Oleh: Pater Vinsensius Darmin Mbula, OFM
Ketua Presidium Majelis Nasional Pendidikan Katolik (MNPK)
Sejak kecil saya merasakan gurihnya pisang kepok alias muku dima di tanah Manggarai. Saat ini sejak selesai pandemi Covid-19, pisang sudah sirna dari tanah Congkasae lantaran pisang kena penyakit.
Entahlah sampai kapan, penyakit pisang atau pisang berpenyakit tersehatkan kembali dan warga masyarakat kembali mulai menikmati sedap gurihnya pisang goreng Congkasae.
Di sisi yang lain, tinggal beberapa bulan saja kita akan memilih pemimin kepala daerah, Kabupaten Manggarai Timur (Matim).
Saat ini, saya mencoba untuk menyumbangkan gagasan tentang Pisang Penyakit atau Penyakit Pisang sebagai realitas tantangan ekonomi, sosial, budaya ekologi, politik di Manggarai Timur dengan menggunakan pisau bedah Earth Democracy, sebuah konsep holistik dari Vandana Shiva.
Vandana Shiva adalah seorang ilmuwan lingkungan, aktivis, dan penulis terkemuka yang banyak menulis tentang keadilan ekologis, hak atas pangan, dan keberlanjutan.
Dengan harapan pemimpin yang terpilih sungguh pemimpin yang visioner akan Earth Democracy, menyehatkan dan membahagiakan rakyatnya secara holistik dan berkelanjutan, termasuk tanaman pisang yang sehat, hewan yang sehat, manusia juga sehat dan bahagia berkelanjutan.
Konsep dan Elemen Kunci dari Earth Democracy
Earth Democracy adalah konsep yang diperkenalkan oleh Vandana Shiva, seorang ilmuwan dan aktivis lingkungan dari India. Shiva menggambarkan Earth Democracy sebagai paradigma politik, ekonomi, dan ekologi yang berfokus pada keberlanjutan, keadilan, dan hak-hak alam serta masyarakat.
Konsep ini bertujuan untuk melawan model pembangunan yang eksploitatif dan tidak berkelanjutan, serta menegakkan hak-hak semua makhluk hidup di planet bumi sebagai rumah bersama semua makhluk hidup.
Dalam bukunya Earth Democracy: Justice, Sustainability, and Peace (2005), Shiva menekankan bahwa Earth Democracy adalah tentang membangun sistem yang berakar pada penghormatan terhadap keanekaragaman hayati, budaya, dan ekonomi lokal. Ini adalah ajakan untuk kembali pada cara hidup yang selaras dengan alam dan menghargai hubungan timbal balik antara manusia dan lingkungan mereka.
Konsep utama Earth Democracy mencakup beberapa prinsip kunci, antara lain: Pertama, Keanekaragaman Hayati dan Budaya: Menjaga dan menghormati keanekaragaman hayati dan budaya adalah inti dari Earth Democracy.
Shiva menekankan pentingnya mempertahankan benih asli dan praktik pertanian tradisional yang berkelanjutan sebagai cara untuk melindungi keanekaragaman hayati. Ini juga mencakup pengakuan terhadap pengetahuan lokal dan praktik budaya yang mendukung keberlanjutan ekologis.
Kedua, Keadilan Ekologis: Earth Democracy menuntut keadilan ekologis, di mana semua makhluk hidup, termasuk hewan dan tumbuhan, memiliki hak untuk hidup dan berkembang. Ini menolak eksploitasi sumber daya alam secara berlebihan yang mengabaikan kesejahteraan ekosistem dan komunitas lokal.
Ketiga, Ekonomi Berbasis Komunitas: Earth Democracy mempromosikan model ekonomi yang berbasis pada kebutuhan lokal dan berkelanjutan, berbeda dengan model ekonomi globalisasi yang sering kali meminggirkan masyarakat lokal dan merusak lingkungan. Ekonomi berbasis komunitas berfokus pada keberlanjutan, partisipasi komunitas, dan pengelolaan sumber daya lokal secara adil dan bertanggung jawab.
