Betun, Vox NTT- Terik matahari begitu tajam serasa dekat dengan area persawahan Kamanasa, Kecamatan Malaka Tengah, Kabupaten Malaka, Nusa Tenggara Timur, Sabtu (2/12/2023) siang.
Meski menyengat, udara segar yang melapisi area persawahan tetap membuat awak media ini dan Semuel A. Fahik merasa sejuk saat berjalan di tengah keindahan sawah.
Di sana para petani sudah menunggu kedatangan Semuel A. Fahik penuh harap.
Di tengah area persawahan itu tampak jejeran padi sudah mulai menguning, tanda siap panen.
Terlihat pula di pinggir jalan setapak belasan karung berwarna putih berisi gabah padi baris berjejer. Rupanya para petani sedang menanti mobil untuk mengangkut gabah padi ke rumah.
Langgar beberapa petak di timur ada parkir satu unit Combain. Di atasnya ada beberapa pemuda yang sedang istirahat sambil bermain Handphone.
Derap langkah kaki Semuel A. Fahik pun penuh terukur mendekati Combain itu.
Di tangan Semuel ada beberapa bungkus es kelapa muda untuk para petani. Bisa sedikit menghilangkan dahaga di tengah terik matahari yang menyengat.
“Selamat siang semua,” sapa Semuel ke para petani.
“Siang juga bos,” sahut para petani kompak
Es kelapa itu langsung diberikan ke para petani dan operator.
“Wah terima kasih bos. Ini pas, kami panas sekali,” ungkap salah satu operator.
“Bos terbaik,” sambung yang lainnya.
Beberapa menit setelah itu yang lain menyusul menuju Combain itu.
“Bos, setelah ini kami punya,” kata salah satu petani bernama Simon Bata.
“Ia om. Tunggu operator mereka selesai istirahat e,” balas Semuel
Kurang lebih setengah jam setelah itu, mesin Combain langsung dinyalakan operator.
Alat pemotong sekaligus perontok padi itu langsung masuk ke area sawah.
Dalam hitungan menit, padi empat petak itu selesai dipanen. Padi yang dipotong, langsung diolah dan terisi dalam karung yang sudah disiapkan di atas combain itu.
Berbanding jauh apabila para petani memanen padi menggunakan tenaga manusia bisa seharian penuh dan membutuhkan banyak orang.
Sudah pasti anggaran yang dikeluarkan lebih banyak. Setelah itu, masih butuh tenaga dan waktu untuk merontoknya. Butuh biaya lagi.
Dengan menggunakan mesin potong padi yang modern, para petani terbantu dan tidak membutuhkan banyak tenaga, waktu dan biaya.
Diketahui, alat potong padi itu itu milik Edward Tannur Anggota DPR RI Fraksi PKB komisi IV.
Edward Tannur juga kini sebagai Calon Anggota DPR RI Dapil II NTT dari PKB dengan nomor urut 4.
Alat pemotong padi itu dikelola langsung oleh Semuel A. Fahik yang juga adalah Calon Anggota DPRD Malaka PKB Dapil l Malaka dengan Nomor urut 4, sama seperti Edward Tannur.
Alat potong padi itu dikerahkan untuk membantu para petani di Malaka pasa saat panen padi, sehingga para petani tidak mengeluarkan banyak biaya.
Mereka hanya mengeluarkan sedikit biaya untuk BBM guna kelancaran operasional panen.
Simon Bata, salah seorang petani menyampaikan ucapan terima kasih kepada Edward Tannur karena merasa sangat terbantu.
“Kami sangat terbantu dengan alat ini. Biasanya kami potong manual. Itu butuh banyak biaya karena harus sewa tenaga. Terima kasih bapak Edward Tannur. Kami tidak akan lupa jasa bapak untuk kami para petani,” ungkap Simon Bata.
“Terima kasih juga untuk bos Yanto (Semuel A.Fahik) yang sudah bawa alat ini. Kami juga tidak lupa jasanya,” kata Simon Bata.
Diketahui, Semuel A.Fahik adalah pengusaha sekaligus politisi yang sangat dekat dengan para petani.
Setiap hari, dia selalu bersama para petani di sawah. Di sana, banyak aspirasi terserap dan banyak juga suka dan dukanya.
“Saya juga petani. Saya tahu apa yang diinginkan para petani. Semoga aspirasi mereka terwujud dan jika Tuhan merestui, saya dapat membawa aspirasi itu ke DPRD Kabupaten Malaka nanti,” ujar Semuel A.Fahik.
Penulis: Frido Umrisu Raebesi