Ruteng, Vox NTT- Festival Golo Curu Maria Ratu Rosari baru saja dimulai.
Menurut Direktur Puspas Keuskupan Ruteng Pastor Marthin Chen, lewat Festival Golo Curu berbagai aspek iman terungkap dan terwujud. Itu melalui berbagai program dan kegiatan dalam hajatan tersebut.
Kata dia, dalam aspek budaya diselenggarakan berbagai pentas seni yang menyajikan keindahan dan keunikan kultural Manggarai.
Dalam aspek ekologi dilakukan berbagai kegiatan kebersihan lingkungan hidup maupun penanaman pohon di sumber mata air.
Dalam kegiatan sosial karitatif dibagikan sembako kepada kelompok rentan kelompok ODHA dan yatim piatu.
“Dalam tahun 2023 Keuskupan Ruteng berfokus pada program ekonomi berkelanjutan, Sejahtera, Adil, dan Ekologis (SAE),” terang Pastor Marthin saat Konferensi Pers di Aula Puspas Keuskupan Ruteng pada Senin (02/10/2023).
Karena itu, dalam Festival Golo Curu diselenggarakan pameran ekonomi kreatif yang melibatkan pelbagai UMKM dari paroki-paroki dan kelompok ekonomi umat.
Hal ini kiranya dapat mendorong geliat ekonomi umat dan mewujudkan pariwisata holistik yang sungguh mensejahterakan dan memberdayakan masyarakat lokal.
Festival Golo Curu ini diselenggarakan dalam kerja sama yang erat dan harmonis antar Gereja dan Pemda Kabupaten Manggarai, serta melibatkan berbagai stakeholder lainnya.
“Kerja sama jejaring inilah yang kiranya menjadi model kebersamaan Gereja dan Pemerintah serta masyarakat dalam mewujudkan Tanah Nuca Lale yang makmur dan bahagia,” ungkapnya.
Ia mengharapkan partisipasi insan pers untuk mempublikasikan Festival Golo Curu demi mewujudkan kehidupan ekonomi umat yang semakin sejahtera dan menguatkan iman umat dalam pencaharian kebahagiaan sejati yang hanya ditemukan dalam perjumpaan dengan Allah.
Dalam dekapan Bunda Maria Ratu Rosari kita mempersembahkan seluruh harapan dan kecemasan serta suka duka umat Allah Keuskupan Ruteng.
Di tempat yang sama, Ketua umum Festival Golo Curu tahun 2023 Jahang Fansi Aldus menjelaskan, hajatan tersebut adalah kegiatan spiritual untuk memperteguh dan merayakan iman umat kepada Yesus Kristus sang penebus melalui Bunda-Nya Perawan Maria.
Menurut dia, Festival Golo Curu resmi dibuka dengan misa di Bukit Gua Maria Golo Curu Karot. Setelah misa, arca Bunda Maria diarak dalam prosesi yang meriah menuju paroki St. Mikael Kumba. Selanjutnya selama sepekan arca Bunda Maria akan mengunjungi 7 paroki di Kota Ruteng.
Prosesi ini akan mencapai puncaknya pada tanggal 7 Okober 2023, dalam kegiatan akbar dari Gereja Paroki Katedral Ruteng menuju Gereja St. Fransiskus Asisi Karot dan berakhir di Bukit Golo Curu.
Perayaan Ekaristi agung Bunda Maria Ratu Rosari akan berlangsung di Gereja Paroki St. Fransiskus Asisi Karot.
“Jadi, Festival Golo Curu pertama-tama adalah kegiatan spiritual untuk memperteguh dan merayakan iman umat kepada Yesus Kristus Sang Penebus melalui Bunda-Nya Perawan Maria,” kata Fansi
“Devosi kepada Bunda Maria di Bukit Golo Curu adalah tradisi yang sudah lama mengakar dalam kehidupan umat Allah di Keuskupan Ruteng dan di Kota Ruteng pada khususnya,” sambungnya.
Fansi mengatakan, umat mendaraskan doa Rosario dalam segala situasi hidupnya baik suka maupun duka.
Melalui doa Rosario itu mereka merasakan dekapan kasih perlindungan sang Bunda Maria dan kekuatan dari Yesus Kristus Putranya. Karena itulah, Maria Ratu Rosari yang dirayakan oleh Gereja pada tanggal 7 Oktober menjadi pusat devosi dan kegiatan spiritual Festival Golo Curu.
Dikatakan, iman perlulah dirayakan dan dalam festival iman itu dapat diselebrasi dengan meriah dan partisipatif. Lebih dari itu, iman juga harus meresapi seluruh aspek kehidupan manusia. Iman perlu mendorong kesejahteraan ekonomi.
Demikian juga iman mesti bertumbuh dan berkembang dalam akar budaya lokal. Tak kalah pentingnya iman juga harus merawat dan melestarikan lingkungan alam ciptaan.
Penulis: Ardy Abba