Labuan Bajo, Vox NTT- Perkembangan aktivitas pariwisata di Labuan Bajo meningkat setiap tahunnya.
Peningkatan tersebut dapat terlihat dari banyaknya wisatawan lokal dan mancanegara yang mengunjungi Labuan bajo untuk menikmati keindahan panorama alamnya.
Hal tersebut berdampak pula pada peningkatan investasi di bidang pariwisata seperti pembangunan hotel,
ruang pertemuan, dan kapal wisata yang menimbulkan potensi pada peningkatan dampak sampah yang dihasilkan khususnya di lokasi wisata.
Taman Nasional Komodo menjadi daya tarik pariwisata utama di Labuan Bajo baik keindahan dan ekosistem alam bawah laut, kepulauan, dan habitat Komodo.
Beragam aktivitas konservasi dilakukan oleh Balai Taman Nasional Komodo termasuk menjaga ekosistem taman nasional dari polusi sampah plastik.
“Hari ini kami lakukan kegiatan TJSL berupa aksi peduli lingkungan di Pulau Padar dan berhasil dapatkan sampah seberat 166 kg,” jelas Sekrtaris Perusahaan Indonesia Financial Group (IFG), Oktarina Dwidya Sistha,
dalam keterangan pers tertulisnya yang diterima awak media, Kamis (09/11/2023).
Sebagai salah satu daerah Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT) tidak luput dari permasalahan yang sama seperti kota pariwisata lain salah satunya yaitu permasalahan sampah plastik yang ada di pantai dan jalan reklamasi.
Sistha menambahkan IFG mengusung tema “Kita Bersihkan, Kita Lestarikan, Labuan Bajo untuk Pariwisata Berkelanjutan” yang terus dikomunikasikan kepada masyarakat.
Sampai saat ini masih ada sampah yang dibuang sembarangan oleh pengunjung di sekitar lokasi wisata.
Banyaknya sampah plastik dapat menjadi pertanda bahwa kehidupan ekonomi masyarakat berkembang tentu hal tersebut berdampak positif pada perekonomian daerah.
Namun sebagian besar pihak fokus pada nilai ekonomi saja tanpa memikirkan masalah lingkungan yang akan timbul.
“Jika masalah lingkungan terus dibiarkan lambat laun akan berdampak negatif pada tingkat kunjungan wisatawan ke Labuan Bajo,” jelas Sistha.
IFG sangat peduli terhadap isu lingkungan sampah plastik yang ada di Labuan Bajo, program ini mulai dilaksanakan pada tahun 2022 dan rutin sampai dengan saat ini.
Sebelumnya IFG telah melaksanakan kegiatan lingkungan dalam rangka road to IFG Labuan Bajo Marathon 2023 di antaranya Literasi dan Bersih-bersih sampah plastik di kawasan Pantai Binongko, Labuan Bajo, Literasi sampah plastik dan kreasi daur ulang sampah di SDN 02 Labuan Bajo, bersih-bersih sampah plastik di Desa Pasar Baru Labuan Bajo.
“Beberapa kegiatan tersebut dilaksanakan dengan tujuan untuk mempertahankan kebersihan dan keindahan alam sebagai upaya peningkatan pariwisata secara berkelanjutan,” ungkap Sistha.
Dalam mendukung kegiatan konservasi tersebut, IFG berkolaborasi dengan Kole Project yang merupakan perusahaan pengelolaan sampah daur ulang dengan menggerakan ekonomi sirkular di Labuan Bajo dan petugas dari Balai Taman Nasional Komodo melaksanakan program TJSL IFG yaitu Bersihkan Sampah Plastik di Pulau Padar dengan tajuk “Kita Bersihkan, Kita Lestarikan, Labuan Bajo untuk Pariwisata Berkelanjutan” pada Minggu, 05 November 2023 yang juga melibatkan komunitas dan relawan peduli lingkungan di Labuan Bajo.
Sampah plastik yang berhasil dikumpulkan sebanyak 166,1 kg yang terdiri dari 45 kg PET, 7,5 kg HDPE, 15 kg PP ember, 2kg PP gelas, 5 kg HDPE Oli, 18 kg botol kaca kecil, 2 kg botol kaca serang dan 53 kg sampah residu.
Selanjutnya sampah tersebut akan didaur ulang dan dikelola sesuai jenisnya menjadi barang guna baru yang memiliki nilai ekonomi oleh pabrik daur ulang Kole Project dan sampah residu akan dibawa ke TPST dan TPA Warloka.
“Semoga dari seluruh program lingkungan yang telah dijalankan IFG dapat memantik kesadaran seluruh pihak di Wilayah Labuan Bajo untuk terus dapat merawat lingkungan agar tetap bersih dan nyaman,” tutup Sistha. [VoN]