Keempat, Hak Asasi Alam dan Masyarakat: Shiva menekankan bahwa tidak hanya manusia yang memiliki hak, tetapi juga alam. Earth Democracy mengadvokasi hak-hak alam untuk ada dan berkembang, yang berarti mengakui bahwa sungai, hutan, dan gunung juga memiliki hak untuk dilindungi dari eksploitasi.
Kelima, Partisipasi dan Demokrasi Langsung: Earth Democracy mendukung partisipasi langsung masyarakat dalam pengambilan keputusan yang mempengaruhi kehidupan mereka dan lingkungan mereka. Ini menolak model demokrasi representatif yang sering kali dikendalikan oleh kepentingan korporasi dan elit politik.
Elemen-elemen kunci dari Earth Democracy menurut Vandana Shiva meliputi: 1). Ekologi dan Keberlanjutan: Berfokus pada perlindungan dan pelestarian lingkungan alam, Earth Democracy menekankan pentingnya kehidupan yang berkelanjutan.
Hal ini mencakup menjaga keseimbangan ekosistem, menghormati keanekaragaman hayati, dan menghindari eksploitasi alam yang berlebihan.
2). Keadilan Sosial dan Ekonomi: Earth Democracy bertujuan untuk menciptakan keseimbangan dalam distribusi sumber daya, menentang ketimpangan yang dihasilkan oleh kapitalisme global. Ini mempromosikan model ekonomi yang adil dan berkelanjutan, yang mendukung kesejahteraan semua anggota masyarakat.
3). Demokrasi Partisipatif: Konsep ini menekankan pentingnya partisipasi langsung dari masyarakat dalam proses pengambilan keputusan, terutama yang berkaitan dengan pengelolaan sumber daya alam dan kebijakan lingkungan.
4). Pengakuan terhadap Pengetahuan Lokal dan Tradisional: Earth Democracy menghargai pengetahuan lokal dan praktik-praktik tradisional sebagai cara untuk hidup secara berkelanjutan. Ini juga mencakup penghargaan terhadap budaya dan tradisi yang telah lama berperan dalam melindungi dan melestarikan lingkungan
5). Hak untuk Hidup dan Menghasilkan Secara Berkelanjutan: Setiap makhluk hidup memiliki hak untuk hidup dan menghasilkan secara berkelanjutan. Ini termasuk hak atas makanan, air bersih, udara bersih, dan lingkungan yang sehat.
Pisang Mati secara Masif, Pemkab Matim Diminta Lakukan Penyuluhan dan Kajian
Analisis Penyakit Pisang melalui Prinsip Earth Democracy
Penyakit pisang, seperti Penyakit Panama (Fusarium wilt) dan Penyakit Sigatoka, memiliki dampak ekonomis yang signifikan bagi petani pisang.
Analisis berdasarkan prinsip Earth Democracy dapat menguraikan tantangan ekonomis tersebut sebagai berikut: Pertama, Kerugian Ekonomi bagi Petani Kecil: Penyakit pisang mengancam hasil panen, yang mengakibatkan kerugian ekonomi langsung bagi petani kecil yang bergantung pada pisang sebagai sumber pendapatan utama.
Dalam konteks Earth Democracy, ini menggarisbawahi pentingnya sistem ekonomi yang adil dan berkelanjutan yang memberikan dukungan kepada petani kecil dan mengurangi ketergantungan mereka pada praktik pertanian yang merusak lingkungan.
Kedua, Kebutuhan untuk Solusi Berkelanjutan: Dari perspektif Earth Democracy, solusi terhadap penyakit pisang harus melibatkan pendekatan yang berkelanjutan, seperti pengembangan varietas pisang yang tahan terhadap penyakit dan teknik pertanian yang ramah lingkungan. Ini mendorong penghindaran penggunaan pestisida kimia yang dapat merusak ekosistem dan kesehatan manusia.
Ketiga, Pemberdayaan Ekonomi Lokal: Earth Democracy menekankan pemberdayaan ekonomi lokal melalui partisipasi masyarakat dalam pengambilan keputusan dan pengembangan solusi yang sesuai dengan konteks lokal. Ini termasuk memberikan akses ke pelatihan dan teknologi yang membantu petani dalam mengatasi penyakit pisang sambil menjaga keberlanjutan lingkungan.
