Ruteng, VoxNTT.com – Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kabupaten Manggarai menyerahkan piagam penghargaan kepada Pemerintah Kabupaten Manggarai, Rabu, 4 Juni 2025.
Penghargaan ini diberikan sebagai bentuk apresiasi atas dukungan pemerintah daerah dalam menyukseskan penyelenggaraan Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Manggarai tahun 2024.
Piagam diserahkan langsung oleh Ketua Bawaslu Manggarai, Fortunatus Hamsah Manah, kepada Bupati Manggarai Herybertus Geradus Laju Nabit, dalam sebuah seremoni yang dihadiri jajaran Bawaslu dan sejumlah pejabat pemerintah kabupaten.
Menurut Fortunatus, dukungan Pemkab Manggarai selama proses Pilkada dinilai nyata dan strategis, mulai dari pengalokasian dana hibah hingga penyediaan sumber daya aparatur yang mendukung kelancaran tahapan pemilu.
“Piagam ini adalah pengakuan atas sinergi konkret pemerintah daerah, baik dalam bentuk anggaran maupun dukungan aparatur yang bekerja siang dan malam demi penyelenggaraan pilkada yang aman, adil, dan partisipatif,” ujar Fortunatus.
Ia menilai penyelenggaraan pemilu di wilayah seperti Manggarai bukan perkara sepele. Selain karena tantangan topografi berbukit, keragaman sosial dan budaya juga memerlukan pendekatan yang lebih inklusif dan dialogis.
Namun, menurut dia, keberhasilan Pilkada 2024 menunjukkan bahwa demokrasi dapat berakar kuat melalui kerja kolaboratif lintas institusi.
Bukan Sekadar Prosedural
Bupati Manggarai, Herybertus G.L Nabit, menyambut baik apresiasi tersebut. Ia menegaskan, keterlibatan pemerintah daerah dalam pemilu bukan semata urusan administratif, melainkan bagian dari tanggung jawab konstitusional.
“Demokrasi tidak cukup dibicarakan. Ia harus didukung secara nyata,” kata Hery.
Ia menyebut bahwa pihaknya telah mengalokasikan dana hibah sebesar Rp9 miliar kepada Bawaslu Manggarai, yang menurutnya adalah bentuk investasi untuk keberlanjutan demokrasi lokal.
Meski dana itu tergolong besar bagi kabupaten yang masih menghadapi tantangan pembangunan, Hery menilai pemilu adalah agenda strategis yang mesti didahulukan.
“Kualitas pemimpin yang dipilih akan menentukan arah pembangunan,” ujar politisi PDIP itu.
Demokrasi dan Budaya Lokal
Fortunatus menyebut pilkada bukan hanya urusan memilih pemimpin, tapi juga menjadi cermin kualitas demokrasi bangsa.
Dalam konteks Manggarai, yang kental dengan nilai kekeluargaan dan tradisi adat, proses pemilu menghadapi tantangan tersendiri.
Namun justru di sanalah, katanya, demokrasi menemukan bentuk lokalnya.
“Demokrasi bisa tumbuh dari tanah, bukan hanya hidup di dokumen dan seminar,” ujar Fortunatus.
Ia menambahkan, ketika semua elemen—pemerintah, penyelenggara, partai, TNI, Polri, tokoh adat, dan masyarakat—bergerak bersama, demokrasi menjadi milik bersama.
Fortunatus menyebut penghargaan yang diserahkan kepada Bupati Nabit bukan semata simbolis.
“Di balik piagam ini, ada kerja panjang, ada niat baik, dan ada cinta tulus terhadap republik ini,” ujar mantan Ketua GMNI Cabang Manggarai itu.
Sementara itu, Kepala Sekretariat Bawaslu Manggarai, Salesius Ndagung, menyampaikan bahwa lembaganya telah mengembalikan sisa anggaran dari dana hibah yang sebelumnya diterima dari Pemkab.
Menurut dia, langkah ini mencerminkan komitmen Bawaslu dalam pengelolaan keuangan negara secara akuntabel.
“Kami ingin menunjukkan bahwa lembaga pengawas tak hanya mengawasi, tapi juga memberi contoh bagaimana uang rakyat dikelola secara jujur dan efisien,” kata Salesius.
Ia menilai praktik pengembalian anggaran ini sebagai bagian dari upaya membangun kepercayaan publik terhadap demokrasi.
“Demokrasi tidak bisa tumbuh dari benih pemborosan,” ujarnya. [VoN]
Tinggalkan Balasan