Oleh: Yos Nggarang
Di usia 35 tahun (2013), Emanuel Melkiades Laka Lena atau Melki Laka Lena ditugaskan oleh Partai Golkar “rumah” politiknya untuk maju sebagai wakil gubernur NTT. Usia segitu waktu itu belum populer dengan istilah milenial, sebagaimana istilah sekarang.
Maju sebagai wakil gubernur, kala itu ia dan pasangannya Ibrahim Agustinus Medah tidak masuk putaran kedua, mereka hanya menempati posisi ketiga. Selisih 1.163 suara dengan perolehan kandidat yang kedua, Esthon L Foenay dan Paul Elmumdus Tallo.
Setahun kemudian (2014) kembali Partai Golkar menugaskannya untuk maju sebagai calon anggota legislatif (caleg) dari daerah pemilihan NTT 1 (Flores, Lembata dan Alor). Lagi- lagi ia belum beruntung untuk masuk ke Senayan.
Dua laga yang sudah dijalaninya dengan hasil yang belum beruntung, Pilgub dan Pileg, Melki pun membuat acara syukuran – doa atas kekalahan, sekaligus keberuntugan dalam usianya 35 tahun maju ‘bertarung’.
Bagi mantan Sekjen PMKRI ini, “kekalahan juga patut untuk dirayakan dalam bentuk syukuran.”
Pasca acara ucapan syukur kepada yang Maha Kuasa dan Leluhur, lulusan Apoteker Universitas Sanata Darma ini membangun komitmen pada dirinya agar energinya dipakai untuk hal kepentingan bersama.
Hati nuraninya terus ‘dibakar’– lalu timbul amarah keprihatinan atas kondisi provinsinya yang belum beranjak dari persoalan mendasar. Dari sini ‘Api Cinta Melki’ menyala yang hingga kini terus ia rawat dan tak akan pernah padam. Dan ia terus semangat menggelorakan bait puisi yang ia rangkai dalam satu kalimat: Ayo Bangun NTT.
Ia akhirnya terikat pada credo: “konsisten bagian dari perjuangan dan perjuangan adalah pelaksanaan kata- kata”.
Sebagai Tunas Muda kala itu, ia menghimpun Tunas Muda NTT lainnya di setiap daerah, ia membangun wadah dalam bentuk: Yayasan Tunas Muda Indonesia (YTMI). Prinsip kerja yayasan ini sejauh yang saya ikuti adalah seperti jiwanya, jiwa Melki (melayani kita) dalam berbagai bidang.
Juga ia mendorong potensi-potensi teman- teman muda di NTT untuk berkiprah diberbagai bidang dengan tujuan yang sama: Membangun NTT.
Tiba di Senayan
Pemilu 2019 ia kembali mendapat tugas untuk maju sebagai Caleg DPR-RI dari daerah pemilihan NTT 2 (Timor, Sumba, Sabu dan Rote). Ia terpilih sebagai anggota DPR. Fraksi Golkar kemudian menempatkannya di Komisi IX yang bidang kerjanya meliputi; bidang Kesehatan, Ketenagakerjaan, BPJS, BPPOM, BP2MI. Bidang yang sesuai ia geluti semenjak SMA, mahasiswa dan kala sebagai aktivis gerakan.
Melki yang notabene sebagai anggota DPR pendatang baru. Namun, ia sudah memiliki banyak teman yang duluan tiba di Senayan pada periode sebelumnya. Yang menarik Melki dan Seniornya yang tak lain adalah sohibnya, Ahmad Doli Kurnia sebagai pendatang baru di DPR, mereka dipercayakan ketua umum untuk mengisi posisi pimpinan, ketua dan wakil ketua komisi.
Sebagaimana kita ketahui, sangat jarang partai besar seperti Golkar yang sistem jenjang kaderisasinya panjang dan rapi, memberi kesempatan pendatang baru untuk mengisi posisi pimpinan.
Mendapat dukungan rakyat NTT menduduki posisi sebagai anggota DPR, Melki tidak menyia-yiakan amanah rakyat NTT dan partainya. Diruangan DPR, Ia memandu jalannya rapat terkait banyak soal dibidang komisinya; menyusun Undang- Undang Kesehatan, juga Ia berjuang dan memastikan agar anggaran APBN sampai di bumi NTT.