Penyakit pisang juga menimbulkan tantangan ekologis yang mendalam. Berdasarkan prinsip Earth Democracy, analisis ini meliputi: Pertama, Keseimbangan Ekosistem yang Terancam: Penyakit pisang dapat menyebabkan kerusakan besar pada ekosistem pertanian dan mengganggu keseimbangan ekosistem yang lebih luas.
Dalam konteks Earth Democracy, ada penekanan pada perlunya menjaga keseimbangan ekosistem dan melindungi keanekaragaman hayati yang terancam oleh penyakit tanaman.
Kedua, Dampak Penggunaan Pestisida: Penggunaan pestisida kimia untuk mengendalikan penyakit pisang dapat menyebabkan kerusakan lingkungan, seperti pencemaran tanah dan air serta dampak negatif pada makhluk hidup non-target.
Prinsip Earth Democracy menekankan pentingnya metode pengendalian penyakit yang ramah lingkungan dan menghindari dampak negatif pada ekosistem.
Ketiga, Konservasi Keanekaragaman Hayati: Penyakit pisang sering kali mengancam spesies tanaman lain dan keanekaragaman hayati di sekitar area pertanian. Earth Democracy mendorong pendekatan yang mendukung konservasi keanekaragaman hayati dan mengintegrasikan teknik pertanian yang mendukung ekosistem alami.
Dari segi sosiologis, penyakit pisang dan atau pisang penyakit dapat mempengaruhi masyarakat secara luas. Berdasarkan prinsip Earth Democracy, analisis tantangan ini mencakup: Pertama, Ketidakadilan Sosial: Petani kecil sering kali lebih rentan terhadap dampak penyakit pisang dibandingkan dengan petani besar.
Earth Democracy menekankan pentingnya keadilan sosial, yang berarti memastikan bahwa solusi terhadap penyakit pisang juga memperhatikan kebutuhan dan hak-hak petani kecil serta memberikan dukungan yang diperlukan untuk mengurangi ketidakadilan.
Kedua, Partisipasi Komunitas: Mengatasi penyakit pisang memerlukan partisipasi aktif dari komunitas lokal. Earth Democracy mendorong keterlibatan masyarakat dalam proses pengambilan keputusan dan perencanaan, termasuk dalam hal pengembangan strategi pengendalian penyakit yang relevan dengan konteks lokal.
Ketiga, Pendidikan dan Kesadaran: Penyakit pisang menuntut peningkatan pendidikan dan kesadaran di kalangan petani tentang cara mengelola penyakit dan menerapkan praktik pertanian yang berkelanjutan. Earth Democracy mendukung pemberdayaan melalui pendidikan dan pelatihan, serta mengintegrasikan pengetahuan lokal dalam pengembangan solusi.
Implementasi Prinsip Earth Democracy dalam Mengatasi Penyakit Pisang: Pertama, Pendekatan Berkelanjutan: Mengembangkan dan menerapkan metode pengendalian penyakit yang ramah lingkungan, seperti varietas pisang tahan penyakit dan teknik pertanian organik. Mengurangi penggunaan pestisida kimia dan mendorong penggunaan solusi yang lebih alami.
Kedua, Pemberdayaan Ekonomi: Menyediakan dukungan finansial dan teknis bagi petani kecil untuk mengatasi kerugian akibat penyakit pisang. Membangun sistem yang mendukung kesejahteraan ekonomi petani dan mengurangi ketergantungan mereka pada praktik merusak.
Ketiga, Partisipasi Komunitas: Melibatkan petani, ahli pertanian, dan komunitas lokal dalam perencanaan dan pelaksanaan strategi pengendalian penyakit pisang. Menciptakan platform untuk diskusi dan kolaborasi dalam mencari solusi yang sesuai.
Keempat, Konservasi Keanekaragaman Hayati: Memastikan bahwa upaya pengendalian penyakit pisang tidak merusak keanekaragaman hayati. Mengintegrasikan prinsip-prinsip keberlanjutan ekologis dalam semua aspek pertanian.
Dengan mengadopsi prinsip-prinsip Earth Democracy, solusi terhadap penyakit pisang dapat diintegrasikan dengan pendekatan yang adil, berkelanjutan, dan partisipatif, yang tidak hanya mengatasi masalah secara langsung tetapi juga mendukung kesejahteraan masyarakat dan kesehatan ekosistem secara lebih luas.
