Oleh: Yasinta Daus
Mahasiswi STIPAS Ruteng
Meski kasus korupsi kian menggurita di Tanah Air, namun masih ada asa sebab ada banyak pihak yang menggelorakan semangat antikorupsi.
Salah satu contohnya, ada pendidikan antikorupsi. Ini sebuah gerakan budaya dalam menumbuhkan nilai antikorupsi sejak dini.
Bagi penulis, hal ini saja tidak cukup kuat melawan perbuatan korupsi. Butuh semangat spiritualitas antikorupsi. Artinya, melawan ‘perbuatan bejat’ korupsi harus lahir dari dalam hati setiap orang.
Spiritualitas antikorupsi tentu saja nilai yang sangat penting. Spiritualitas merupakan upaya untuk mencapai kesadaran yang lebih tinggi dan menghubungkan diri dengan yang lebih besar dari diri kita sendiri.
Tentu kita semua sudah tahu bahwa korupsi adalah tindakan yang tidak jujur, penuh keserakahan dan merugikan orang lain demi kepentingan pribadi.
Dalam kehidupan kita sehari-hari tentu sering ditemukan kasus pencurian, bahkan terjadi di mana-mana.
Kasus pencurian tentu saja sangat merugikan orang lain di mana pelaku merampas hak milik orang hanya demi kepentingan induvidu saja. Ia tidak memikirkan orang lain.
Databoks melaporkan pada periode Januari- April 2023, terdapat beberapa jenis kasus pencurian yang paling banyak terjadi di Indonesia seperti kasus pencurian motor, uang dan aset-aset lainnya dengan. Sepanjang periode ini jumlah kasus pencurian sebanyak 3.116.
Di lihat dari pernyataan ini mau mengajarkan kepada kita betapa pentingnya untuk menghargai kepemilikan orang lain dan tidak merampas hak orang lain.
Mengapa spiritualitas antikorupsi urgen untuk didorong? Jawabannya tentu saja agar ada kesadaran untuk tidak menggunakkan kekuasaan atau jabatan demi mencuri uang dan merampas aset publik.
Kita harus bertindak dengan integritas dan menjaga keadilan dalam pengelolaan sumber daya publik.
Jangan Mencuri
Dalam Agama Katolik ada istilah dekalog atau 10 Perintah Allah. Ini adalah satu kumpulan prinsip biblika terkait etika dan ibadah, yang memegang suatu peranan penting dalam Yudaisme dan Kekristenan.
Nilai spiritualitas antikorupsi terkandung dalam dekalog dan dapat menjadi landasan yang kuat dalam memerangi korupsi.
Dekalog terdiri dari 10 prinsip moral. Panduan ini dapat membantu kita untuk hidup dengan integritas dan menjaga keadilan dalam kehidupan kita setiap hari.
Tentu dalam kehidupan kita setiap hari spiritualitas dapat mejadi pilar penting untuk membangun sikap antikorupsi.
Spiritual bukan hanya semata tentang keyakinan agama, tetapi juga tentang nilai-nilai moral dan etika yang dapat membentuk karakter seseorang.
Dekalog dalam agama Kristen dapat menjadi pedoman yang sangat relevan dalam memahami dan menerapkan spiritualitas antikorupsi.
Dalam dekalog ada perintah ‘jangan mencuri’. Ini merupakan suatu prinsip etis yang sangat penting dan harus dipegang teguh oleh setiap induvidu.
Mencuri adalah tindakan yang melanggar hak privasi dan kepemilikan orang lain. Mencuri juga memiliki konsekuensi serius yang merugikan diri sendiri atau induvidu serta masyarakat secara keseluruhan.
Perintah ‘jangan mencuri’ mencerminkan nilai-nilai yang mendasari keadilan, integritas, dan rasa hormat terhadap hak milik orang lain.
Ini juga dapat mencerminkan prinsip-prinsip moral universal yang diterima secara luas di berbagai budaya dan agama.
Dengan menjalankan prinsip ini, kita dapat membangun masyarakat yang adil dan juga saling menghormati, di mana hak dan kepemilikan orang lain dihargai.
Selain itu, dengan menghindari tindakan mencuri kita juga menjaga integritas diri kita sendiri dan membangun kepercayaan dengan orang lain.
Oleh karena itu penting bagi kita semua untuk menghormati dan mematuhi perintah ‘jangan mencuri’ sebagai pijakan dasar dalam bertindak dan berinteraksi dengan orang lain.
Dalam kehidupan sehari-hari, perintah ini mengajarkan kepada kita untuk hidup dengan integritas dan jujur.
Beberapa contoh bagaimana perintah ‘jangan mencuri’ dalam kehidupan sehari-hari kita yang dapat diterapkan, pertama, Tidak mengambil barang milik orang lain: Ini termasuk menghindari pencurian fisik seperti mencuri uang, barang elektronik, ataupun benda berharga lainnya. Kita harus menghormati hak milik orang lain dan tidak boleh merampasnya.
Kedua, Tidak melakukan penipuan atau kecurangan dalam bisnis: Tentu dalam dunia bisnis perintah ini mengajarkan kepada kita untuk tidak menggunakan praktik yang tidak jujur, seperti memalsukan dokumen, menyembuntikan informasi penting, atau mengambil keuntungan secara tidak adil dari orang lain.
Ketiga, Tidak menyalahgunakan kepercayaan orang lain: Ini berlaku dalam hubungan persona; maupun profesional. Kita harus menjaga yang diberikan kepada kita dan tidak memanfaatkan untuk kepentingan pribadi
Keempat, Tidak memanipulasi data atau informasi: Dalam era digital ini, manipulasi data atau informasi menjadi semakin mudah dilakukan.
Namun, sebagai orang yang berintegrasi, kita harus menghindari untuk melakukan hal ini. Memanipulasi data atau informasi dapat merugikan orang lain dan merusakan kepercayaan yang telah dibangun.
Kelima, Tidak menyalahgunakan kekuasaan: Jika kita memiliki posisi atau kekuasaan tertentu, perintah ini mengingatkan kepada kita untuk tidak menyalahgunakannya.
Kita harus bertanggung jawab dalam menggunakan kekuasaan yang diberikan kepada kita dan tidak memanfaatkanya untuk kepentingan pribadi atau kelompok tertentu.
Keenam, Memiliki sikap adil dan tidak memihak: Dalam mengambil keputusan atau menyelesaikan konflik, kita harus bersikap adil dan tidak memihak. Tidak mencuri juga berarti tidak merampas hak atau kesempatan orang lain dengan cara yang tidak adil.
Dari perintah ini mau mengajarkan kepada kita untuk hidup dengan integritas, jujur dan menghormati hak orang lain.
Dengan menerapkan nilai-nilai ini dalam kehidupan sehari-hari, kita dapat menjadi pribadi yang antikorupsi dan berkontribusi dalam membangun masyrakat yang lebih baik.