Rumah Kita Ada di Sini
Yang berlalu, biarlah berlalu,
dengan kejujuran yang hampa,
tertulis di lembaran yang terlipat,
terhampar di tanah yang kering.
Di atas hukum yang berlaku,
kita genggam tanggung jawab besar,
sebuah beban yang tak bisa dielak,
ketakutan yang mencekam jiwa.
Kita telah melangkah sejauh ini,
bukan untuk kembali menyesali,
tapi untuk menatap ke depan,
dengan tekad yang tak tergoyahkan.
Tanggung jawab ini adalah nyala api,
sekali tersulut, takkan padam,
jika telah salah, jangan harap dimaafkan,
karena yang akan datang
menuntut keadilan, bukan belas kasih.
Di ruang kecil ini kita berbicara,
tanpa batas, tanpa takut risiko,
kata-kata mengalir deras,
mengisi sunyi yang penuh keresahan.
Tapi bertobat, jika sungguh bertobat,
bukan hanya sekadar janji,
melainkan perubahan yang dijanjikan,
bagi kita, bagi rumah kita,
bagi masa depan anak-anak yang cantik dan manis.
Harapan ini bukan milik seorang,
bukan hanya tentang aku dan mereka
ini tentang kita, tentang semua,
tentang suara yang bersatu
menjadi gema yang mengguncang dunia.
Di ruang sana, tak ada suara,
hanya diam yang membisu,
tapi di ruang kecil ini,
suara kita adalah petir yang menggelegar.
Dan pada akhirnya, memaafkan,
adalah jalan bagi mereka yang sadar,
namun tanpa kata ampun lagi,
jika janji hanya sebatas kata.
Perubahan bukan sekadar harapan,
bukan sebatas impian kosong,
tapi sebuah keharusan,
sebuah totalitas yang tak terbendung.
Kami adalah hamba-hambamu,
kami pegang janjimu erat-erat,
tak ada ruang lagi bagi Kalian,
tak ada tempat bagi kepalsuan.
Aku yang menulis ini,
bukanlah musuh di rumah kita,
tapi suara yang tetap menyala,
mengingatkan agar kita tak lupa.
Bersyukurlah kepada kita,
yang masih punya hati nurani,
yang masih tahu bagaimana memaafkan,
tanpa kehilangan keadilan.
Flakban tak berarti bagiku,
tak akan menutup mulut yang berteriak,
karena kebenaran harus bersuara,
kejujuran harus ditegakkan.
Kita bersuara demi cahaya,
demi rumah besar dan luas ini,
agar tetap indah, tetap kokoh,
menjadi tempat berlindung bagi banyak orang.
Bukan sekadar bangunan,
tapi tempat di mana cinta tumbuh,
harapan bersemi,
dan setiap doa terangkat kepada-Nya.
Rumah kita ada di sini,
bukan sekadar tembok dan atap,
tapi hati yang tak mengenal takut,
jiwa yang tak mudah tunduk.
Maka bangunlah rumah ini dengan iman,
kuatkan dengan kebenaran,
agar setiap yang datang
menemukan cinta dan harapan,
bukan kepalsuan yang menyesakkan.
Kita ada di sini,
menjaga, merawat, mencintai,
agar rumah kita tak runtuh,
agar cahaya tetap menyala,
dan kita semua
dapat tinggal di dalamnya,
tanpa takut, tanpa ragu,
dengan damai dan kasih yang tak terpadamkan.
…… ……. …… ….
By: Kristina Leri, S. Pd.Gr
Tamatan : Universitas Widya Mandira Kupang
Tamatan PPG: Universitas Jember