlubang tergenang air hujan yang turun deras hingga aspal jalan yang rusak dan hanya menyisakan batu telfor yang licin sudah menjadi sajian para sopir setiap hari.
Di musim penghujan, kata Roni-demikian Eufronis Weljon disapa- para sopir selalu menyiapkan sekam padi untuk siram di jalan.
Hal ini terpaksa dilakukan agar roda kendaraan bisa melaju di batu-batu telfor yang licin.
Roni pun berharap Pemerintah Kabupaten Manggarai Timur segera memperhatikan kondisi jalan Benteng Jawa- Bawe, terutama dari Kampung Blantuk hingga Kampung Lompong.
“Tolong perhatikan jalan kami, pemerintah harus lihat kondisi jalan yang rusak ini,” katanya.
Sedih
Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai NasDem Manggarai Timur, David Sutarto, mengaku sedih setelah melintasi ‘jalur maut’ Benteng Jawa menuju Lompong, Desa Golo Lembur, Kecamatan Lamba Leda.
“Jujur saya sangat sedih melintasi jalur ini,” ujar David merespons usulan Aloysius Juni seroang warga yang mengikuti Reses Anggota DPRD Provinsi NTT Inosensius Fredy Mui di Kampung Lompong, Desa Golo Lembur, Sabtu (05/08/2023) sore.
Menurut David, ada dua wilayah di Kabupaten Manggarai Timur yang seolah belum merdeka. Padahal, sudah 77 tahun Indonesia merdeka dari penjajahan bangsa lain.
Kedua wilayah itu antara lain, Torok Golo di Kecamatan Rana Mese dan daerah Kecamatan Lamba Leda bagian timur. Torok Golo dan Lamba Leda bagian timur, kata dia, minim perhatian dari Pemerintah Kabupaten Manggarai Timur. Infrastruktur jalannya sangat buruk dan tentu saja mengancam keselamatan pengendara.
“Betapa sakitnya lewat di jalan ini. Tugas pemerintah melayani rakyatnya, jadi tidak ada alasan tidak ada duit, tetapi ini soal hak-hak mendasar rakyat kita,” tegas David.
Kerap Diperjuangkan DPRD
Anggota DPRD Manggarai Timur Dapil Lamba Leda, Sifridus Asman, sempat berkomentar seputar kondisi jalan rusak pada ruas Benteng Jawa- Bawe.
Diketahui, kerusakan paling parah pada ruas itu mulai dari Kampung Blantuk hingga jembatan Wae Laing, Desa Compang Mekar, Kecamatan Lamba Leda. Kemudian, dari Wae Laing hingga Kampung Lompong, Desa Golo Lembur.
“Sebenarnya saya dan teman-teman DPRD dari Lamba Leda selalu memperjuangkan jalan di beberapa jalur di Lamba Leda, termasuk jalur Benteng Jawa- Wae Nenda- Bawe, segmen Blantuk – Lompong supaya menjadi perhatian pemerintah,” kata Sifridus saat dihubungi VoxNtt.com, Kamis (09/02/2023) sore.
Meski begitu, perjuangan untuk mendorong perbaikan pada jalan yang rusak itu terpaksa kandas lantaran keterbatasan anggaran di APBD Manggarai Timur.
“Apalagi curah hujan yang begitu tinggi, bila lambat atau tunda intervensi anggaran di jalur ini, maka kerusakan pasti lebih parah lagi,” tandas politisi PAN itu.
Penulis: Ardy Abba