Labuan Bajo,Vox NTT-Sejumlah petani di wilayah Kecamatan Lembor, Kabupaten Manggarai Barat (Mabar) mengaku hasil panen tanaman padi milik mereka di persawahan Lembor tahun 2017 menurun dratis hingga mencapai 50 persen.
Menurut mereka turunnya hasil panen disebabkan oleh kelangkaan pupuk. Selain itu padi para petani juga diserang hama.
Kepala Desa Daleng, Alfonsius Harto kepada VoxNtt.com, Kamis (4/5/2017) mengatakan luas area persawahan Daleng 1.500 Hektar Area (Ha).
Hasil panen pada tahun sebelumnya rata-rata setiap petani yang memiliki area sawah 1 Ha hasil panen mencapai 2 ton atau 40 karung.
Tahun 2017 petani yang memiliki area 1 Ha hanya memeroleh hasil 20 karung atau penurunan mencapai 50 persen.
Diakuinya, penyebab turunnya hasil panen padi disebabkan oleh langkanya pupuk yang dialami oleh petani di Lembor dan hama yang menyerang padi saat padi mulai berbuah.
“Saat petani di Lembor butuh pupuk MPK dan Urea, Pupuk itu tidak ada, pupuk baru tiba di tangan petani setelah pupuk tidak dibutuhkan lagi,biar harga Rp 1 juta pupuk waktu itu,tetapi karena tidak ada ya mau begamana lagi,” tutur Harto.
Selain itu, menurut Alfonisus penyebab turunnya hasil panen disebabkan harga obat untuk mengentas hama yang dijual di Lembor melambung tinggi.
Seperti obat Virtako dan explore serta obat pengusir namanya lainnya harganya mencapai Rp 150 Ribu sampai Rp 200 Ribu.
“untuk membeli obat pengusir hama yang mahal itu,sangat berat bagi petani di Lembar,”kata Alfons.
Petani Lembor, Mikael Kaus mengatakan area sawah miliknya seluas 2 Ha. Itu berlokasi di Munting, Desa Siru, Kecamatan Lembor
Pada tahun 2016 lalu hasilnya mencapai 90 karung atau 4 ton lebih. Dikarenakan kelangkaan pupuk dan diserang hama menyebabkan hasil panen tahun 2017 mencapai 43 karung atau turun 50 persen.
“Pupuk MPK dan Urea tiba terlambat di Lembor. Saat pupuk itu dibutuhkan petani,pupuk sudah tidak ada. Saat tidak dibutuhkan, pupuk mulai beredar di tangan petani,”ungkap Kaus.
Penyuluh Pertanian Belum Kerja Maksimal
Petani Lembor, Mikael Kaus menuturkan penyuluh pertanian di Lembor belum kerja secara maksimal sehingga hasil panen menurun.
Seharusnya kata dia, para penyuluh tidak boleh malu dengan hasil panen yang dicapai petani. Para penyuluh harus terbuka bahwa penyebab turunnya hasil panen disebabkan oleh langkanya pupuk.
Hal senada disampaikan petani Lembor lain, Ari Paung. Dia menuturkan para penyuluh pertanian di Lembor belum maksimal mengurus persoalan petani, sehingga hasil panen setiap tahunnya hampir turun.
“Kita menginginkan agar pera penyuluh pertanian untuk serius menyelesaikan masalah dasar petani seperti kelangkaan pupuk dan hama,” harap Air Paung. (Gerasimos Satria/VoN)