Oleh: Febri M Angsemin
Alumnus IFTK Ledalero/Staf pembina SMPK St Klaus kuwu
Sosialisasi mengenai perundungan atau bullying di SMP St. Klaus Kuwu merupakan langkah proaktif dalam mencegah dan mengatasi fenomena yang meresahkan di lingkungan sekolah.
Dalam upaya meminimalisasi kasus perundungan yang semakin marak, pihak sekolah mengadakan seminar umum di Aula SMP/SMA St. Klaus Kuwu pada Jumat, 26 April 2024.
Seminar ini dipandang sebagai langkah yang penting dan diharapkan dapat memberikan pemahaman yang mendalam kepada siswa-siswi tentang dampak negatif dari perilaku perundungan.
Salah satu upaya yang dilakukan oleh sekolah adalah mengundang dua narasumber yang ahli dalam bidang perlindungan anak, yaitu Susana Surya Sukut, S.Kep. Ns, dan Yuliana Rosna, S.Psi.
Kehadiran mereka dalam seminar ini menjadi penting untuk menyampaikan informasi mengenai pencegahan perundungan di lingkungan sekolah.
Pemaparan materi yang disampaikan oleh kedua narasumber menggambarkan bahwa perubahan emosi pada remaja seringkali menjadi pemicu terjadinya aksi perundungan.
Remaja masa kini cenderung memiliki emosi yang sensitif dan tidak stabil, yang dapat memicu terjadinya konflik antar sesama.
Selain itu, perlu juga disadari pentingnya melindungi para pelajar dari dampak negatif arus globalisasi, terutama dalam bidang komunikasi dan informasi.
Anak-anak sebagai generasi penerus bangsa perlu diberikan perlindungan agar tidak terpengaruh oleh nilai dan perilaku negatif yang dapat merusak perkembangan mereka.
Oleh karena itu, upaya untuk membina anak-anak sejak usia dini tentang hal-hal negatif yang mungkin mereka hadapi saat memasuki usia remaja sangatlah penting.
Dalam konteks perundungan, dampaknya dapat sangat merugikan bagi korban. Dampak kekerasan tersebut dapat berupa kegagalan belajar, gangguan emosional, hingga konsekuensi yang lebih serius seperti cacat tubuh permanen atau bahkan kematian.
Ciri-ciri orang yang mengalami perundungan juga dapat dikenali, seperti sikap murung, malas ke sekolah, luka-luka tanpa sebab yang jelas, dan lain sebagainya.
Seminar ini diharapkan dapat menciptakan lingkungan sekolah yang lebih aman dan mendukung, serta membantu membangun kesadaran bersama akan pentingnya mencegah perundungan.
Dengan demikian, diharapkan sekolah dapat menjadi tempat yang nyaman bagi seluruh siswa-siswi, di mana mereka dapat tumbuh dan berkembang secara optimal tanpa harus merasa terancam atau takut akan perlakuan negatif dari teman-teman mereka.
Upaya untuk menciptakan lingkungan belajar yang positif dan mendukung tidak hanya tanggung jawab sekolah, tetapi juga melibatkan semua pihak yang terlibat di dalamnya.
Kolaborasi antara guru, siswa, orang tua, dan masyarakat sangatlah penting dalam menciptakan lingkungan sekolah yang inklusif dan aman bagi semua individu.
Dalam konteks ini, pendidikan tentang pentingnya menghormati perbedaan, empati, dan toleransi juga harus ditekankan.
Siswa-siswi perlu diberikan pemahaman bahwa setiap individu memiliki hak untuk dihormati dan dilindungi dari segala bentuk perilaku negatif atau diskriminatif.
Selain itu, penting juga untuk mengembangkan keterampilan sosial dan emosional pada siswa-siswi, sehingga mereka mampu mengelola konflik secara konstruktif dan tidak menggunakan kekerasan sebagai cara untuk menyelesaikan masalah.
Melalui pendekatan yang holistik dan komprehensif, diharapkan sekolah dapat menjadi wadah yang membentuk karakter yang baik pada setiap siswa-siswinya.
Selain upaya preventif, penanganan kasus perundungan juga harus dilakukan secara tegas dan adil.
Siswa-siswi yang melakukan perundungan harus diberikan sanksi yang sesuai dengan tingkat kesalahan yang dilakukan, sementara korban perlu diberikan perlindungan dan dukungan untuk mengatasi dampak psikologis yang mereka alami.
Penting untuk diingat bahwa mencegah dan mengatasi perundungan bukanlah tanggung jawab yang hanya harus ditanggung oleh sekolah saja, tetapi merupakan tanggung jawab bersama seluruh komunitas pendidikan dan masyarakat.
Hanya dengan kerja sama dan kesadaran yang tinggi dari semua pihak, kita dapat menciptakan lingkungan yang aman dan inklusif bagi seluruh siswa-siswi, di mana setiap individu dapat merasa dihargai dan diterima dengan baik.”
Terima kasih telah memberikan kesempatan untuk berbagi pandangan dan gagasan tentang upaya mencegah perundungan di lingkungan sekolah.
Semoga tulisan ini dapat memberikan kontribusi positif dalam membangun kesadaran akan pentingnya menciptakan lingkungan belajar yang aman dan mendukung bagi semua individu.