Hasilnya bisa kita lihat. Dalam bidang kesehatan dan ketenagakerjaaan ia mengoptimalkan pembangunan infrastruktur dasar, yaitu rumah sakit (RS) dalam berbagai level, puskesmas serta fasilatas- fasilitasnya dan Balai Latihan Kerja (BLK).
Pembangunan infrastruktur RS, puskesmas dan BLK itu tidak hanya sebatas wilayah dapil 2 yang mengutusnya ke Senayan. Ia sadar betul panggilan jalan hidupnya sebagai politisi yang berkarakter “Melki NTT”: Asal dari Ende, lahir di Tanah Timor (Kupang), moyang ibu dari Pulau Sumba dan mengenyam Sekolah Pendidikan Menengah Pertama di Seminari Kisol, Manggarai Timur.
Dalam karakter “Melki NTT” terdapat nilai kebajikan yang mengandung harapan besar publik. Bahwa dalam hal membuat dan mengambil kebijkan, baik ia dalam posisi sekarang di (DPR) maupun posisi yang akan datang entah sebagai apa, kebijakannya tidak hanya untuk satu pulau, apalagi hanya untuk satu kelompok, tapi harus menjangkau seluruh pulau di daerah NTT. Setidaknya harapan ini ia sudah kerjakan dan buktikan.
Kiprah Melki dalam lima tahun ini sangat cemerlang. Sebagai pendatang baru di DPR, rakyat NTT tentunya bangga atas kepercayaan partainya, di mana saat ini, ia satu-satunya perwakilan NTT yang diberi kesempatan untuk mengisi posisi pimpinan komisi.
Lantas, mengapa Melki bisa mendapat kesempatan demikian? Ini tak terlepas dari sosoknya yang memenuhi unsur syarat sebagai pemimpin. Tidak diragukan lagi dari segi integritas, kapabiltas, kompeten. Ia juga handal dalam mengeksekusi kebijakan dan juga pribadinya yang sangat asyik -egaliter sehingga pergaulannya luas.
Buah dari pergaulannya yang luas ini ia memiliki banyak teman disemua partai, diberbagai level dan generasi. Pergaulan yang luas dan teman yang banyak itu tak terlepas dari pembawaan yang luwes.
Pekan lalu (23/7/2024), saat saya menghadiri Harlah Partai PKB ke 26 di JCC Senayan, di acara ini saya kebetulan berjumpa dengan senior saya, Ketua DPP Gerindra, Prasetyo Hadi (Pras) yang juga anggota DPR. “Bapak (Prabowo) sangat sayang sama Kaka Melki, bapak sudah putuskan mendukung dia maju gubernur NTT,” begitu ungkapan Pras, kami berpelukan malam itu.
Saya merasa, pelukan Bang Pras dan ungkapan kata “sayang” dari sang Presiden terpilih adalah sebuah sikap cinta yang tulus pada daerah NTT dan itu bentuk merayakan persahabatan yang sudah dirajut sekian puluh tahun antara mereka, saya hanya sebagai “penyambung” dan menjadi saksi persahabatan diantara mereka.
Begitu juga sang Ketua Harian Gerindra, Sufmi Dasco yang jauh hari meneropong figur kandidat gubernur NTT. Ketika dia menanyakan ke saya soal gambaran gubernur NTT, saya pun menyebut Melki. ” Melki adek saya,” respon bang Dasco kepada saya dalam sebuah moment dibulan Desember 2023.
Di barisan bangku yang sama, saya berbincang dengan ketua Fraksi PAN DPR-RI, Saleh Dauli. Mantan Ketua Pemuda Muhamadiyah ini mengungkapkan” Insha Allah PAN di NTT juga mengusung Melki ,” yang merupakan sahabat lamanya sesama Aktivis Gerakan dan kini satu komisi di DPR.
Rekan Saleh juga , yang merupakan Ketua DPW PAN NTT, Ahmad Yohan sudah jauh hari di bulan Mei mengutarakan “siap pasang badan mendukung dan memenangkan Melki”.
