Betun, Vox NTT- Masyarakat Kabupaten Malaka khususnya Desa Lakekun Utara, Kecamatan Kobalima, mempertanyakan perbedaan perlakuan antara traktor milik PKB Malaka dan traktor yang dikelola oleh Kepala Desa Lakekun Utara.
Perbedaan perlakuan yang dimaksudkan yakni terletak pada pungutan biaya kerja yang terjadi.
Pada traktor milik PKB, masyarakat tidak dipungut biaya. Sedangkan pada traktor milik pemerintah dalam hal ini Dinas Pertanian Kabupaten Malaka, masyarakat dipungut biaya secara variatif ketika menggunakan jasa traktor tersebut.
Pantauan VoxNtt.com di lapangan pada Jumat (15/12/2023), traktor milik PKB Malaka yang dikelola oleh Semuel A. Fahik gencar mengolah lahan milik petani di Desa Lakekun Utara, Kecamatan Kobalima.
Traktor milik PKB hasil aspirasi Edward Tannur itu mengolah lahan milik petani tanpa dipungut biaya alias gratis. Masyarakat atau petani, tidak perlu mengeluarkan biaya untuk BBM dan sewa operator.
Sementara traktor milik pemerintah diperlakukan lain. Kades Lakekun Utara Ignasius Bau diduga tebang pilih dalam melakukan daftar nama masyarakat yang lahannya digarap menggunakan traktor pemerintah.
Masyarakat setempat menduga ada unsur dendam politik Pilkades tahun lalu dalam penggunaan traktor tersebut.
“Yang dibajak itu para pendukung kepala desa saat pilkades kali lalu. Kami yang tidak dukung tidak ada nama,” kata Delsiana Asa masyarakat Lakekun Utara yang lahannya digarap gratis oleh traktor aspirasi Edward Tannur, PKB Malaka.
Tidak hanya Delsiana, Agustina Dau yang juga merupakan salah satu petani di Desa Lakekun Utara mengaku kesal lantaran pihaknya pernah membayar traktor tersebut namun lahannya tidak digarap sampai selesai.
“Kami yang tidak ada nama ini kalau mau balik harus bayar. Tahun lalu juga begitu, kita bayar 2 sampai 3 ratus ribu. Tapi itu juga balik tidak habis,” ujar Agustina Dau, salah satu petani di Desa Lakekun Utara yang lahannya digarap gratis oleh traktor aspirasi Edward Tannur yang dikelola oleh Semuel A.Fahik.
Mendengar kondisi tersebut, Semuel A.Fahik yang berperan sebagai pengelola traktor aspirasi Edward Tannur menyayangkan kelakuan oknum operator traktor Dinas Pertanian Kabupaten Malaka tersebut.
“Harusnya dari pemerintah itu gratis. Semua sudah dibiayai oleh pemerintah. Sama seperti PKB punya ini gratis. Kasihan masyarakat yang lagi susah, harusnya dibantu malah dibuat susah lagi,” ucap Semuel A.Fahik dengan kesal.
Penulis: Frido Umrisu Raebesi