Betun, Vox NTT- Wehali adalah sebuah kerajaan tradisional di pantai selatan Timor Tengah, sekarang menjadi wilayah Indonesia, Provinsi Nusa Tenggara Timur, Kabupaten Malaka.
Kerajaan ini sering disebutkan bersama dengan kerajaan tetangga, sebagai Wewiku – Wehali.
Kerajaan Wehali juga memegang posisi senior atau tertua di antara kerajaan – kerajaan kecil di Pulau Timor, termasuk kerajaan – kerajaan di wilayah Timor Leste.
Dapat dikatakan, kerajaan Wehali menguasai seluruh daratan Timor, baik secara adat, budaya, ekonomi dan lainnya sekitar abad 15 masehi.
Kerajaan Wehali dipimpin oleh Raja yang bernaa Liurai yang diwariskan turun – temurun dari garis ibu (matrilinear).
Oleh karena itu, pada momentum Seminar Festival Frontera Interkambiun kultura Ba Hametin Rekonsiliasaun di Maliana, eksistensi kerajaan Wehali dibahas khusus oleh para antropolog.
Wehali ditempatkan pada posisi tertinggi secara adat dan sejarah daratan Timor pada masa lampau hingga kini.
Hal ini membuat para kontingen Kabupaten Malaka merasa bangga dan merasa dihormati oleh saudaranya di negara tetangga Timor Leste.
Bagaimana tidak, kerajaan Wehali berpusat di Kabupaten Malaka, lebih khusus di Desa Wehali, Kecamatan Malaka Tengah.
“Sebagai orang Malaka, kita tentunya bangga karena ternyata pusat kultur dan budaya daratan Timor ada di Wehali yang mana sekarang adalah Kabupaten Malaka,” kata Aloisius Werang, Kadis Pariwisata Malaka yang hadir juga dalam seminar budaya dalam rangka Festival Frontrera Interkambiun Kultura Ba Hametin Rekonsiliasaon di Maliana.
Menurut antropolog Gregorius Neonbasu, pada seminar budaya dalam rangka Festival Frontrera di Bobonaro ini khusus untuk menguatkan seluruh warga di daratan Timor bahwa “kita adalah saudara, satu turunan dan satu budaya”.
“Saya sudah melakukan penelitian di daratan Timor seluruhnya bahakn seluruh dunia. Ternyata kita adalah satu dan saudara. Kerajaan Wehali adalah tertua yang menghimpun seluruh kerajaan di daratan Timor ini,” ungkap Pater Gregorius Neonbasu kepada VoxNtt.com, Kamis (16/11/2023).
Pater Gregorius Neonbasu mengatakan, kultur Wehali akan mempersatukan daratan Timor secara adat dan budaya walau pun berbeda negara.
“Kita memiliki tali pusat yang sama. Kita adalah saudara beda bendera,” kata Pater Gregorius Neonbasu.
Penulis: Frido Umrisu Raebesi