Betun, Vox NTT- Prosentase pembangunan Program Sakti yang dicanangkan oleh Bupati Malaka Simon Nahak dan Wakil Bupati Louise Luky Taolin setiap harinya terus meningkat.
Dalam Program Sakti tersebut tidak terpisah dari pembangunan kantor bupati Kabupaten Malaka, Nusa Tenggara Timur.
Pembangunan kantor bupati Kabupaten Malaka adalah janji kampanye Bupati Simon Nahak. Hal itu dilakukan karena diketahui sejak mekar menjadi daerah otonomi baru, Pemerintah Kabupaten Malaka belum memiliki kantor bupati dan pusat pemerintahan.
Penjabat Pembuat Komitmen (PPK) pembangunan gedung kantor Bupati Malaka Yanuarius Manek Bria dalam satu kesempatan melaporkan anggaran bahwa untuk pembangunan Kantor Bupati Malaka senilai Rp95.978.193.750.
Sementara untuk nilai kontrak pembangunan sebesar Rp94.590.000.000. Dengan rincian tahun 2022 senilai Rp21 miliar, tahun 2023 senilai Rp37,550 miliar dan tahun 2024 senilai Rp36 miliar.
Sedangkan untuk pekerjaan pengawasan kantor Bupati Malaka dengan nilai kontrak sebesar Rp1.388.193.750, dengan rincian tahun anggaran 2022 sebesar Rp400 juta, tahun 2023 sebesar Rp500 juta dan tahun 2024 sebesar Rp488.193.750.
Pada Senin (23/10/2023), VoxNtt.com bersama rekan media lainnya berkunjung ke pembangunan kantor bupati Malaka itu. Terpantau, walaupun terik matahari membakar kulit, para pekerja dengan semangat terus bekerja mengejar target yang sudah ditetapkan.
Sebelumnya, beberapa hari lalu pada kegiatan jumpa pers bersama bupati Malaka, Kepala Dinas PU melaporkan progres pekerjaan pembangunan kantor daerah atau pusat pemerintahan (Puspem) Malaka, bahwa bangunan yang dibangun tersebut, progresnya sudah mencapai 30%.
Pembangunan kantor bupati dan fasilitas lainnya ternyata mengalami peningkatan. Penjabat Pembuat Komitmen (PPK) Yanuarius Manek Bria menyampaikan bahwa progres pekerjaan pembangunan kantor bupati Kabupaten Malaka sudah mencapai 32 persen.
Hal ini tentu menjadi kebanggaan tersendiri bagi masyarakat Kabupaten Malaka pada umumnya.
Bagaimana tidak, kantor bupati Malaka yang di atas ketinggian itu juga menampilkan pemandangan dengan hamparan sawah hijau. Hal ini juga menjadi kebanggaan dan harga diri Kabupaten Malaka sebagai kabupaten yang mandiri dan mempunyai jati diri.
“Suka atau tidak suka, mau tidak mau, saya bangun kantor bupati Kabupaten Malaka. Ini bukan untuk diri saya. Saya palingan dua periode (bupati) tapi kantor bupati ini akan menjadi warisan untuk anak cucu kita,” kata Simon Nahak.
Penulis: Frido Umrisu Raebesi