Ruteng, Vox NTT- Ribuan orang dari 120 kampung di Manggarai mengikuti ritual adat ‘Wuat Wa’i’ dari Calon Anggota DPD RI dari Nusa Tenggara Timur (NTT) dr. Maria Stevi Harman di Kampung Lukup, Desa Renda, Kecamatan Satarmese Utara, Kabupaten Manggarai, Minggu (28/01/2024).
Dalam kebudayaan orang Manggarai, ritual ‘Wuat Wa’i’ merupakan sebuah ritual bermakna perutusan kepada seseorang agar para leluhur ikut bersama-sama mewujudkan cita-cita atau harapan yang sedang diperjuangkan.
Seperti saat seorang anak handak pergi kuliah, kedua orangtua dan keluarga besar lazimnya menggelar ritual ‘Wuat Wa’i’ agar para leluhur menyertai perjuangannya mencapai cita-cita. Sama halnya dalam konteks politik, ritual itu bertujuan meminta restu dan penyertaan leluhur untuk sama-sama mewujudkan tujuan tersebut.
Dalam sambutannya, Benny Kabur Harman menyampaikan bahwa pemilihan ritual adat tersebut merupakan bagian dari upaya memohon restu leluhur untuk menyertai perjuangan politik dr. Maria Stevi Harman.
“Kita memilih ritual ini dengan sengaja. ‘Riang lite adat kudut ita ata di’a‘, supaya tantangan sulit yang dihadapi untuk mencapai cita-cita ini bisa dihilangkan. Maka dalam bahasa adat kita ‘tetas cengkang’, kalau ada halangan maka leluhur kita yang di depan,” jelasnya.
Anggota DPR RI Partai Demokrat itu juga menjelaskan, ritual Wuat Wa’i adalah sebuah ritual suci yang perlu dijaga kesakralannya.
“Seperti halnya perayaan misa. Oleh karena ini ritual suci maka harus dijaga kesakralannya. Karena kita berkomunikasi dengan leluhur yang sudah mendahului kita. Supaya mereka juga ikut bersama-sama dengan kita, ” jelasnya.
“Kita undang leluhur kita untuk sama-sama dalam perjuangan kita. Mereka di depan supaya weang gerak (membuka jalan), menyinari perjalanan yang mungkin redup dan pikiran yang redup. Itulah doa kita kepada leluhur,” tambah Wakil Ketua Umum DPP Demokrat itu.
Di akhir sambutannya, ia mengharapkan kekompakan dan dukungan semua pihak yang hadir agar mendukung perjuangan politik dari dr. Stevi Harman menjadi anggota DPD RI.
“Tegi dami, nai ca anggit taung tite, tuka ca leleng. Sama-sama mendukung supaya apa yang dia cita-citakan ini terwujud. Sebagai orangtua kami menyampaikan terima kasih banyak atas kesediannya dari tempat paling jauh untuk hadir. Kita mendoakan dan mendukung cita-cita dari dr. Stevi. Mudah-mudahan dibukakan jalan,” tutupnya.
Pemilihan tema ‘Riang Lite Adat Kudut Ita Ata Dia’ dalam acara itu menurut Maria Stevi Harman, sejalan dengan nasihat yang diwariskan almarhum kakeknya bernama Damianus Kabur kepada keluarga yang ditinggalkan.
“Karena seberapa jauh, seberapa hebat diri kita tanpa tahu adat, kita bukan siapa-siapa. Dan dengan mempraktikkan adat itu kita bisa menjadi orang-orang yang baik, berempati kepada orang lain. Terima kasih kepada opa Damianus Kabur, oma Katarina dan dua orang yang paling spesial untuk saya yakni bapa dan mama,” jelasnya.
Lebih lanjut, calon Anggota DPD RI nomor 12 itu menjelaskan, sebagai seorang anak yang tumbuh besar di keluarga politisi, dirinya bersama keluarga kerap kali menemani sang ayah, Dr. Benny Kabur Harman (BKH) melakukan kegiatan reses di wilayah Dapil NTT 1.
Salah satu dari sekian banyak aspirasi yang kerap dikemukakan saat reses adalah terkait kebutuhan tenaga kesehatan seperti misalnya tenaga dokter. Atas dasar itu, dirinya bertekad menempuh pendidikan kedokteran agar bisa melayani kesehatan masyarakat NTT.
Pada tahun 2020, dirinya bertekad untuk pulang ke NTT dan menjalani tugas pengabdian sebagai dokter umum di Kupang. Setelahnya, ia fokus mengembangkan perusahaan keluarga mereka bernama Bakti Kampung Halaman (BKH) yang bergerak di sektor pertanian dan peternakan di Labuan Bajo.
Ia juga menjelaskan, keputusannya untuk terjun ke dunia politik bukan dalam rangka untuk mengalih profesi dari yang sebelumnya sebagai seorang dokter. Namun, itu ia tempuh dengan tujuan untuk membangun jaringan kesehatan lebih luas lagi di seluruh wilayah NTT.
Sebagai satu-satunya putri Manggarai yang terlibat bertarung pada DPD RI 2024, ia terpanggil untuk mengabdi dan berbuat lebih banyak untuk kampung halamannya di NTT secara umum dan Manggarai khususnya.
“Sebagai seorang dokter saya selalu diajarkan untuk mendiagnosis orang sakit. Orang sakit tidak boleh ditinggalkan dan pikiran itu akan saya bawa dalam setiap langkah saya untuk sekarang ini maju sebagai calon BPD NTT. Tidak ada yang boleh ditinggalkan. Kesejahteraan itu milik semua, kesejahteraan itu harus adil. Jangan ada yang tertinggal,” jelasnya.
“Keputusan saya untuk maju di dunia politik juga adalah ajaran dari orang tua. ‘Neka hemong kuni agu kalo’, walaupun saya sudah tumbuh besar di Jakarta tetapi saya tidak boleh melupakan kampung halaman saya. Secara lebih luas NTT secara lebih sempit Manggarai dan khususnya Satarmese. Dan saya harap kita semua yang hadir pada kesempatan ini bisa mengamini perjuangan saya ini,” tutupnya.
Untuk diketahui, selain ritual Wuat Wa’i, massa yang hadir juga secara resmi menyampaikan deklarasi dukungan terhadap dr. Maria Stevi Harman menjadi calon anggota DPD RI perwakilan NTT.
Penulis: Igen Padur