Labuan Bajo, Vox NTT- Yayasan Komodo Indonesia Lestari (Yakines) Manggarai Barat menggelar Evaluasi dan Perencanaan (Evaperca) periode 2023 terhadap petani perempuan Manggarai Barat.
Kegiatan itu berlangsung sejak 15-19 Januari 2024 di Desa Nampar Macing, Manggarai Barat.
Sejak Februari hingga Desember 2023, program pemberdayaan perempuan dan konservasi sumber daya alam telah dilakukan oleh Yakines di 12 desa dampingan dari 5 kecamatan di Manggarai Barat, telah berhasil menjangkau 48 anak kampung.
Adapun perwakilan 12 Desa yang hadir dari Kecamatan di Mabar yakni Desa Wae Mose, Desa Munting, Desa Golo Ronggot, Desa Lale, Desa Golo Leleng, Desa Nampar Macing selaku Tuan Rumah, Desa Tondong Belang, Desa Persiapan Watu Letang, Desa Watu Nggelek, Desa Nggorang, Desa Tiwu Nampar dan Desa Macang Tanggar
“Hingga saat ini kami sudah memberdayakan 98 kelompok tani,” ungkap Ferdinandus Mau Manu Koordinator program Yakines.
Ferdi juga menjelaskan bahwa dari 98 kelompok tani yang terbentuk, sekitar 90% di antaranya dikelola oleh perempuan. Sementara hanya 2% oleh laki-laki, yang tidak lain suami dari anggota perempuan yang turut ikut dalam program pemberdayaan perempuan.
“Jadi dari 98 kelompok tani ini, 90 an persen perempuan dan 2 persen laki-laki, itupun karena suami dari anggota perempuan,” jelas dia.
“Anggota yang sudah kita jangkau sudah 1746 orang, mendekati 2000 untuk 12 desa dengan perempuan berjumlah 1499 orang dan laki-laki 267 orang,” lanjut dia.
Menurut Ferdi, Program ini bertujuan mendorong pengembangan pangan lokal yang bagi dia sudah kurang diperhatikan. Iapun menyampaikan bahwa programnya berhasil menghasilkan sekitar 17 jenis benih yang dikembangkan oleh petani dampingan Yakines.
Meskipun demikian, Ferdi menyebut kendala yang menyebabkan kurangnya jangkauan benih yang sukses. Meski demikian, upaya pemberdayaan perempuan dan konservasi sumber daya alam terus memberikan dampak positif di wilayah Manggarai Barat.
Pengembangan Lumbung Pangan
Selain pemberdayaan petani, Ferdi juga menyampaikan bahwa Yakines kali ini memberi perhatian khusus akan pentingnya lumbung pangan bagi kelompok tani.
“Kita juga mengambangkan kedaulatan petani lewat lumbung pangan. Modelnya seperti simpan pinjam. Hal ini lebih ke kebutuhan pangan lebih kusus padi karena itu menjadi cadangan pada saat musim panceklik,” kata Ferdi.
Selain lumbung padi, Ferdi menyampaikan bahwa lumbung benih menjadi iringan program lumbung pangan untuk menanggulangi musim panceklik yang mungkin saja akan dihadapi petani bimbingan Yakines.
“Kami mendorong petani agar mengembangkan lumbung pangan dan benih secara kelompok maupun individu. Ada beberapa sudah memulai dan ada yang baru berpikir. Nah, dengan model pertemuan seperti ini agar semua dampingan bisa semangat untuk menyimpan semua benih lokal dengan wadah tradisional tersebut” tegasnya.
Menurut koodinator Yakines tersebut pengembangan lumbung pangan khususnya pangan lokal sudah dilakukan oleh petani bimbingan Yakines.
“Hingga saat ini ada yang sudah bekerja dan ada suda yang mulai mempertimbangkan untuk menyimpan dan benih pada lumbung. Selanjutnya untuk mendukung semua itu (pemberdayaan dan pengembangan lumbung padi) para petani bimbingan kami juga sudah menjalankan konservasi mata air yang telah dijalankan oleh semua petani bimbingan Yakines,” tutupnya.
Kepala Desa Nampar Macing Zakarias Sudirman selaku tuan rumah Evaperca 2023 menyampaikan rasa terima kasihnya kepada semua pihak yang telah hadir dalam kegiatan pendampingan kali ini. Ia juga menyatakan perhatian terhadap pangan lokal dan pertanian organik.
Menurutnya, berbicara pertanian organik dan pangan lokal di tengah perkembangan zaman yang serba instan menang agak sulit. Tetapi jika dijalani dengan hati dan sungguh-sungguh kata dia, pasti akan ada tempatnya di masyarakat.
“Yang berikut kami berterima kasih kepada fasilitator Yakines di setiap Desa yang membawa kabar baik bagi petani. Untuk kedaulatan pangan. Kami mengucapkan terima kasih kepada Pemkab Manggarai Barat yang sudah turut hadir dalam kegiatan Evaperca Yakines kali ini,” tutup Zakarius
Sementara itu, asisten I Sekda Manggarai Barat, Hilarius Madin mengungkapkan bahwa sebenarnya sesungguhnya Yakines tidak bisa dianggap begitu saja. Petani dampingan pun diajak bersyukur karena telah bergabung ke dalamnya.
“Perlu diketahui bahwa pemberdayaan ini sudah dilaksanakan sejak lama dan patut diapresiasi karena memang mereka telah menyelenggarakan berbagai kegiatan. Tidak hanya tentang pemberdayaan dan kedaulatan pangan tapi juga berkaitan dengan konservasi,” ungkapnya.
“Sejak saya di Kehutanan, kegiatan konservasi ini juga sudah jalankan oleh Yakines. Jadi bagi semua kelompok yang telah bergabung jangan anggap ini kegiatan biasa-biasa saja ini adalah bagian dari pembelajaran dan pemberdayaan,” lanjut Hilarius.
Selain itu ia juga mengapresiasi petani perempuan yang telah bergabung dalam program Yakines
“Saya juga kagum tadi bahwa dari 1746 anggota, 1499 adalah perempuan dan 246 anggota adalah laki-laki berarti peran perempuan lebih dominan dalam pemberdayaan ini dan memang sejalan dengan visi dan misi yang dibangun oleh Yakines,” tegasnya
Menurut dia dengan adanya program ini petani bimbingan akan menghasilkan kemandirian usaha bagi petani khususnya pengembangan pangan lokal dan pertanian organik.
“Pertanian organik ini menjadi perhatian konsumen. Karena itu pertanian organik ini harus diperhatikan dan proses pembelajaran ini harus mencapai kemandirian bagi petani,” jelasnya
Pada momen tersebut juga Hilarius mengingatkan petani tentang proses pemberian bantuan pemerintah berbasis proposal.
“Perlu saya ingatkan semua bantuan pemerintah berbasis proposal sehingga apa yang menjadi kebutuhan kelompok diajukan melalui proposal agar bisa diakomodir,” ungkapnya.
Dirinya mengharapkan agar petani bimbingan dengan serius mengikuti proses bimbingan ini.
“Tidak semua LSM atau Yayasan yang mempunyai kepedulian terhadap pangan lokal. Saya berterima kasih kepada Yakines yang tetap memperhatikan yang terus memperhatikan pangan lokal yang menjadi kontribusi cadangan manakala terjadi kondisi kerawanan pangan,” tutupnya
Penulis: Sello Jome