Ruteng, Vox NTT- Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) Cabang Ruteng meminta Pemerintah Kabupaten Manggarai Timur untuk menerapkan prinsip pemerataan dalam pembangunan.
“Pembangunan merupakan elemen terpenting dalam kehidupan manusia. Yang beririsan langsung dengan peningkatan taraf ekonomi masyarakat hingga terciptanya kesejahteraan bagi masyarakat umum. Tentu kesejahteraan tidak hanya diimpikan oleh sebagian orang,” ujar Ketua Presidium PMKRI Ruteng, Laurensius Lasa, dalam keterangan tertulis yang diterima VoxNtt.com, Minggu (01/10/2023).
Ia mengatakan, masyarakat Manggarai Timur khususnya di Kampung Ranamasa/Mengge, Desa Golo Munga Barat, kecamatan Lamba Leda Utara, sangat mengimpikan kesejahteraannya melalui pemerataan pembangunan infrastruktur jalan.
Berbagai keresahan yang dialami masyarakat Kampung Ranamasa/Mengge yang mengimpikan adanya pemerataan pembangunan.
Menurut Loin, sampai saat ini keresahan tersebut belum terjamah oleh pembangunan infrastruktur jalan di bawah kepemimpinan Yosef Tote hingga Bupati Agas Andreas.
BACA JUGA: Warga Ranamasa Gotong Pasien Pakai Bambu
Padahal, kata dia, kesejahteraan masyarakat merupakan cita-cita besar Negara Kesatuan Republik Indonesia yang tertuang dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945. Namun cita-cita itu masih belum dirasakan oleh seluruh masyarakat Manggarai Timur pada umumnya.
“Negara Indonesia sudah merdeka, namun sebagian masyarakatnya khusus di Manggarai Timur yang berada di Kampung Ranamasa/Mengge belum merasakan kemerdekaan yang sesungguhnya,” ujar Loin.
Pasalnya, kata dia, hingga saat ini masyarakat Kampung Ranamasa/Mengge masih menderita yang tak kunjung usai.
BACA JUGA: Ranamasa: Impitan Penderitaan Tanpa Batas
“Coba dibayangkan, wilayah Manggarai Timur yang tidak begitu luas, masih ada kampung yang tidak memiliki akses jalan, di mana pemerintah daerah Manggarai Timur saat ini? Atau pemerintah sedang membiarkan masyarakatnya menderita?” tukas Loin.
Ia mengaku masyarakat Kampung Ranamasa/Mengge terus mengeluh terkait kondisi yang dialami mereka. Itu seperti sulitnya akses kesehatan, dan penjualan hasil komoditi masyarakat.
“Sebagian besar masyarakat Kampung Ranamasa/Mengge sumber penghasilannya dari hasil komoditi berupa kemiri dan biji mete, lalu dijual ke Kecamatan Reok, Kabupaten Manggarai. Lalu, masyarakat harus jalan kaki menuju Kampung Laci, Desa Nampar Tabang dengan jarak tempuh 4 kilometer dan menghabiskan waktu 2 jam perjalanan sambil mengangkut hasil bumi baru mendapatkan mobil transportasi,” papar Loin.
BACA JUGA: Tidak Ada Jalur Transportasi, Warga Ranamasa Matim Terpaksa Gendong Pasien ke Puskesmas
Masyarakat di sana juga sering menggotong pasien dari kampung mereka menuju kampung terdekat dengan jarak tempuh yang sangat jauh.
“Seharusnya kondisi yang dialami masyarakat Ranamasa/Mengge saat ini, hanya terjadi pada masa penjajahan Belanda yang di mana segala sesuatu itu dipersulit oleh infrastruktur yang tidak ada sama sekali. Namun sedihnya, masyarakat Ranamasa/Mengge belum selesai dari penjajahan atas minimnya intervensi pemerintah untuk kesejahteraan masyarakat di wilayah itu,” pungkasnya.
Loin juga mengatakan, kerisauan masyarakat Kampung Ranamasa/Mengge sempat terhapus oleh rencana baik dengan masuknya program Tentara Manunggal Masuk Desa (TMMD) yang akan merintis jalan menuju kampung itu. Namun sejauh ini masih belum terealisasi.
“Masyarakat Manggarai Timur, khususnya Kampung Ranamasa/Mengge saat ini sedang meratapi kesedihan yang tak menentu, entah sampai kapan mereka keluar dari kondisi yang terisolir itu,” ungkapnya.
BACA JUGA: Ranamasa Akhirnya Keluar dari Impitan Kampung Isolasi
Selain di Kampung Ranamasa/Mengge, hal serupa dirasakan oleh masyarakat yang berada di jalur Benteng Jawa menuju Satar Teu. Di mana, masyarakatnya masih terbelenggu oleh jalan yang rusak hingga sulitnya akses transportasi.
“Khususnya jalur Benteng Jawa dari Kampung Wodong menuju Satar Teu, jalannya rusak parah hingga menyebabkan sulitnya masyarakat untuk mobilitas masyarakat,” ucap Loin.
Ia pun meminta Bupati Manggarai Timur Agas Andreas untuk segera mengalokasikan anggaran untuk merintis jalan raya menuju Kampung Ranamasa/Mengge, Desa Golo Munga Barat dan melanjutkan pembangunan jalan dari Kampung Wodong menuju Satar Teu. [VoN]