Ruteng, Vox NTT- Mantan Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Manggarai Fransiskus Gero turut berpendapat terhadap hubungan bupati dan wakil bupati selama masa kepemimpinan.
Menurut Frans, ada regulasi khusus yang mengatur kewenangan bupati dan wakil bupati. Ada pula norma dan etika moral yang harus dirawat supaya masa kepemimpinan berjalan damai.
“Jangan sampai ribut dalam perjalanan. Kalau ribut mengurus rakyat bagus, tetapi kalau ribut ‘rebut tulang’ itu tidak patut,” ujar dia dalam keterangan yang diterima VoxNtt.com, Rabu (3/4/2024) malam.
Ribut ‘rebut tulang’ dapat diartikan adanya pertengkaran bupati dan wakil bupati yang memanfaatkan kekuasaannya demi memperkaya diri.
Atau dengan bahasa lain yakni adanya political corruption atau korupsi politik. Ini terjadi ketika pengambil keputusan politik menyalahgunakan wewenangnya dengan memanipulasi kebijakan, prosedur, atau aturan demi keuntungan diri atau kelompoknya.
Frans mengatakan hal itu menyusul dirinya, yang oleh banyak kalangan, disebut-sebut bakal maju di Pilkada Manggarai Timur tahun 2024.
Menurut dia, siapapun pasangan calon tentu saja akan ada komunikasi yang baik dari awal. Sehingga dalam proses jika terpilih, lanjut Frans, tetap berada dalam komunikasi yang baik antara bupati dan wakil bupati, juga dengan partai pengususung.
Siap Maju, Jika Dipercaya
Mantan Kadis PPO Manggarai yang kini menjadi Staf Ahli Bupati Manggarai Bidang Keuangan, Ekonomi dan Pembangunan itu kemudian merespons dorongan banyak kalangan agar ia maju di Pilkada Manggarai Timur tahun 2024.
“Terima kasih kepada Tuhan yang menggerakan orang-orang menyebut nama saya. Saya akan siap mengemban amanat jika dipercayakan,” tukas Frans.
Ia mengaku sudah membangun berbagai komunikasi termasuk dengan partai politik yang disebutnya masih sebatas komunikasi informal dan parsial.
Meski demikian, Frans tentu saja tetap mengedepankan etika saat komunikasi dengan partai politik, mengingat dirinya saat ini sebagai seorang aparatur sipil negara (ASN).
Menurut dia, sebagai seorang ASN tentu saja ada beberapa norma yang harus dipatuhi. Ada beberapa regulasi yang harus ditaati.
“Sehingga saya tidak mungkin main ‘hantam kromo’ terkait beberapa langkah ke depan,” tandas dia.
Selain itu, Frans juga sudah membangun komunikasi dengan beberapa tokoh Manggarai dan Manggarai Timur, dan beberapa pihak lain yang mau mendukungnya di bursa pencalonan.
“Komunikasi belum masuk ke ranah yang resmi,” imbuh Ketua Persatuan Alumni Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (PA GMNI) Manggarai itu.
Parpol Punya Kader Potensial
Di tengah penyebutan namanya maju di Pilkada Manggarai Timur tahun 2024, Frans tetap memandang bahwa partai politik tentu saja punya kader militan, potensial dan berkompeten.
“Partai pasti punya kader sendiri untuk diusung,” katanya.
Meski demikian, Frans menawarkan agar partai politik perlu berkolaborasi dengan unsur di luar parpol termasuk birokrat.
“Maka dalam konteks inilah ruang kami ada, itu juga jika dibutuhkan,” tandas dia.
Menurut Frans, partai politik yang mengusung kader dan meminang orang di luar tentu saja memiliki basis pertimbangan.
“Koalisi politisi dan birokrat atau dengan profesional, tetapi bisa juga koalisi sesama parpol politisi dengan politisi.”
“Jadi pemegang mandat tertinggi tetap di tangan partai,” katanya.
Frans menambahkan, sebelum memutuskan maju di Pilkada Manggarai Timur dirinya akan melakukan ‘cek ombak’. Ia juga akan meminta izin dan restu dari para alumni GMNI dan para aktivis lainnya.
Frans juga berjanji akan meminta izin Bupati Manggarai, Wakil Bupati Manggarai dan Sekda.
Selanjutnya akan melakukan ‘cek ombak’ ke Manggarai Timur dan sowan ke Penjabat Bupati Manggarai Timur selaku pemilik wilayah dan beberapa tokoh terkait lainnya, serta meminta dukungan masyarakat.
Setelah melakukan ‘cek ombak’ baru dilakukan evaluasi untuk mengambil langkah selanjutnya.
“Apapun niat kita para calon kontestan diharapkan tetap santun, saling menghargai, dan jangan merusak tatanan masyarakat demi kekuasaan,” harap Frans.
Terima Kasih
Bagi Frans, politik itu dinamis dan fleksibel. Tidak hitam putih serta mudah cair dan berubah.
Ia mencontohkan, jika ahad lalu dirinya masuk dalam radar penyebutan oleh partai politik untuk maju pada Pilkada, bisa saja hari ini dan esok sudah tidak disebutkan lagi.
Atau sebaliknya hari ini belum disebutkan. Mungkin saja esok, lusa dan seterusnya disebutkan untuk dipinang partai politik.
Tetapi bagaimana pun Frans tetap membangun komunikasi dengan semua elemen masyarakat termasuk partai politik.
“Dipilih atau tidak oleh partai, kita serahkan seratus persen pada otoritas mereka, partai pasti mau menang, sehingga efek elektoral dan aspek keterpilihan bisa menjadi kunci pertimbangan,” katanya.
Frans kemudian mengaku amat berbangga dan berterima kasih kepada sejumlah elemen masyarakat, baik dari unsur partai, masyarakat non-partisan, aktivis, para tokoh, insan pers dan masyarakat Manggarai Timur atau di mana saja berada yang meyebut namanya dalam bursa bakal calon Bupati Manggarai Timur periode 2025-2029. [VoN]