Kupang, Vox NTT – Komisaris Independen Bank NTT non-aktif, Frans Gana dan Penjabat Bank NTT, Andriko Noto Susanto dilaporkan ke Ombudsman RI dan KPK RI.
Keduanya dilaporkan oleh Koalisi Masyarakat Pemberantasan Korupsi (Kompak) Indonesia karena diduga telah melakukan maladministrasi dan kolusi dengan oknum pejabat Bank NTT.
Ketua Kompak Indonesia, Gabriel Goa menegaskan, Bank NTT diduga sudah mengeluarkan undangan resmi untuk mengadakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) Sabtu, 16 November 2024 menjelang Pilkada serentak 27 November 2024.
Undangan tersebut, kata Gabriel, ditandatangani Frans Gana atas perintah Penjabat Gubernur NTT, Andriko Noto Susanto.
“Langkah ini terbukti kuat telah melakukan penyalahgunaan kekuasaan dan atau maladministrasi yang wajib ditindak tegas Ombudsman RI, Mendagri dan OJK serta diproses hukum oleh KPK RI,” ujarnya dalam keterangan yang diterima awak media, Kamis, 14 November 2024.
Ia menegaskan, Penjabat Gubernur NTT sebagai pemegang saham pengendali dan komisaris independen Bank NTT non-aktif diduga kuat berkolusi dengan para mantan pejabat Bank NTT dan penguasa untuk “cawe-cawe” mengamankan Bank NTT yang sedang digugat hukum.
Mereka sedang digugat oleh mantan Dirut Bank NTT Izhak Rihi. Kini perkaranya sedang proses di Mahkamah Agung RI
Selain itu ada juga perkara MTN Rp50 miliar Bank NTT di Kejati NTT dan kasus dugaan tindak pidana korupsi kredit macet Rp100 miliar, serta Rp1,5 miliar dana talangan HUT Peringatan Hari Lahir Pancasila di Ende tahun 2022.
“Pegiat antikorupsi, tokoh-tokoh agama, DPRD NTT dan pers wajib hukumnya selamatkan uang rakyat ‘voice of the voiceless NTT’ yang diduga kuat dirampok berjemaah di Bank NTT,” ujar Gabriel.
Ia pun mendesak Ombudsman RI dan Ombudsman RI Perwakilan NTT untuk segera memanggil dan memeriksa Penjabat Gubernur NTT dan Komisaris Independen Non-Aktif yang diduga telah melakukan penyalahgunaan kekuasaan dan/atau maladministrasi dalam mengadakan RUPS LB pada Sabtu, 16 November 2024.
Gabriel selanjutnya mendesak Mendagri Tito Karnavian segera mencopot Penjabat Gubernur NTT, Andriko Noto Susanto yang diduga telah melakukan penyalahgunaan kekuasaan dan/atau maladministrasi dan kolusi.
Mereka diduga kuat berkolusi dengan mantan-mantan pejabat teras Bank NTT yang sedang bermasalah hukum dan mantan penguasa NTT. [VoN]