Baru- baru ini juga, Melki dalam kunjungan kerjanya di Manggarai raya, selaku anggota komisi IX, ia menyempatkan untuk berjumpa dengan politisi senior, Doktor Beni K Harman di Kebun pertanian Durian Musang King nya, di Melo, Desa Liang Ndara, Kecamatan Mbeliling, Manggarai Barat.
Anggota Komisi III DPR yang waktu itu sedang berkebun, beranjak dari pohon Durian menyambut juniornya, Melki yang datang di siang bolong.
“Ini Gubernur (NTT) Kita, harus jadi, kita harus dukung” sambutan singkat dari sang senior, tangannya sambil memegang tongkat.
Melki tidak bisa menyembunyikan perasaan gembira di kebun yang nan hijau dan asri itu. Apalagi hawa di kebun ini dingin, sejuk. Oksigen yang menjadi barang langka di kota- kota besar, disini surplus. Kita pengunjung dibuat betah.
Sebelum beranjak untuk melanjutkan kegiatan di Ruteng, Melki mendapat peneguhan dari seniornya ini soal ia maju gubernur.” Dorong Pertanian, perhatikan masyarakat. Nanti dalam membuat kebijakan porsi terbesar dan yang utama adalah masyarakat. Jangan terbalik,” ungkap Beni.
Pamit dari Senayan
Mendapat tugas baru dari partai Golkar dan restu Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto baru-baru ini untuk maju gubernur NTT 2024-2029, Ayah satu Putri ini tidak bisa menolak lagi.
Publik pun antusias menyambut pencalonan Wakil Ketua Komisi IX DPR ini untuk menjadi gubernur NTT.
Sambutan publik yang antusias itu terekam dalam berbagai survei yang dirilis dalam dua bulan ini; Charta Politika Periode (2-11 Mei), Ketua Tim Pemenang Pilpres pasangan Prabowo -Gibran untuk NTT ini dalam simulasi tiga kandidat, ia memperoleh elektabilitas tertinggi 38,4 persen, Ansi Lema memperoleh 32,4 persen dan Simon Petrus Kamlasi 3,3 persen.
Menariknya, dalam periode survei Charta Politika ini, Melki belum menyatakan maju sebagai kandidat gubernur. Ia baru resmi menyatakan maju saat ia mendaftar di empat partai: PAN, Demokrat, PKB PSI, dan itu ditanggal 19 Mei.
Pasca ia menyatakan maju tanggal 19 Mei,
Sokongan dukungan terbuka dari akar rumput dimulai dari Kota Pariwisata, Labuan Bajo, Manggarai Barat bulan Juni lalu. Bak ombak yang berepetisi, sokongan dukungan berikutnya datang dari Pulau Sumba, belasan ribu masyarakat deklarasi mendukung Melki maju gubernur.
Lalu deklarasi dukungan dari semua kota kabupaten di Pulau Timor, Sabu, Rote,Flores Timur dan Flores Tengah.
Hampir diseluruh Kota di NTT sudah deklarasi. Dan sekarang dukungan datang dari tingkat Kecamatan, Kelurahan dan kampung- kampung adat.
Kurang dari dua bulan setelah ia menyatakan maju, IndekStat sebuah lembaga riset dan survei yang dikoordinir oleh Partai Gerindra untuk mengukur kandidat gubernur NTT, terutama yang mendaftar di Partai tersebut merilis hasil survei periode 1- 10 Juli.
Lagi-lagi nama Melki unggul diangka 49,1% . Ada kenaikan perolehan dukungan dari periode bulan Mei ke Juli sebesar 11,4%. Dua kandidat lainnya Ansi Lema 20,9% dan Simon Petrus Kamlasi 8,8%
Sebagaimana penjelasan Paket Oase (Bung Orias) merespon hasil survei IndekStat dibeberapa media pekan lalu, bahwa pembiayaan survei ini dibiayai bersama oleh semua calon yang mendaftar.
Melki sendiri dalam catatan saya tidak pernah mendaftar di Partai Gerindra. Oleh karena itu, dia tentu tidak ikut urunan untuk membiayai survei tersebut.
Begitu pun hasil survei yang dirilis oleh lembaga SMRC baru-baru ini, dalam simulasi 3 nama; Melki Laka Lena tertinggi diangka 33,6%, Ansi Lema 26,5% dan Simon Pterus Kamlasi 13,2%.