Earth Democracy dalam Kepemimpinan Visioner di Pilkada Manggarai Timur
Menurut Vandana Shiva, Earth Democracy adalah konsep yang menekankan keadilan ekologis, keberlanjutan, dan hak-hak alam serta masyarakat.
Dalam konteks Pilkada Manggarai Timur, prinsip ini dapat diintegrasikan ke dalam kepemimpinan visioner dengan cara-cara berikut: Pertama, Keadilan Ekologis: Kepemimpinan visioner harus mencakup komitmen untuk menjaga keseimbangan ekosistem dan memastikan bahwa kebijakan tidak merusak lingkungan. Ini berarti mengadopsi strategi pembangunan yang mempertimbangkan dampak ekologis dan mempromosikan keberlanjutan;
Kedua, Partisipasi Masyarakat: Prinsip Earth Democracy menekankan pentingnya partisipasi masyarakat dalam pengambilan keputusan. Kepemimpinan visioner di Manggarai Timur harus melibatkan komunitas lokal dalam perencanaan dan pelaksanaan kebijakan, serta memastikan bahwa suara mereka didengar dan dipertimbangkan.
Ketiga, Keberlanjutan Sosial dan Ekonomi: Kepemimpinan harus mengintegrasikan keberlanjutan sosial dan ekonomi, yang berarti memperhatikan kesejahteraan masyarakat dan memastikan bahwa kebijakan tidak hanya menguntungkan segelintir pihak, tetapi juga bermanfaat bagi semua lapisan masyarakat.
Pilkada Manggarai Timur adalah kesempatan untuk memilih pemimpin yang dapat mengarahkan daerah tersebut menuju keberlanjutan dan keadilan sosial.
Dalam konteks ini, Earth Democracy memberikan panduan untuk analisis kepemimpinan visioner sebagai berikut: Pertama, Visi Lingkungan dan Pembangunan Berkelanjutan: Konservasi dan Pengelolaan Sumber Daya Alam: Kandidat harus memiliki visi yang jelas mengenai konservasi sumber daya alam dan pengelolaan yang berkelanjutan, seperti mengatasi deforestasi dan melindungi ekosistem lokal.
Adaptasi terhadap Perubahan Iklim: Kepemimpinan visioner perlu mengembangkan strategi untuk mengatasi dampak perubahan iklim, seperti penanggulangan bencana alam dan pengelolaan sumber daya air.
Kedua, Keadilan Sosial: Pemberdayaan Komunitas: Kandidat harus berkomitmen untuk memberdayakan masyarakat lokal, khususnya kelompok marginal, dan memastikan bahwa kebijakan yang diusulkan dapat mengurangi ketimpangan sosial dan ekonomi.
Akses ke Layanan Publik: Memastikan akses yang adil ke layanan publik seperti pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur untuk semua warga, tanpa memandang latar belakang sosial atau ekonomi.
Partisipasi dan Transparansi: Keterlibatan Masyarakat: Kandidat harus mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam proses pengambilan keputusan, termasuk melalui forum publik, konsultasi, dan inisiatif berbasis komunitas.
Keterbukaan dan Akuntabilitas: Kepemimpinan yang visioner harus menjamin transparansi dalam pemerintahan dan akuntabilitas terhadap kebijakan yang diterapkan.
Dengan menerapkan prinsip Earth Democracy, Pilkada Manggarai Timur dapat menjadi momen untuk memilih pemimpin yang tidak hanya visioner tetapi juga berkomitmen pada keberlanjutan, keadilan sosial, dan partisipasi masyarakat, dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan dan kesehatan lingkungan di daerah tersebut.
Kesimpulan
Tulisan ini membahas hubungan antara penyakit pisang, prinsip Earth Democracy menurut Vandana Shiva, dan dinamika Pilkada Manggarai Timur, serta bagaimana kepemimpinan visioner dapat mengatasi tantangan yang dihadapi.
Pertama, Penyakit Pisang dan Tantangan Ekologis: Penyakit pisang yang sedang mengancam produksi pangan di Manggarai Timur merupakan contoh nyata dari tantangan ekologis yang dapat merusak ketahanan pangan dan ekonomi lokal.
