Oleh: Riki Cowang
Jurnalis, tinggal di Manggarai
Setiap kita menginginkan adanya perubahan, lebih lagi dalam konteks kemajuan suatu daerah, semua kalangan pasti mencita-citakan agar daerah menjadi lebih maju dari semua aspek.
Cita-cita demikian, terangkum dalam proses demi proses, wujud demi wujud. Politik menjadi salah satu metode. Melalui partisipasi untuk mewujudkan cita-cita bersama.
Partisipasi menjadi salah satu prinsip mendasar dari good governance, sehingga banyak kalangan menempatkan partisipasi sebagai strategi awal.
Partisipasi politik adalah salah satu aspek penting suatudemokrasi. Partisipasi politik merupakan ciri khas dari modernisasi politik.
Adanya keputusan politik yang dibuat dan dilaksanakan oleh pemerintah menyangkut dan mempengaruhi kehidupan warga negara, maka warga negara berhak ikut serta menentukan isi keputusan politik.
Menarik pendapat dari Miriam Budiarjo, (dalam Cholisin 2007:150) yang menyatakan bahwa partisipasi politik secara umum merupakan kegiatan seseorang atau sekelompok orang untuk ikut secara aktif dalam kehidupan politik, yaitu dengan jalan memilih pemimpin Negara dan langsung atau tidak langsung mempengaruhi kebijakan publik (public policy).
Kegiatan ini mencakup tindakan seperti memberikan suara dalam pemilihan umum, menghadiri rapat umum, menjadi anggota suatu partai atau kelompok kepentingan, mengadakan hubungan (contacting) dengan pejabat pemerintah atau anggota perlemen, dan sebagainya.
Manggarai Menuju Pilkada 2024
Menarik diamati, menjelang pilkada Kabupaten Manggarai yang tentu saja berbeda dengan pilkada sebelumnya. Saat ini begitu banyak figur-figur calon yang tampak di publik, dan sebetulnya itulah bagian dari partisipasi politik, unik dan cukup menarik.
Bukan saja incumbent, seperti Bupati Manggarai Herybertus G.L Nabit dan Wakil Bupati Heribertus Ngabut, namun begitu banyak lainnya, seperti dr. Ronal Susilo, Ebert Ganggut, Marta Muslin, Kosmas Banggut, Viktor Selamet, Fransiskus Ramli, Ben Isidorus dan masih banyak figur lainnya.
Munculnya figur-figur tersebut menjadi salah satu poin tersendiri bahwa partispasi politik begitu mencolok, walaupun kunci semuanya akan kembali kepada keputusan partai politik.
Wajah Manggarai menuju pilkada sebetulnya diwarnai banyak rupa. Mencuatnya nama-nama bakal calon bupati tersebut, menjadi satu sorotan besar untuk masyarakat. Salah satunya kebiasaan mengevaluasi dari berbagai aspek penilaian. Bukan asal bicara tapi sebetulnya hal itu sudah diamati terlebih dahulu dengan cara tersendiri.
Kursi nomor satu amat menggairahkan semua orang. Cuitan media semakin menampilkan eksis bakal calon bupati sampai pada mimpi-mimpi mereka untuk Manggarai.
Angka Kemiskinan Kabupaten Manggarai
Salah satu masalah sosial di Kabupaten Manggarai, yang kini menjadi poin prihatin dari setiap bakal calon adalah masalah kemiskinan.
Kemiskinan merupakan permasalahan yang kompleks. Sebagai suatu permasalahan yang global maka kemiskinan sering dikaitkan dengan kebutuhan, kesulitan, dan kekurangan di berbagai keadaan hidup.
Dengan kata lain kemiskinan merupakan suatu keadaan di mana rendahnya tatanan kehidupan disuatu daerah atau tingkat ekonomi yang rendah baik di perkotaan ataupun di perdesaan.
Tidaklah berbeda dengan Kabupaten Manggarai, berdasarkan data Badan Pusat Statistik Kabupaten Manggarai, yang diakses penulis melalui website manggaraikab.bps.go.id yang melampirkan jumlah penduduk miskin menurut kabupaten/kota (Ribu jiwa) tahun 2021-2023.
Angka kemiskinan Kabupaten Manggarai berdasarkan data ini begitu dinamis, di mana pada tahun 2021 jumlah penduduk miskin mencapai 71,03 ribu jiwa, pada tahun 2022 jumlah penduduk miskin mencapai 69,68 ribu jiwa, dan pada tahun 2023 mencapai 70,00 ribu jiwa.
Angka tersebut memungkinkan setiap orang (bakal calon) untuk adanya upaya pengentasan.
Pengentasan kemiskinan pada dasarnya sudah direalisasikan oleh pemerintah. Hanya saja kenyataan praktik di lapangan sering tidak sama atau berbanding terbalik dengan program yang dicanangkan.
Ketidaktepatan sasaran menjadi salah satu aspek yang menghambat penanggulangan kemiskinan.
Dalam menanggulangi kemiskinan, pemerintah juga harus melihat bagaimana situasi yang berkembang dari tahun ke tahun. Sebab, perkembangan dari dahulu sampai sekarang terjadi perubahan yang sangat besar terutama dalam bidang teknologi informasi.
Sudah selayaknya masyarakat bisa bersaing dengan era globalisasi yang semakin meningkat dan canggih.
Pada hakikatnya perubahan akan terjadi ketika manusia ada kemauan untuk merubah nasibnya.
Jadi kembali lagi pada diri masing-masing mengenai bagaimana menghadapi tantangan zaman yang semakin modern.
Angka demikian menjadi bahan pertimbangan setiap orang, lebih khusus untuk bakal calon bupati. Tentu figur-figur ini mempunyai potensi untuk mengurangi persoalan sosial itu, salah satunya soal kemiskinan.
Tidak hanya itu, figur-figur itu juga perlu memastikan visi strategis untuk menghadapi masa yang akan datang.
Para pemimpin dan masyarakat memiliki perspektif yang luas dan jauh ke depan atas tata pemerintahan yang baik dan pembangunan manusia, serta kepekaan akan apa saja yang dibutuhkan untuk mewujudkan perkembangan tersebut.
Selain itu, mereka juga harus memiliki pemahaman atas kompleksitas kesejarahan, budaya dan sosial yang menjadi dasar bagi perspektif tersebut.