Masih rilis survei SMRC, mereka juga merilis simulasi kandidat pasangan gubernur dan wakil gubernur.
Dalam tiga simulasi; simulasi pertama, Melki ketika dipasangkan dengan kadidat wakil Gabriel Bena memperoleh dukungan 34,4%, simulasi kedua 34,9% . Simulasi ketiga, ketika Melki berpasangan dengan Jane Natalia Suryanto mereka memperoleh dukungan tertinggi 36,6%.
Untuk kandidat pasangan Simon Petrus Kamlasi- Adrianus Garu, simulasi pertama memperoleh 22,0% , simulasi kedua 22,6% dan simulasi ketiga 22,7%
Sedangkan simulasi pertama untuk pasangan Yohanis Fransisukus Lema (Ansi) – Jane Natalia Suryanto memperoleh 21,7%. Simulasi kedua dan ketiga ketika Ansi berpasangan dengan Ketua DPD 1 Hanura NTT, Refafi Gah memperoleh dukungan 21,1% dan 19,1%.
Dari angka-angka diatas, figur Melki terlihat lebih unggul. Ini terbaca ketika Ansi Lema berpasangan dengan Jane Natalia, mereka hanya memperoleh dukungan 21,7%.
Begitu Melki berpasangan dengan Jane Natalia Suryanto, pasangan ini memperoleh dukungan 36,6%. Perbedaan yang sangat jauh.
Simulasi dari berbagai survei ini adalah pertanyaan tertutup, ini gambaran coblos surat suara. Melki memperoleh dukungan tertinggi.
Perolehan angka tertinggi Melki tak terlepas dari kiprahnya selama lima tahun di DPR. Ia tidak hanya sebatas memperjuangkan anggaran untuk membangun infrastruktur dasar (RS dN BLK), tapi ia juga turun membagi ilmu pengetahuan lewat sosialisasi dalam berbagai bidang kerja komisinya.
Melki menyatu dengan semua kalangan, baik elit maupun masyarakat akar rumput.
Melki juga tercatat salah satu anggota DPR waktunya lebih sering turun ke daerah mengeliligi NTT ‘belanja’ masalah.
Hari-harinya berjabat tangan dengan rakyat biasa, seperti dua pekan lalu di Dalong, Desa Liang Ndara, Kecamatan Mbeliling, Manggarai Barat.
Ia bertatap muka dengan ratusan masyarakat yang datang dari pedalaman. “ Aku merasa gembira ketika bersalaman dengan bapa/ ibu tadi. Tangan mereka begitu keras, bisa dipastikan hari- hari tangan mereka memegang pacul, dan alat pertanian lainnya, aku terharu,” ungkapnya.
Jadi, Melki menjangkau rakyat yang hari-harinya tidak menjangkau medsos. Mendengar keluh kesah mereka. Ia bisa merasa dari setiap genggaman tangan dalam setiap perjumpaan: entah menitipkan harapan atau perasaan terharu seperti di Kabupaten yang sudah terbangun RS Pratama.
Masyarakat Amfoang Kabupaten Kupang, Senin (29/7/2024) memberi kesaksian rasa haru terkini atas dimulainya pembangunan RS Pratama. “Kami terharu dan bangga, ini yang kami tunggu, kami terbantukan,” kata salah satu masyarakat.
Ya, pemenuhan rumah sakit atau puskesmas masih menjadi persoalan di NTT. RS adalah salah satu infrastruktur dasar, patut kita bangga bila sudah mulai tersedia.
Dalam lima tahun menjadi wakil rakyat di Senayan dan perannya sebagai pimpinan komisi ia maksimalkan untuk kepentingan NTT. Bila ada yang mengatakan lima tahun itu singkat, bagi Melki bukan soal singkat atau lamanya, tapi maknanya.
Melki sudah memberi makna: sudah memulai mengerjakan hal yang mendasar dan hal yang berkaitan kepentingan bersama.
Itu semua dia lakukan karena memiliki jiwa Melki: melayani kita.
Jiwa inilah yang membuat Presiden terpilih Prabowo Subianto sayang padanya dan memutuskan untuk mendukung pencalonannya maju gubernur NTT.***