Betun, Vox NTT- Bupati Malaka Simon Nahak meminta agar camat dan kepala desa berperan dan bersedia menjadi bapa asuh anak stunting.
“Saya sudah ada 5 anak asuh yang lain silakan ikut ini semua demi kemanusiaan,” kata Simon usai me–launcing Kampung Keluarga Berkualitas (KB) dalam kegiatan rapat Evaluasi Program Percepatan Penurunan Stunting di halaman Kantor Camat Rinhat, Selasa (14/11/2023).
Terpantau, dalam kesempatan tersebut juga Bupati Simon memberikan makanan pokok seperti beras, telur, makanan pendamping ASI, susu, dan lainnya untuk anak-anak penderita stunting.
Menariknya, bantuan beras yang diberikan Bupati Simon adalah produk lokal Beras Nona Malaka yang menjadi kebanggaan Rai Malaka.
Bantuan diberikan dengan tujuan untuk melakukan edukasi dan perbaikan terhadap pertumbuhan, pola makan, serta pola asuh anak-anak penderita stunting.
Kampung KB Harus Menjadi Ujung Tombak
Menurut Bupati Simon, Kampung KB harus menjadi ujung tombak untuk mengatasi masalah stunting (anak gagal tumbuh) dari tingkat desa.
Tujuan strategis Kampung KB adalah meningkatkan kualitas hidup keluarga dan masyarakat dengan mendekatkan pelayanan program bangga kencana dan pelayanan dasar, penguatan 8 fungsi keluarga, partisipasi aktif masyarakat dan pembangunan yang terintegrasi lintas sektor.
Bupati Simon meminta Kampung KB digarap maksimal guna menurunkan angka stunting, hingga 14%.
“Untuk itu penguatan tim percepatan penurunan stunting di tingkat desa dalam wadah Kampung KB yang melibatkan nakes, PLKB, PKK, PPKS dan unsur masyarakat menjadi sangat krusial,” kata Bupati Simon.
Menurut mantan dosen Universitas Marwadewa ini, tim harus mampu mengidentifikasi penyebab stunting yang dominan di wilayahnya.
Bupati kedua Kabupaten Malaka itu juga meminta tidak hanya diskusi saja namun perbanyak aksi sehingga bisa melakukan upaya pencegahan.
“Kalau berbicara stunting maka harus dilihat dahulu sumber penyebabnya dari mana. Kalau sudah dilihat sumber penyebabnya dari mana maka bisa masuk pada poin-poin pencegahan,” ujar Bupati Simon.
Ia juga berharap agar melalui wadah Kampung KB, pemberdayaan masyarakat dan pelaksanaan program-program pembangunan lainnya dapat berjalan secara terpadu dan bersamaan sehingga dapat mewujudkan keluarga dan masyarakat berkualitas.
Selain itu, Bupati Simon meminta agar gencar memaparkan konsep 3 K (Kebun, Kolam, Kandang) agar dikembangkan sebagai sebuah siklus pertanian berkelanjutan dan pemenuhan gizi secara optimal.
“Hasil kebun, kandang dan kolam tersebut juga dapat dijual yang hasilnya sebagai upaya keberlanjutan pengelolaan oleh pengelola, konsep ini dikembangkan sebagai upaya memenuhi kualitas dan kuantitas nutrisi dan gizi keluarga,” paparnya.
Hal ini sebagai upaya meningkatkan perekonomian masyarakat melalui berkurangnya pengeluaran untuk keperluan sayur dan lauk serta meningkatkan pendapatan dengan penjualan hasil kebun maupun hasil olahannya. Juga mengurangi bila perlu mencegah terjadinya stunting atau gagal tumbuh bagi anak dan cucu.
Diketahui, launching Kampung KB itu disenggarakan oleh Pemerintah Kabupaten Malaka melalui Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak Setempat (DPPKBPPPA).
Turut hadir Kepala Dinas Rofinus Bau, Kepala Badan BP4D Kabupaten Malaka Raymon Yani Baria, Kapolsek Rinhat AKP I Made Yudhana, Danramil 1605-04/Betun Mayor Czi Manuel Fernandez Danramil 1605-09/Biudukfoho, Kapten Inf.I Nyoman Swastika Camat Rinhat Servatius Bria, 20 Kepala Desa se-kecamatan Rinhat.
Penulis: Frido Umrisu Raebesi