Masalah ini menunjukkan betapa pentingnya pengelolaan sumber daya alam dan perlunya solusi yang berbasis pada prinsip keberlanjutan dan keadilan ekologis.
Kedua, Menurut Vandana Shiva, Earth Democracy menekankan pentingnya keadilan ekologis, hak atas sumber daya alam, dan partisipasi masyarakat dalam pengambilan keputusan.
Prinsip ini menyoroti kebutuhan untuk mengelola sumber daya alam secara adil dan berkelanjutan, serta melibatkan masyarakat dalam proses pengambilan keputusan untuk memastikan bahwa semua suara didengar dan dipertimbangkan.
Ketiga, Kepemimpinan Visioner dalam Pilkada Manggarai Timur: Pilkada Manggarai Timur adalah kesempatan untuk memilih pemimpin yang dapat menerapkan prinsip Earth Democracy dalam kebijakan dan program mereka.
Kepemimpinan visioner yang berfokus pada keberlanjutan ekologis, keadilan sosial, dan partisipasi masyarakat akan memainkan peran kunci dalam mengatasi tantangan seperti penyakit pisang dan degradasi lingkungan.
Pemimpin yang mampu mengintegrasikan prinsip-prinsip tersebut ke dalam strategi pembangunan dapat membawa perubahan positif dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Keempat, Integrasi Solusi Berbasis Prinsip: Untuk menghadapi tantangan seperti penyakit pisang dan masalah ekologis lainnya, penting untuk mengadopsi solusi yang tidak hanya teknis tetapi juga mencakup pendekatan berbasis Earth Democracy.
Ini termasuk upaya konservasi, pengelolaan sumber daya secara berkelanjutan, serta partisipasi aktif masyarakat dalam perencanaan dan pelaksanaan kebijakan.
Kepemimpinan yang efektif harus mengedepankan kebijakan yang mendukung keadilan ekologis dan sosial, sambil memastikan bahwa dampak terhadap lingkungan dan masyarakat diperhitungkan secara menyeluruh.
Menghadapi tantangan yang kompleks seperti penyakit pisang dan atau pisang berpenyakit, degradasi lingkungan, dan krisis kepemimpinan dalam Pilkada Manggarai Timur memerlukan pendekatan yang holistik dan berkelanjutan.
Prinsip Earth Democracy menawarkan panduan berharga untuk membangun sistem yang adil dan berkelanjutan. Melalui kepemimpinan visioner yang mengintegrasikan prinsip-prinsip tersebut, diharapkan kita dapat mengatasi tantangan-tantangan ini dengan cara yang memajukan kesejahteraan dan kesehatan ekologis bagi semua masyarakat.
Dengan memahami dan menerapkan prinsip-prinsip Earth Democracy dalam kepemimpinan dan kebijakan lokal, kita dapat berharap untuk menciptakan solusi yang lebih adil, berkelanjutan, dan inklusif dalam menghadapi tantangan-tantangan yang ada, termasuk penyakit pisang atau pisang berpenyakit. Semoga ya semoga.
Daftar Pustaka
1. Shiva, Vandana. Earth Democracy: Justice, Sustainability, and Peace. South End Press, 2005.
2. Shiva, Vandana. The Violence of the Green Revolution: Third World Agriculture, Ecology, and Politics. Zed Books, 1991.
3. Shiva, Vandana. Stolen Harvest: The Hijacking of the Global Food Supply. South End Press, 2000.
4. Shiva, Vandana. Seed Sovereignty, Food Security: Women in the Vanguar. Women’s Press, 2014.
-5. Shiva, Vandana. Making Peace with the Earth: The Future of Global Environmental Justice. Haymarket Books, 2012.
-6. Shiva, Vandana. Monocultures of the Mind: Perspectives on Biodiversity and Biotechnology. Zed Books, 1993.
7. Shiva, Vandana. The Board Room, the Storm and the Living Earth. Penguin Random House, 2020.
8. Shiva, Vandana. Who Really Feeds the World?: The Failures of Agribusiness and the Promise of Agroecology. North Atlantic Books, 2016.